Rabu, 26 November 2014

FF BTS Lucky Fans pt 4



Tittle : Lucky Fans pt 4
Author : Nana Amalina
Cast : Park Jimin (BTS Jimin), Gishella (OC), Jeon Jeong Guk (BTS Jungkook), All member BTS, and other.
Genre : Romance
Lenght : Part
Rating : PG17 /?
Author note’s : sesuai janji ku dipart kemaren part ini bakal aku buat yang lebih panjang dari part” kemaren yang tadinya cuma 7-10 lembar di ms word sekarang jadi 21 lembar^^. Mohon maaf kalau ceritanya membosankan. But ini FF pertama aku, jadi masih banyak kekuranganJ
Happy Reading^^
Silent readers ? GO AWAY!!
WARNING TYPO DIMANA-MANA! Hati-hati alur yang tidak sesuai, kalimat susah dimengerti dan kalimat yang berulang-ulang.



 
Sumary :
“nuna, apa kau menyukaiku ?”


Author Pov

Shella masih tertidur di tempat tidur kesayangannya, tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 18.00 tidak biasanya Shella tidur siang selama itu, mungkin karena malamnya dia tidur lewat dari jam 12malam.
“tok..tok..tok..”
Shella mendengar kamarnya diketuk oleh seseorang.
Shella masih tertidur pulas diranjangnya. Dia enggan membuka matanya walaupun dia mendengar ketukan pada pintu kamarnya tersebut. Shella hanya melenguh mengubah posisi tidurnya. Terdengar pintu kamar Shella diketuk lagi lebih keras. Shella sedikit kaget dan kesal mendengar ketukan yang lebih keras pada pintu kamarnya tersebut. Itu sangat mengganggu. Shella terbangun, membuka matanya. Dia melirik jam dinding dikamarnya yang menunjukkan pukul 18.15 Shella sedikit merapikan penampilannya, lalu berjalan menuju pintu kamarnya. Dia penasaran siapa yang berani mengganggunya dan mengetuk pintu kamarnya terlalu keras seperti tadi. Shella membukakan pintu dan mendapati Jimin berada didepannya.
“Shella-ya, ayo kita makan malam” ucap Jimin polos tanpa menyadari kalau ulahnya itu sangat mengganggu Shella tadi.
“mwoo ?” Shella sedikit terkejut mendapati Jimin yang berada didepan depan pintu kamarnya, mengetuknya dengan kencang dan sekarang mengajak makan malam.
“kajja” Jimin menarik tangan Shella yang masih bengong melihat Jimin menuju ruang makan.
Para member BTS yang lain sudah berkumpul disana. Jin yang datang belakang dengan membawa menu terakhirnya dari pantry dapur. Terlihat dengan jelas bahwa makanan ini semua Jin yang memasaknya.

