Tittle
: Lucky Fans pt 4
Author : Nana Amalina
Cast : Park Jimin (BTS Jimin), Gishella (OC), Jeon
Jeong Guk (BTS Jungkook), All member BTS, and other.
Genre : Romance
Lenght : Part
Rating : PG17 /?
Author note’s : sesuai janji ku dipart kemaren part
ini bakal aku buat yang lebih panjang dari part” kemaren yang tadinya cuma 7-10
lembar di ms word sekarang jadi 21 lembar^^. Mohon maaf kalau ceritanya
membosankan. But ini FF pertama aku, jadi masih banyak kekuranganJ
Happy Reading^^
Silent readers ? GO AWAY!!
WARNING TYPO DIMANA-MANA! Hati-hati alur yang tidak
sesuai, kalimat susah dimengerti dan kalimat yang berulang-ulang.
Sumary :
“nuna, apa kau
menyukaiku ?”
Author Pov
Shella masih tertidur di tempat tidur
kesayangannya, tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 18.00 tidak biasanya
Shella tidur siang selama itu, mungkin karena malamnya dia tidur lewat dari jam
12malam.
“tok..tok..tok..”
Shella mendengar kamarnya diketuk oleh
seseorang.
Shella masih tertidur pulas
diranjangnya. Dia enggan membuka matanya walaupun dia mendengar ketukan pada
pintu kamarnya tersebut. Shella hanya melenguh mengubah posisi tidurnya.
Terdengar pintu kamar Shella diketuk lagi lebih keras. Shella sedikit kaget dan
kesal mendengar ketukan yang lebih keras pada pintu kamarnya tersebut. Itu
sangat mengganggu. Shella terbangun, membuka matanya. Dia melirik jam dinding
dikamarnya yang menunjukkan pukul 18.15 Shella sedikit merapikan penampilannya,
lalu berjalan menuju pintu kamarnya. Dia penasaran siapa yang berani mengganggunya
dan mengetuk pintu kamarnya terlalu keras seperti tadi. Shella membukakan pintu
dan mendapati Jimin berada didepannya.
“Shella-ya, ayo kita makan malam” ucap
Jimin polos tanpa menyadari kalau ulahnya itu sangat mengganggu Shella tadi.
“mwoo ?” Shella sedikit terkejut
mendapati Jimin yang berada didepan depan pintu kamarnya, mengetuknya dengan
kencang dan sekarang mengajak makan malam.
“kajja” Jimin menarik tangan Shella yang
masih bengong melihat Jimin menuju ruang makan.
Para member BTS yang lain sudah
berkumpul disana. Jin yang datang belakang dengan membawa menu terakhirnya dari
pantry dapur. Terlihat dengan jelas bahwa makanan ini semua Jin yang
memasaknya.
Shella Pov
“ayo duduk” Jimin menarikan kursi
untukku dan mendudukanku, lalu dia menarik kursi disampingku dan duduk
diatasnya.
Para member BTS tersenyum melihatku. Dan
aku sedikit merasa canggung dengan situasi seperti ini.
“mulai besok kau harus makan bersama
kami seperti ini ?” Jimin menatapku.
“kami sangat berterimakasih kepadamu”
aku kaget mendengar Suga berbicara padaku. Karena ini baru pertama kalinya
member yang bernama Suga itu berbicara padaku.
“tentu saja, karena kau akan menjadi
bagian dari kami setelah ini. Karena kebaikanmu mengijinkan kami tinggal
dirumahmu” Rapmon menambahkan.
“mulai besok kau harus memanggil kami
dengan sebutan Oppa, arra ?” timpal Jhope.
“ah... kalian tidak perlu seperti itu.
Aku senang jika kalian disini. Ini terlihat lebih ramai, karena biasanya rumah
ini terlihat sepi sekali tanpa kalian” jawabku yang daritadi masih merasa
canggung. Aku melemparkan senyuman kepada mereka.
“wah... senang sekali rasanya kami
diterima disini. Shella-ya kau harus segera nyaman dengan kami, oke ?” Jimin
tersenyum lalu merangkulku.
“hyaaaaa... Jimin-ah lepaskan tanganmu
darinya” Jhope yang duduk didepanku berteriak melihat tingkah Jimin. Sejenak
member yang lain menatapku dengannya.