Shella Pov

“ayo duduk” Jimin menarikan kursi untukku dan mendudukanku, lalu dia menarik kursi disampingku dan duduk diatasnya.
Para member BTS tersenyum melihatku. Dan aku sedikit merasa canggung dengan situasi seperti ini.
“mulai besok kau harus makan bersama kami seperti ini ?” Jimin menatapku.
“kami sangat berterimakasih kepadamu” aku kaget mendengar Suga berbicara padaku. Karena ini baru pertama kalinya member yang bernama Suga itu berbicara padaku.
“tentu saja, karena kau akan menjadi bagian dari kami setelah ini. Karena kebaikanmu mengijinkan kami tinggal dirumahmu” Rapmon menambahkan.
“mulai besok kau harus memanggil kami dengan sebutan Oppa, arra ?” timpal Jhope.
“ah... kalian tidak perlu seperti itu. Aku senang jika kalian disini. Ini terlihat lebih ramai, karena biasanya rumah ini terlihat sepi sekali tanpa kalian” jawabku yang daritadi masih merasa canggung. Aku melemparkan senyuman kepada mereka.
“wah... senang sekali rasanya kami diterima disini. Shella-ya kau harus segera nyaman dengan kami, oke ?” Jimin tersenyum lalu merangkulku.
“hyaaaaa... Jimin-ah lepaskan tanganmu darinya” Jhope yang duduk didepanku berteriak melihat tingkah Jimin. Sejenak member yang lain menatapku dengannya.
“sudahlah, ayo kita makan” kata V yang mungkin tidak bisa lagi menahan rasa laparnya. Dengan cepat dia mengambil mengambil satu persatu makanan yang telah tersedia, meletakkan dipiringnya dan kemudian melahapnya.
“makanlah dengan perlahan” ucap Jin dengan pelan dan halus melihat V makan dengan begitu rakus.
Aku terseyum melihat Jin yang berbicara begitu lembut. Dia memang member yang paling diam diantara member yang lain dan ditambah dengan hobinya yang gemar memasak, itu akan menambah pesonanya. Aku melihat sekeliling meja makanku. Aku benar-benar seperti mimpi dikelilingi oleh 7 malaikat tampan. Mataku terhenti pada seseorang yang membuatku tertarik, yaitu pada Jungkook. Aku memperhatikan dia secara detail. Cara dia memakan makanannya terlihat sangat tenang tanpa berbicara sepatah katapun. Mungkin itu salah satu yang membuatku tertarik dan menyukainya lebih. Dia terlihat tampan, elegan, dan tenang, dia juga disebut dengan Golden Magnae. Astaga, aku masih tidak mengira kalau ini benar-benar BTS grup boyband Korea yang terkenal itu ada dirumahku sekarang.
“Shella-ya kau tidak makan ?” Jimin melihat piringku yang masih kosong belum terisi makanan.
Aku sedikit melirik kearah Jungkook, dia menatapku sejenak dan kemudian dia melanjutkan makannya kembali. Sepertinya Jimin mengetahui kalau aku sedang memperhatikan Jungkook daritadi.
“kau harus mencobanya, masakan buatan Jin hyung ini sangat enak, kau akan menyesal jika tidak mencobanya” Jimin mengambil beberapa potong daging dan meletakkannya dipiringku. Jin yang merasa terpanggil tersenyum kepadaku.
Wah perasaanku tidak bisa diungkapan lagi saat ini. Bisa tinggal serumah dengan mereka, melihat mereka secara langsung, dan sekarang Jimin mengambilkan makanan untukku.
“ah nde. Gomawo^^” aku tersenyum pada Jimin dan segera memakan makanan yang telah Jimin berikan padaku.
“wah benar, ini sangat enak”


Shella Pov

Setelah selesai makan malam, kami duduk bersama diruang TV sambil menonton kaset film action yang aku punya. Mereka semua terlihat serius memandangi layar TV yang sedang memutar film tersebut. Aku duduk disamping Jimin dan Jhope. Mataku sedari tadi masih tertuju pada seorang namja yang sedang terduduk dipinggir sofa sambil serius memainkan handphonenya, dia terlihat tidak sedang menikmati film yang sedang diputar. Tentu saja namja itu adalah Jungkook.
“kau tidak apa-apa ?” lagi-lagi Jimin membuyarkan pandanganku. Sepertinya orang itu selalu memperhatikanku.
“gwenchana” aku tersenyum menoleh kearah Jimin. Lalu mengembalikan pandanganku pada Jungkook.
Tak lama kemudian Jungkook bangun dari tempat duduknya. Aku yang sedang memperhatikannya daritadi melihat dia sedang menempelkan handphonenya yang sedari tadi dia mainkan ditelinganya. Raut wajahnya seperti sedang menunggu jawaban dari seseorang yang sedang dia hubungi tersebut. Aku mengela nafas, rasanya sedikit curiga dan bertanya-tanya siapa yang sedang dia hubungi ? apa dia menghubungi keluarganya ? atau temannya ? atau mungkin ??? aku berhenti memikirkan jawabannya. Terlebih Jhope yang duduk disebelah Jungkook hanya menggeleng-geleng kepalanya melihat tingkah Jungkook. Semua member BTS memang sudah mengetahui kalau Jungkook sedang menyukai seseorang.
Aku mengintip dari sela-sela pintu ruang TV, aku melihatnya dia masih gelisah menunggu seseorang untuk menjawab teleponnya. Lalu beberapa saat raut wajahnya tersenyum setelah mendengar seseorang yang dia telepon menjawab panggilannya. Mana mungkin dia menelepon keluarganya dengan ekspresi seperti itu. Hatiku berdesir melihatnya, tiba-tiba saja terasa sesak sekali. Aishh.. ada apa denganku ? bukankah aku itu hanya seorang fans mereka, tak seharusnya aku merasa begini. Lalu aku memalingkan pandanganku. Entah kenapa aku tidak mau memperhatikan dia lagi saat itu.