“sudahlah, ayo kita makan” kata V yang
mungkin tidak bisa lagi menahan rasa laparnya. Dengan cepat dia mengambil
mengambil satu persatu makanan yang telah tersedia, meletakkan dipiringnya dan
kemudian melahapnya.
“makanlah dengan perlahan” ucap Jin
dengan pelan dan halus melihat V makan dengan begitu rakus.
Aku terseyum melihat Jin yang berbicara
begitu lembut. Dia memang member yang paling diam diantara member yang lain dan
ditambah dengan hobinya yang gemar memasak, itu akan menambah pesonanya. Aku
melihat sekeliling meja makanku. Aku benar-benar seperti mimpi dikelilingi oleh
7 malaikat tampan. Mataku terhenti pada seseorang yang membuatku tertarik, yaitu
pada Jungkook. Aku memperhatikan dia secara detail. Cara dia memakan makanannya
terlihat sangat tenang tanpa berbicara sepatah katapun. Mungkin itu salah satu
yang membuatku tertarik dan menyukainya lebih. Dia terlihat tampan, elegan, dan
tenang, dia juga disebut dengan Golden Magnae. Astaga, aku masih tidak mengira
kalau ini benar-benar BTS grup boyband Korea yang terkenal itu ada dirumahku
sekarang.
“Shella-ya kau tidak makan ?” Jimin
melihat piringku yang masih kosong belum terisi makanan.
Aku sedikit melirik kearah Jungkook, dia
menatapku sejenak dan kemudian dia melanjutkan makannya kembali. Sepertinya
Jimin mengetahui kalau aku sedang memperhatikan Jungkook daritadi.
“kau harus mencobanya, masakan buatan
Jin hyung ini sangat enak, kau akan menyesal jika tidak mencobanya” Jimin
mengambil beberapa potong daging dan meletakkannya dipiringku. Jin yang merasa
terpanggil tersenyum kepadaku.
Wah perasaanku tidak bisa diungkapan
lagi saat ini. Bisa tinggal serumah dengan mereka, melihat mereka secara
langsung, dan sekarang Jimin mengambilkan makanan untukku.
“ah nde. Gomawo^^” aku tersenyum pada
Jimin dan segera memakan makanan yang telah Jimin berikan padaku.
“wah benar, ini sangat enak”
Shella Pov
Setelah selesai makan malam, kami duduk
bersama diruang TV sambil menonton kaset film action yang aku punya. Mereka
semua terlihat serius memandangi layar TV yang sedang memutar film tersebut.
Aku duduk disamping Jimin dan Jhope. Mataku sedari tadi masih tertuju pada
seorang namja yang sedang terduduk dipinggir sofa sambil serius memainkan
handphonenya, dia terlihat tidak sedang menikmati film yang sedang diputar.
Tentu saja namja itu adalah Jungkook.
“kau tidak apa-apa ?” lagi-lagi Jimin
membuyarkan pandanganku. Sepertinya orang itu selalu memperhatikanku.
“gwenchana” aku tersenyum menoleh kearah
Jimin. Lalu mengembalikan pandanganku pada Jungkook.
Tak lama kemudian Jungkook bangun dari
tempat duduknya. Aku yang sedang memperhatikannya daritadi melihat dia sedang
menempelkan handphonenya yang sedari tadi dia mainkan ditelinganya. Raut
wajahnya seperti sedang menunggu jawaban dari seseorang yang sedang dia hubungi
tersebut. Aku mengela nafas, rasanya sedikit curiga dan bertanya-tanya siapa
yang sedang dia hubungi ? apa dia menghubungi keluarganya ? atau temannya ? atau
mungkin ??? aku berhenti memikirkan jawabannya. Terlebih Jhope yang duduk
disebelah Jungkook hanya menggeleng-geleng kepalanya melihat tingkah Jungkook.
Semua member BTS memang sudah mengetahui kalau Jungkook sedang menyukai
seseorang.
Aku mengintip dari sela-sela pintu ruang
TV, aku melihatnya dia masih gelisah menunggu seseorang untuk menjawab
teleponnya. Lalu beberapa saat raut wajahnya tersenyum setelah mendengar
seseorang yang dia telepon menjawab panggilannya. Mana mungkin dia menelepon
keluarganya dengan ekspresi seperti itu. Hatiku berdesir melihatnya, tiba-tiba
saja terasa sesak sekali. Aishh.. ada apa denganku ? bukankah aku itu hanya
seorang fans mereka, tak seharusnya aku merasa begini. Lalu aku memalingkan
pandanganku. Entah kenapa aku tidak mau memperhatikan dia lagi saat itu.
Jimin Pov
Aku duduk disampingnya, dan terus
memperhatikannya. Aku melihat matanya tidak tertuju pada layar TV, aku
mengikuti pandangannya matanya, mata itu tertuju pada Jungkook. Lagi-lagi dia
memperhatikan orang itu, aku sudah menyadarinya sejak tadi saat makan malam,
gadis itu terus memperhatikan Jungkook. Apakah Shella menyukainya ? aku
bertanya-tanya, sekilas aku mengingat perkataan Jungkook tentang wallpaper yang
ada dihandphone Shella. Sebenarnya ada apa ? aku mencoba mengalihkan pandangan
Shella.
“kau tidak apa-apa ?” tanyaku padanya.
“gwenchana” dia tersenyum kepadaku. Dan
itu berhasil membuatnya menatapku, tetapi hanya sekilas. Lalu dia mengembalikan
pandangannya pada Jungkook.
Aku menyandarkan punggungku pada sofa.
Sepertinya memang benar kalau Shella menyukainya. Dan itu cukup menggerus
hatiku. Bukankah aku menyukainya ? Aku terus memperhatikannya, tak pernah
sedikit pun matanya lepas dari Jungkook. Bahkan saat Jungkook beranjak pergi
dari tempat duduknya, dia masih memperhatikannya. Aku juga sekilas melihat
Jungkook, dia seperti sedang menelepon seseorang, aku sudah tau siapa yang dia
hubungi, tentu sama Kim Hyu Ra yeoja yang sangat disukai oleh Jungkook. Kalau
benar Shella menyukainya dan mengetahui ini pasti hatinya sangat terluka. Aku
memutuskan untuk mengajaknya keluar.
“Shella-ya, jalan-jalan keluar yuk ? aku
bosan” tanpa menunggu jawaban aku menarik tangannya untuk segera mengikutiku.
Shella Pov
Aku masih bingung mengapa Jimin
mengajakku keluar malam-malam begini. Tapi kenapa juga aku harus menurutinya ?
sebenarnya aku hanya menuruti kata hatiku.
Jimin mengajakku berjalan keliling
komplek rumahku, tanpa ada tujuan, benar saja mana mungkin dia tau daerah
disini. Akhirnya aku memutuskan untuk berhenti pada jembatan taman dikomplek
rumahku. Taman itu terlihat sepi, tidak ada orang satu pun disana, hanya aku
dan Jimin. Maka dari itu aku memperbolehkan Jimin berjalan-jalan keluar, tapi
hanya sebatas komplek rumahku. Jika sudah keluar dari komplek rumahku mungkin
itu akan membuatnya tidak aman, apalagi jika sampai diketahui oleh ARMY.
Aku melihat kesekeliling taman, terdapat
beberapa lampu disana. Taman itu sangat indah. Aku tidak tau kenapa Jimin
mengajakku keluar, seperti dia mengerti apa yang aku rasakan saat ini. Padahal
aku terbilang baru sehari mengenalnya. Dan sekarang aku berduaan dengannya
seperti ini, kenapa aku bisa cepat sekali dekat dengan mereka ? membuatku
merasa canggung. Tak semua fans bisa seperti ini dengan idolanya bukan.
“kenapa kau mengajakku kemari ?” aku
mulai membuka percakapan.
Jimin mengangkat bahunya “aku tidak tau,
hanya saja aku merasa bosan didalam rumah berhari-hari” Jimin tersenyum.
“karena kau tuan rumah, jadi aku mengajakmu”
“hmm...” aku menganggukan kepalaku
mengerti.
“wae ? memang kenapa ? kau tidak mau
menemaniku ?” Jimin menatapku.
“ani... tentu saja aku mau. Hanya saja
aku merasa aneh...” jawabku.
“aneh
? aneh kenapa ?” Jimin bingung dengan ucapanku.