Jimin Pov

Aku duduk disampingnya, dan terus memperhatikannya. Aku melihat matanya tidak tertuju pada layar TV, aku mengikuti pandangannya matanya, mata itu tertuju pada Jungkook. Lagi-lagi dia memperhatikan orang itu, aku sudah menyadarinya sejak tadi saat makan malam, gadis itu terus memperhatikan Jungkook. Apakah Shella menyukainya ? aku bertanya-tanya, sekilas aku mengingat perkataan Jungkook tentang wallpaper yang ada dihandphone Shella. Sebenarnya ada apa ? aku mencoba mengalihkan pandangan Shella.
“kau tidak apa-apa ?” tanyaku padanya.
“gwenchana” dia tersenyum kepadaku. Dan itu berhasil membuatnya menatapku, tetapi hanya sekilas. Lalu dia mengembalikan pandangannya pada Jungkook.
Aku menyandarkan punggungku pada sofa. Sepertinya memang benar kalau Shella menyukainya. Dan itu cukup menggerus hatiku. Bukankah aku menyukainya ? Aku terus memperhatikannya, tak pernah sedikit pun matanya lepas dari Jungkook. Bahkan saat Jungkook beranjak pergi dari tempat duduknya, dia masih memperhatikannya. Aku juga sekilas melihat Jungkook, dia seperti sedang menelepon seseorang, aku sudah tau siapa yang dia hubungi, tentu sama Kim Hyu Ra yeoja yang sangat disukai oleh Jungkook. Kalau benar Shella menyukainya dan mengetahui ini pasti hatinya sangat terluka. Aku memutuskan untuk mengajaknya keluar.
“Shella-ya, jalan-jalan keluar yuk ? aku bosan” tanpa menunggu jawaban aku menarik tangannya untuk segera mengikutiku.