“hm...bukankah kita baru sehari
berkenalan dan sekarang aku berduaan denganmu seperti ini, bukankah kau
menganggapku orang asing ? dan sepertinya kita punya perasaan yang sama. Aku
juga sedang merasa bosan dan suntuk tadi” ucapku. Aku menghela nafas, karena
saat ini ada sesuatu yang mengangguku, tentu saja itu tentang Jungkook.
“aku tidak pernah menganggapmu orang
asing, bukankah sekarang kita tinggal serumah ? aku hanya ingin akrab denganmu
saja. Yang lain juga akan seperti ini nantinya. wae ? apa itu tentang dia ?”
Jimin kembali menatapku.
Aku sontak kaget, apakah dia bisa
membaca pikiranku ? kenapa dia bertanya soal ‘dia’ kepadaku ? aku bahkan tidak
tau siapa ‘dia’ yang dimaksud oleh Jimin.
“mwo ?” aku tak mengerti maksud Jimin.
Jimin tersenyum kecil “Jungkook, aku
melihat kau memperhatikannya daritadi, apa kau menyukainya ?”
Pertanyaan Jimin semakin membuatku
kaget. Aku memasang ekspresi tidak percaya dengan pertanyaan yang Jimin berikan
padaku. Bukankah aku baru sehari mengenalnya, kenapa dia bertanya seperti itu ?
apa dia juga memperhatikanku ? Aku mengenal Jimin, member idiot kedua setelah
Jhope menurutku dilihat dari video-video mereka di youtube. Ternyata seperti
ini aslinya dia. Beda sekali dengan divideo-video itu, apakah dia mempunyai
kekuatan dapat membaca pikiran manusia ? ahh itu tidak mungkin.
“hmm.. darimana kau bisa berkata seperti
itu ? apa kau memperhatikanku ?” jawabku gugup.
“ekspresimu lucu sekali Shella-ya” Jimin
tersenyum padaku dan mengelus pelan rambutku.
“hyaaa... jangan seperti ini, aku bukan
anak kecil” aku melepaskan tangan Jimin dari kepalaku dengan sedikit kesal.
“wae ??? katanya kau lebih muda dariku
?” ledek Jimin.
“aisshhh...” aku kesal mendengarnya.
“tapi memang benar kan kau memperhatikanku tadi ?” aku membalas meledeknya.
“tentu saja aku memperhatikanmu” jawab
Jimin ringan.
“kenapa ?” tanyaku bingung.
“karena aku me....” Jimin terdiam
mendengar ringtone handphoneku berbunyi.
Dengan cepat aku mengambilnya dari saku
bajuku. Terdapat nama kontak ‘Kharissa’ sedang memanggilku. Aku memberi kode
pada Jimin untuk meminta izin menerima panggilan dari teman sebangkuku
tersebut. Aku melihat sekilas Jimin menghela nafasnya.
“hallo ?”
“Shella, kenapa kau bohong kepadaku ??
katanya Nesya berulangtahun hari ini, tadi aku menghubunginya ternyata dia
tidak berulang tahun!!" terdengar suara Kharissa sedang marah ditelepon.
Aku mengingat tentang kebohonganku tadi
pada Kharissa, dan aku juga lupa untuk memberi tau saudaraku. Matilah aku.
“maaf Khar, aku juga lupa. Aku kira hari
ini ulangtahunnya, ternyata tidak. Aku mau memberitahumu tadi, tapi aku lupa.
Maaf” aku memberikan alasan lagi pada Kharissa.
“kau sungguh tidah berbohong padaku ?
tidak ada sesuatu yang kau sembunyikan kan ?” tanya Kharissa yang masih tidak
percaya.
“tentu saja tidak, mana bisa aku
menyembunyikan sesuatu darimu” aku berusaha membuat Kharissa percaya padaku.
“yasudah, aku tutup telponnya”
Kharissa langsung memutus panggilannya,
padahal aku belum sempat menjawab. Mungkin dia masih kesal padaku.
Aku kembali pada Jimin, aku melihatnya
sedang menatapku dengan tatapan bingung. Aku tahu, pasti dia tidak bisa
mengerti apa yang aku bicarakan pada temanku ditelfon tadi, karena dia tidak
bisa bahasa Indonesia. Aku tertawa melihat ekspresinya, sangat lucu.
“apa yang kau bicarakan tadi ?” tanya
Jimin dengan masih memasang ekspresi bingungnya.
“tidak ada” jawabku santai.
“kau tidak sedang membicarakanku kan ?”
Jimin memicingkan matanya.
“hyaa... rasa percaya diri dan rasa sok
tau mu begitu besar ternyata” ucapku memasang ekspresi tak suka.
“wae ?? aku ini tampan, semua orang
membicarakanku” ledek Jimin.
“Aishh... oiya, apa yang mau kau
bicarakan tadi ?” tanyaku mengabaikan ucapannya tadi.
“soal apa ?”
“kenapa kau memperhatikanku ?” tanyaku
kembali.
Jimin terlihat berfikir sejenak. “ahh...
aniyaa. Karena kau begitu menarik jadi aku memperhatikanmu” dia memberikan
alasannya padaku.
“lalu kenapa kau bisa berkata kalau aku
menyukai salah satu teman digrupmu itu ?” tanyaku kembali.
“aku hanya menebaknya saja, apakah itu
benar ?”
“aishhh... jangan sok tahu lagi” jawabku
sinis.
Tiba-tiba Jimin menggelitik pinggangku,
membuatku merasa geli. Tidak terima dengan perlakuan Jimin, aku membalas
menggelitiknya. Dan akhirnya kita berdua tertawa lepas. Aku masih tidak menyangka
bisa sedekat ini dengannya, lebih tepatnya bisa dekat dengan semua member BTS
secepat ini hanya dengan jarak waktu sehari. Mereka yang tadinya hanya aku
anggap sebagai mimpi, mana mungkin seorang fans bisa sedekat ini idolanya,
apalagi idolanya itu adalah artis terkenal Korea seperti mereka. Lagi-lagi
jantungku berdetak sangat cepat. Dan aku menghentikan aktivitasku.
“Jimin-ah” panggilku.
Jimin Pov
“Jimin-ah” panggilnya.
Jantungku berdebar sangat cepat
mendengar dia memanggilku namaku seperti itu. Aku memperhatikan setiap lekuk
wajahnya, hidung, mata, dah bibirnya, itu sangat sempurna buatku. Aku beralih
menatap matanya yang sangat indah. Aku benar-benar telah jatuh dengan
pesonanya. Bagaimana seorang sepertiku menyukai yeoja hanya dengan sekali
melihatnya saja ? apa aku sudah gila ? aku baru sehari mengenalnya dan aku bahkan
belum mengenal dia seutuhnya. Biasanya wanita yang mengejarku, kenapa kali ini
rasanya berbeda ? apa aku benar-benar sangat menyukainya ?
“mwo ?” jawabku pelan.
“gomawo^^” dia tersenyum sambil
menjauhkan tubuhnya dariku, melepaskan tanganku yang sedari tadi masih menempel
pada pinggangnya. Senyuman itu, benar-benar membuat leleh hatiku.
“untuk apa ?” tanyaku bingung.
“walaupun aku bukan salah satu
fansmu tapi aku mewakili para fansmu disini karena kau dan teman-teman satu
grupmu telah datang ke Indonesia dan terimakasih untuk malam ini, kau sangat
mengibur” ucapku.
Sebenarnya aku masih tidak
mengerti maksudnya, tapi aku hanya mengiyakan jawabannya saja. Aku mengacak
rambutnya, dan dia memasang wajah marahnya kembali. Sangat lucu.
“hyaaaa... sudah aku bilang aku
tidak suka seperti itu”
Aku tidak memperdulikan
ucapannya. Aku menggenggam tangannya dan mengajaknya untuk pulang.
“ayo pulang” ajakku.
Selama perjalanan menuju
rumahnya, aku terus menggenggam tangannya dengan erat. Tangannya terasa dingin.
Aku berharap aku bisa terus menggenggam tanganya seperti ini. Ahh jinjah aku
benar-benar sudah jatuh dengannya. Bagaimanapun aku tidak boleh jatuh dengan
seorang wanita karena pihak management belum mengizinkan kami untuk berpacaran.
Tapi bagaimanapun ini adalah awal yang sempurna bagiku dengannya.