Shella Pov

Aku masih bingung mengapa Jimin mengajakku keluar malam-malam begini. Tapi kenapa juga aku harus menurutinya ? sebenarnya aku hanya menuruti kata hatiku.
Jimin mengajakku berjalan keliling komplek rumahku, tanpa ada tujuan, benar saja mana mungkin dia tau daerah disini. Akhirnya aku memutuskan untuk berhenti pada jembatan taman dikomplek rumahku. Taman itu terlihat sepi, tidak ada orang satu pun disana, hanya aku dan Jimin. Maka dari itu aku memperbolehkan Jimin berjalan-jalan keluar, tapi hanya sebatas komplek rumahku. Jika sudah keluar dari komplek rumahku mungkin itu akan membuatnya tidak aman, apalagi jika sampai diketahui oleh ARMY.
Aku melihat kesekeliling taman, terdapat beberapa lampu disana. Taman itu sangat indah. Aku tidak tau kenapa Jimin mengajakku keluar, seperti dia mengerti apa yang aku rasakan saat ini. Padahal aku terbilang baru sehari mengenalnya. Dan sekarang aku berduaan dengannya seperti ini, kenapa aku bisa cepat sekali dekat dengan mereka ? membuatku merasa canggung. Tak semua fans bisa seperti ini dengan idolanya bukan.
“kenapa kau mengajakku kemari ?” aku mulai membuka percakapan.
Jimin mengangkat bahunya “aku tidak tau, hanya saja aku merasa bosan didalam rumah berhari-hari” Jimin tersenyum. “karena kau tuan rumah, jadi aku mengajakmu”
“hmm...” aku menganggukan kepalaku mengerti.
“wae ? memang kenapa ? kau tidak mau menemaniku  ?” Jimin menatapku.
“ani... tentu saja aku mau. Hanya saja aku merasa aneh...” jawabku.
 “aneh ? aneh kenapa ?” Jimin bingung dengan ucapanku.
“hm...bukankah kita baru sehari berkenalan dan sekarang aku berduaan denganmu seperti ini, bukankah kau menganggapku orang asing ? dan sepertinya kita punya perasaan yang sama. Aku juga sedang merasa bosan dan suntuk tadi” ucapku. Aku menghela nafas, karena saat ini ada sesuatu yang mengangguku, tentu saja itu tentang Jungkook.
“aku tidak pernah menganggapmu orang asing, bukankah sekarang kita tinggal serumah ? aku hanya ingin akrab denganmu saja. Yang lain juga akan seperti ini nantinya. wae ? apa itu tentang dia ?” Jimin kembali menatapku.
Aku sontak kaget, apakah dia bisa membaca pikiranku ? kenapa dia bertanya soal ‘dia’ kepadaku ? aku bahkan tidak tau siapa ‘dia’ yang dimaksud oleh Jimin.
“mwo ?” aku tak mengerti maksud Jimin.
Jimin tersenyum kecil “Jungkook, aku melihat kau memperhatikannya daritadi, apa kau menyukainya ?”
Pertanyaan Jimin semakin membuatku kaget. Aku memasang ekspresi tidak percaya dengan pertanyaan yang Jimin berikan padaku. Bukankah aku baru sehari mengenalnya, kenapa dia bertanya seperti itu ? apa dia juga memperhatikanku ? Aku mengenal Jimin, member idiot kedua setelah Jhope menurutku dilihat dari video-video mereka di youtube. Ternyata seperti ini aslinya dia. Beda sekali dengan divideo-video itu, apakah dia mempunyai kekuatan dapat membaca pikiran manusia ? ahh itu tidak mungkin.
“hmm.. darimana kau bisa berkata seperti itu ? apa kau memperhatikanku ?” jawabku gugup.
“ekspresimu lucu sekali Shella-ya” Jimin tersenyum padaku dan mengelus pelan rambutku.
“hyaaa... jangan seperti ini, aku bukan anak kecil” aku melepaskan tangan Jimin dari kepalaku dengan sedikit kesal.
“wae ??? katanya kau lebih muda dariku ?” ledek Jimin.
“aisshhh...” aku kesal mendengarnya. “tapi memang benar kan kau memperhatikanku tadi ?” aku membalas meledeknya.
“tentu saja aku memperhatikanmu” jawab Jimin ringan.
“kenapa ?” tanyaku bingung.
“karena aku me....” Jimin terdiam mendengar ringtone handphoneku berbunyi.
Dengan cepat aku mengambilnya dari saku bajuku. Terdapat nama kontak ‘Kharissa’ sedang memanggilku. Aku memberi kode pada Jimin untuk meminta izin menerima panggilan dari teman sebangkuku tersebut. Aku melihat sekilas Jimin menghela nafasnya.
“hallo ?”
“Shella, kenapa kau bohong kepadaku ?? katanya Nesya berulangtahun hari ini, tadi aku menghubunginya ternyata dia tidak berulang tahun!!" terdengar suara Kharissa sedang marah ditelepon.
Aku mengingat tentang kebohonganku tadi pada Kharissa, dan aku juga lupa untuk memberi tau saudaraku. Matilah aku.
“maaf Khar, aku juga lupa. Aku kira hari ini ulangtahunnya, ternyata tidak. Aku mau memberitahumu tadi, tapi aku lupa. Maaf” aku memberikan alasan lagi pada Kharissa.
“kau sungguh tidah berbohong padaku ? tidak ada sesuatu yang kau sembunyikan kan ?” tanya Kharissa yang masih tidak percaya.
“tentu saja tidak, mana bisa aku menyembunyikan sesuatu darimu” aku berusaha membuat Kharissa percaya padaku.
“yasudah, aku tutup telponnya”
Kharissa langsung memutus panggilannya, padahal aku belum sempat menjawab. Mungkin dia masih kesal padaku.
Aku kembali pada Jimin, aku melihatnya sedang menatapku dengan tatapan bingung. Aku tahu, pasti dia tidak bisa mengerti apa yang aku bicarakan pada temanku ditelfon tadi, karena dia tidak bisa bahasa Indonesia. Aku tertawa melihat ekspresinya, sangat lucu.
“apa yang kau bicarakan tadi ?” tanya Jimin dengan masih memasang ekspresi bingungnya.
“tidak ada” jawabku santai.
“kau tidak sedang membicarakanku kan ?” Jimin memicingkan matanya.
“hyaa... rasa percaya diri dan rasa sok tau mu begitu besar ternyata” ucapku memasang ekspresi tak suka.
“wae ?? aku ini tampan, semua orang membicarakanku” ledek Jimin.
“Aishh... oiya, apa yang mau kau bicarakan tadi ?” tanyaku mengabaikan ucapannya tadi.
“soal apa ?”
“kenapa kau memperhatikanku ?” tanyaku kembali.
Jimin terlihat berfikir sejenak. “ahh... aniyaa. Karena kau begitu menarik jadi aku memperhatikanmu” dia memberikan alasannya padaku.
“lalu kenapa kau bisa berkata kalau aku menyukai salah satu teman digrupmu itu ?” tanyaku kembali.
“aku hanya menebaknya saja, apakah itu benar ?”
“aishhh... jangan sok tahu lagi” jawabku sinis.
Tiba-tiba Jimin menggelitik pinggangku, membuatku merasa geli. Tidak terima dengan perlakuan Jimin, aku membalas menggelitiknya. Dan akhirnya kita berdua tertawa lepas. Aku masih tidak menyangka bisa sedekat ini dengannya, lebih tepatnya bisa dekat dengan semua member BTS secepat ini hanya dengan jarak waktu sehari. Mereka yang tadinya hanya aku anggap sebagai mimpi, mana mungkin seorang fans bisa sedekat ini idolanya, apalagi idolanya itu adalah artis terkenal Korea seperti mereka. Lagi-lagi jantungku berdetak sangat cepat. Dan aku menghentikan aktivitasku.
“Jimin-ah” panggilku.


Jimin Pov

“Jimin-ah” panggilnya.
Jantungku berdebar sangat cepat mendengar dia memanggilku namaku seperti itu. Aku memperhatikan setiap lekuk wajahnya, hidung, mata, dah bibirnya, itu sangat sempurna buatku. Aku beralih menatap matanya yang sangat indah. Aku benar-benar telah jatuh dengan pesonanya. Bagaimana seorang sepertiku menyukai yeoja hanya dengan sekali melihatnya saja ? apa aku sudah gila ? aku baru sehari mengenalnya dan aku bahkan belum mengenal dia seutuhnya. Biasanya wanita yang mengejarku, kenapa kali ini rasanya berbeda ? apa aku benar-benar sangat menyukainya ?
“mwo ?” jawabku pelan.
“gomawo^^” dia tersenyum sambil menjauhkan tubuhnya dariku, melepaskan tanganku yang sedari tadi masih menempel pada pinggangnya. Senyuman itu, benar-benar membuat leleh hatiku.
“untuk apa ?” tanyaku bingung.
“walaupun aku bukan salah satu fansmu tapi aku mewakili para fansmu disini karena kau dan teman-teman satu grupmu telah datang ke Indonesia dan terimakasih untuk malam ini, kau sangat mengibur” ucapku.
Sebenarnya aku masih tidak mengerti maksudnya, tapi aku hanya mengiyakan jawabannya saja. Aku mengacak rambutnya, dan dia memasang wajah marahnya kembali. Sangat lucu.
“hyaaaa... sudah aku bilang aku tidak suka seperti itu”
Aku tidak memperdulikan ucapannya. Aku menggenggam tangannya dan mengajaknya untuk pulang.
“ayo pulang” ajakku.
Selama perjalanan menuju rumahnya, aku terus menggenggam tangannya dengan erat. Tangannya terasa dingin. Aku berharap aku bisa terus menggenggam tanganya seperti ini. Ahh jinjah aku benar-benar sudah jatuh dengannya. Bagaimanapun aku tidak boleh jatuh dengan seorang wanita karena pihak management belum mengizinkan kami untuk berpacaran. Tapi bagaimanapun ini adalah awal yang sempurna bagiku dengannya.


Author Pov

Dirumah Shella, terlihat para member BTS baru saja menyelesaikan nonton filmnya. Rapmon bangkit dari tempat duduknya untuk merenggangkan otot-ototnya yang pegal akibat 2jam duduk menonton film. Dia mengedarkan pandangan kesekitarnya. Jungkook juga yang baru saja menyelesaikan panggilannya menghampiri mereka.
“filmnya sudah selesai ?” tanya Jungkook dengan muka polos.
“memangnya dari mana saja kau ?” tanya V.
“ahh sudah pasti kau menelepon wanita itu lagi. Apa wanita itu tidak bosan mendengar suaramu ? kau akan membuat hidupnya menderita jika terus seperti itu” timpal Rapmon.
Jungkook hanya tersenyum malu mendengar pernyataan hyungnya yang tepat itu, sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.
“aku akan tetap berusaha mendapatkannya hyung”
“aishhh...” Rapmon kesal dengan sikap kekeh Jungkook.
“kemana Jimin dan Shella ?” tanya Jin melihat sekeliling ruangan tidak ada mereka berdua.
“aishhh anak ituuu” Jhope yang telah mengetahui bahwa Jimin menyukai Shella itu langsung merasakan khawatir, apalagi dia mengetahui sifat Jimin yang sedikit yadong itu.
“aku tadi melihatnya mereka keluar bersama” jawab Jungkook.
“mwo ?? ada apa dengan Jimin, tidak biasanya dia seperti itu dengan wanita” tanya Jin yang mulai curiga dengan Jimin.
Member yang lain hanya mengangkat bahu mendengar ucapan Jin.

Tidak lama Jimin dan Shella memasuki rumahnya, Jhope yang daritadi khawatir dengan mereka berdua sedang menunggunya diruang tamu. Melihat Jimin dan Shella memasuki rumah Jhope menghampiri mereka. Jhope melihat tangan Jimin berpegangan dengan Shella.
“hyaaaaa... neo! Darimana saja kalian ?” Jhope berusaha melepas tangan Jimin dari Shella dan mencekik leher Jimin menggunakan lengannya.
“hyaaaa... appo hyung. Lepaskan” Jimin meronta.
Shella tertawa kecil melihat tingkah mereka berdua.
“aku hanya berjalan-jalan dengannya saja, aku bosan dirumah” Jimin menjelaskan setelah berhasil melepaskan lengan Jhope dari lehernya.
“lalu apa yang telah kau lakukan padanya ?” Jhope melirik Shella.
“aku tidak melakukan apapun” jawab Jimin singkat.
“tenang saja oppa, aku hanya menemaninya jalan-jalan. Dia tidak akan menyakitiku” Shella ikut memberi penjelasan agar Jhope tidak perlu khawatir lagi padanya.
Lalu shella berjalan meninggalkan mereka berdua menuju kamarnya.
Jimin tersenyum lebar pada Jhope.
“aisshhh...” Jhope menjitak pelan kepala Jimin.
“hyaaa...hyung appo. Kenapa kau terus menyakitiku ?” keluh Jimin dengan nada sedikit kesal.
“sudah kubilang jangan bermimpi mendapatkannya” ucap Jhope.
“aku akan mendapatkannya hyung. Kenapa kau tak mendukungku ? aishhh” Jimin semakin kesal dan pergi meninggalkan Jhope menuju kamarnya.
Jhope berdecak dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Jujur sebenarnya Jhope mengetahui kalau Shella menyukai Jungkook, dia juga mengetahui kalau Shella adalah termasuk ARMY salah satu dari fans mereka.

Flashback Jhope

Member BTS yang lain sudah berangkat menuju rumah Om Agus untuk melakukan studynya. Jhope sudah memberitahukan untuk menyusul nanti. Setelah Jhope selesai dengan persiapannya, dia bergegas untuk menyusul member yang lain, namun langkahnya terhenti saat melihat pintu kamar Shella terbuka lebar, padahal Shella sudah berangkat sekolah.
“kenapa pintu itu terbuka ? apa dia lupa menutupnya” Jhope berjalan hendak menutup pintu kamar Shella, tapi dia berhenti ketika melihat pembantunya sedang membersihkan kamar Shella.
Dan dia sedikit melihat kedalam ruangan itu, terdapat banyak poster grup BTS, tapi paling banyak tentu saja adalah poster Jungkook yang merupakan bias Shella. Jhope terkejut saat melihat di poster Jungkook terdapat tulisan ‘Saranghae Jungkookie’ menggunakan tulisan hangul.
“apa dia menyukai Jungkook ?” pikirnya.
Dia melihat kearah meja belajar, dan terdapat beberapa tabloid tentang berita BTS terbaru, dia juga melihat beberapa lightstick BTS di meja belajarnya.
“apa dia seorang ARMY ? tapi kenapa tingkahnya biasanya saja terhadap kami ?” Jhope mengerutnya keningnya.

Flashback end


Shella memasuki kamarnya, dia merebahkan tubuhnya setelah melihat tempat tidur tercintanya tersebut. Pikirannya melayang kembali pada sosok namja yang disukainya, Jungkook. Dia apakah dia sudah memiliki kekasih ? bukankah agency nya masih melarang mereka untuk berpacaran ? tapi bisa saja mereka berpacaran secara diam-diam. Shella meraih handphonenya, dia memandangi foto yang terdapat di wallpapernya.
Kenapa aku terlahir hanya sebagai seorang penggemarnya ? tidak bolehkah aku menyukainya seutuhnya, batin Shella.
“huff...” Shella menghela nafasnya.
Handphone Shella menerima notif pesan line baru. Shella tertegun melihat pesan line tersebut dan membukanya.
From : Park Jimin
Apa kau sudah tidur ?
Serasa Shella tersentak membaca pesan itu, darimana dia mendapatkan id line ku ? Shella bertanya-tanya, lalu dia mengingat saat perjalanan pulang tadi kalau Jimin menanyakan id line nya, dan dia memberikannya. Shella menepuk  jidatnya pelan.
Mungkin karena tidak mendapat balasan, Jimin terus memberinya pesan.
From : Park Jimin
Hya... Shella-ya.

From : Park Jimin
Apakah kau benar-benar sudah tidur ?
.....

From : Park Jimin
Baiklah, tidur nyenyak Shella-ya. Selamat malam J
Shella tidak membalas satupun pesan dari Jimin, dia meletakkan handphonenya dibawah bantal dan memilih untuk tidur.
Sepertinya setelah ini hidupku tidak akan tenang, batinnya.



Shella Pov

Hari ini hari minggu, aku berniat bangun lebih lambat hari ini. Aku sedikit melihat jam dinding kamarku, baru menunjukan pukul 06.30 dan aku berencana untuk tidur lagi. Tapi sesuatu menggangguku. Lagi-lagi pintu kamarku diketuk oleh seseorang. Firasatku sudah tidak enak, pasti orang itu lagi yang mengetuk pintu kamarku. Aku berpura-pura tidak dengar dan menutup kepalaku dengan bantal.
“Shella-ya” panggilnya dari luar kamarku.
Aku tetap berpura-pura tidak dengar dan menutup telingaku lebih dalam.
“aku akan membuka pintu kamarmu jika kau tak segera bangun” teriaknya seakan dia tau kalau aku berpura-pura tidak mendengarnya.
Mwoo ? aishhh, dia tidak boleh masuk kamarku, bisa-bisa aku ketahuan kalau aku adalah fans mereka. Sangat memalukan pastinya. Akhirnya aku turun dari tempat tidur dan segera membukakan pintu dengan rambut yang masih acak-acakan, aku tidak mempedulikan penampilanku lagi didepan mereka. Benar-benar tidak akan tenang hidupku setelah ini, gerutuku.
“Shella-ya, ayo sarapan” dan benar saja dugaanku, Jimin ada didepan pintu kamarku.
“aku sedang tidak nafsu makan, kalian makan sendiri saja ya?” ucapku padanya dengan masang muka malas.
Tiba-tiba saja Jungkook datang menghampiri aku dan Jimin yang sedang berada didepan pintu kamarku.
“hyung, makanannya sudah siap” ucap Jungkook.
“Kookkie-ya, lihat Shella tidak mau makan dengan kami” Jimin bericara pada Jungkook, seakan-akan aku tidak mau makan bersama mereka lagi.
“aniyaaaa! Tentu saja aku mau” tangkis ku.
Jimin langsung tersenyum lebar mendengar perkataanku. Apa mentang-mentang dia mengira kalau aku menyukai Jungkook, dan berbicara dengan Jungkook membuat itu sebagai senjatanya.
“kajja” ajak Jimin.
“nanti aku menyusul, aku mau mandi dulu” pintaku.
“baiklah, kau sangat lucu ketika sedang bangun tidur” ucap Jimin sebelum aku menutup pintu kamarku. Dan aku tidak memperdulikan ucapannya. Lalu tanpa berkata apa-apa lagi aku masuk kedalam kamarku dan segera mandi.

Setelah selesai mandi, aku berjalan keluar kamar menuju meja makan. Dan disana para member BTS sudah menunggu dengan memasang wajah menahan lapar. Aku jadi merasa bersalah.
“hei, kenapa kalian tidak makan duluan saja ?” tanyaku merasa kasihan dengan mereka dengan ekspresi wajah mereka seperti itu. Aku duduk disebelah Jimin.
“Jimin hyung menyuruh kami untuk menunggumu, dan dia menyandra semua makanan” keluh V, dia memang terlihat paling tidak bisa menahan rasa lapar.
“sudahlah, kita hanya menunggu sebentar” ucap lembut Jin pada V.
“ahh... mianhe oppadeul” aku jadi semakin merasa bersalah.
“tidak apa-apa Shella-ya” Jimin menepuk pundakku.
“ayo kita makan” ajakku.
Lalu aku makan bersama mereka. Sepertinya aku sudah mulai terbiasa dengan kehadiran mereka disekitarku. Aku mulai merasa nyaman dengan situasi seperti ini padahal baru dua hari bersama mereka. Tidak peduli apa hubunganku dengan mereka yang mungkin hanya sekedar fans dengan idola, atau teman, atau mungkin lebih dari itu. Aku tidak masalah dengan itu semua, aku tidak masalah dengan seperti apa mereka mengganggapku. Aku tidak merasa canggung lagi dan mengganggap mereka sebagai saudaraku sendiri. Aku adalah fans yang beruntung dapat dekat dengan mereka seperti ini. Hanya saja rasa beruntung itu belum cukup bagiku, karena aku ingin hubunganku lebih dari sekedar fans dengan idola, teman, atau keluarga dengan salah satu dari mereka. Mungkin itu memang terlihat serakah, tapi begitulah perasaanku. Tentu saja itu tentang Jungkook, biasku. Sebenarnya aku tidak membenarkan perasaan apa yang aku berikan padanya, hanya saja aku merasa terus memperhatikannya. Aku juga tidak tahu perasaan apa ini ? aku menyukainya atau hanya sekedar mengaguminya ?

Setelah selesai makan, sepertinya aku akan menghabiskan waktu hanya bersama mereka hari ini, dan lagipula kakakku harus pergi selama dua untuk tugas kuliahnya. Tapi tidak apa-apa, itu akan membuatku semakin akrab dengan mereka.
Aku duduk diruang tamu sambil memainkan handphoneku.
“nuna, kau sedang apa ?” Jungkook duduk disebelahku, sontak aku langsung menyembunyikan handphoneku, takut kejadian foto wallpaperku bakal terulang lagi.
“aniyaaa” jawabku gugup.
“kau tidak sedang memandang fotoku kan ?” tanyanya setengah meledek.
“mwoo ? percaya diri sekali kau bocah” jawabku dengan nada meledek juga. Kenapa rasanya semua member BTS mempunyai rasa percaya diri yang begitu besar. Apakah manager mereka mengajarinya ?
“bocah ? apa aku terlihat seperti anak kecil dimatamu ?” tanya Jungkook dengan wajah polosnya.
“tentu saja, kau itu kan lebih muda dariku” jawabku ringan.
“bagaimana kalau seperti ini, apakah aku masih terlihat seperti anak kecil dimatamu ?” Jungkook mendekatkan wajahnya ke wajahku, jarak kami hanya tinggal 3cm lagi, wajahkun dapat merasakan hembusan nafasnya, lalu Jungkook mengarahkan pandangannya pada bibirku.
“hyaaaa!!” aku mendorong tubuhnya, aku rasa pipi ku juga sudah mulai memerah akibat ulah Jungkook barusan.
Jungkook tertawa lepas.
“nuna, apa kau menyukaiku ?” pertanyaan Jungkook mengagetkanku.
“mwooo ?” dan kenapa rasanya saat ini semua orang melontarkan pertanyaan itu padaku.
“benarkan kau memasang fotoku di wallpaper handphonemu” Jungkook memegang handphoneku memperlihatkan foto wallpaper itu padaku. Entah sejak kapan dia mengambilnya dari tanganku. Tiba-tiba saja aku merasa kalau aku adalah manusia paling bodoh diseluruh dunia ini. Kenapa aku tidak menggantinya waktu itu ? ahhh jinjah.
“hyaaaa, darimana kau menemukannya ? cepat kembalikan” aku sontak kaget dan berusaha meraih handphoneku yang dia genggam pada tangannya. Tubuhnya lebih tinggi dariku, membuatku tak bisa menggapainya.
“tidak mau” Jungkook semakin meledekku.
“hyaaa!! Cepat kembalikan” aku masih berusaha meraih handphoneku.
“masih mau bilang kalau aku salah melihatnya ?” ledek Jungkook.
“aisssshhh” aku mulai kesal dengannya.
“katakan kalau kau menyukaiku, baru aku akan mengembalikannya” pintu Jungkook. Tiba-tiba saja jantungku berdetak sangat cepat, lebih cepat dari biasanya mendengar permintaan Jungkook. Ada apa ini ? rasanya aku ingin lari darinya saat ini.
“andwheeee” aku menolak.
“cepat katakan”
“gak mau”
“cepat”
“tidak!”
“yasudah, aku tidak akan ku kembalikan”
“berhenti menggodaku Jungkookie!” aku mulai emosi.
“katakan dulu”
“iyaa, aku menyukai mu. Wae ??” Setelah perdebatan yang sangat panjang akhirnya aku mengatakannya juga.
“benarkah ?” Jungkook menatapku.
“tidak” aku menjulurkan lidah dan dengan cepat meraih handphoneku saat dia sudah menurunkan tangannya.
“hyaaa”
Aku berlari menghindari Jungkook, dan dia mengejarku. Dan...
BLAK
Aku menabrak seseorang.

To be Continue...

Setelah berhasil mengumpulkan inspirasi yang sempat berantakan didalam pikiran, dan akhirnya aku bisa menyelesaikan FF part 4 yang membosankan ini. Aku tau FF ini masih banyak kekurangan, maka dari itu comment dan saran sangat berarti buatku, supaya aku lebih niat lagi buat lanjutin FFnya, kirim mention kalian ke twitterku @nana_amalinaa, tapi no bash yaa;) Gomawo^^