Author Pov
Dirumah Shella, terlihat para
member BTS baru saja menyelesaikan nonton filmnya. Rapmon bangkit dari tempat
duduknya untuk merenggangkan otot-ototnya yang pegal akibat 2jam duduk menonton
film. Dia mengedarkan pandangan kesekitarnya. Jungkook juga yang baru saja
menyelesaikan panggilannya menghampiri mereka.
“filmnya sudah selesai ?” tanya
Jungkook dengan muka polos.
“memangnya dari mana saja kau ?”
tanya V.
“ahh sudah pasti kau menelepon
wanita itu lagi. Apa wanita itu tidak bosan mendengar suaramu ? kau akan
membuat hidupnya menderita jika terus seperti itu” timpal Rapmon.
Jungkook hanya tersenyum malu
mendengar pernyataan hyungnya yang tepat itu, sambil menggaruk bagian belakang
kepalanya yang tidak gatal.
“aku akan tetap berusaha
mendapatkannya hyung”
“aishhh...” Rapmon kesal dengan
sikap kekeh Jungkook.
“kemana Jimin dan Shella ?” tanya
Jin melihat sekeliling ruangan tidak ada mereka berdua.
“aishhh anak ituuu” Jhope yang
telah mengetahui bahwa Jimin menyukai Shella itu langsung merasakan khawatir,
apalagi dia mengetahui sifat Jimin yang sedikit yadong itu.
“aku tadi melihatnya mereka
keluar bersama” jawab Jungkook.
“mwo ?? ada apa dengan Jimin,
tidak biasanya dia seperti itu dengan wanita” tanya Jin yang mulai curiga
dengan Jimin.
Member yang lain hanya mengangkat
bahu mendengar ucapan Jin.
Tidak lama Jimin dan Shella
memasuki rumahnya, Jhope yang daritadi khawatir dengan mereka berdua sedang
menunggunya diruang tamu. Melihat Jimin dan Shella memasuki rumah Jhope
menghampiri mereka. Jhope melihat tangan Jimin berpegangan dengan Shella.
“hyaaaaa... neo! Darimana saja
kalian ?” Jhope berusaha melepas tangan Jimin dari Shella dan mencekik leher
Jimin menggunakan lengannya.
“hyaaaa... appo hyung. Lepaskan”
Jimin meronta.
Shella tertawa kecil melihat
tingkah mereka berdua.
“aku hanya berjalan-jalan dengannya
saja, aku bosan dirumah” Jimin menjelaskan setelah berhasil melepaskan lengan
Jhope dari lehernya.
“lalu apa yang telah kau lakukan
padanya ?” Jhope melirik Shella.
“aku tidak melakukan apapun”
jawab Jimin singkat.
“tenang saja oppa, aku hanya menemaninya
jalan-jalan. Dia tidak akan menyakitiku” Shella ikut memberi penjelasan agar
Jhope tidak perlu khawatir lagi padanya.
Lalu shella berjalan meninggalkan
mereka berdua menuju kamarnya.
Jimin tersenyum lebar pada Jhope.
“aisshhh...” Jhope menjitak pelan
kepala Jimin.
“hyaaa...hyung appo. Kenapa kau
terus menyakitiku ?” keluh Jimin dengan nada sedikit kesal.
“sudah kubilang jangan bermimpi
mendapatkannya” ucap Jhope.
“aku akan mendapatkannya hyung.
Kenapa kau tak mendukungku ? aishhh” Jimin semakin kesal dan pergi meninggalkan
Jhope menuju kamarnya.
Jhope berdecak dan
menggeleng-gelengkan kepalanya. Jujur sebenarnya Jhope mengetahui kalau Shella
menyukai Jungkook, dia juga mengetahui kalau Shella adalah termasuk ARMY salah
satu dari fans mereka.
Flashback Jhope
Member
BTS yang lain sudah berangkat menuju rumah Om Agus untuk melakukan studynya.
Jhope sudah memberitahukan untuk menyusul nanti. Setelah Jhope selesai dengan
persiapannya, dia bergegas untuk menyusul member yang lain, namun langkahnya terhenti
saat melihat pintu kamar Shella terbuka lebar, padahal Shella sudah berangkat
sekolah.
“kenapa
pintu itu terbuka ? apa dia lupa menutupnya” Jhope berjalan hendak menutup
pintu kamar Shella, tapi dia berhenti ketika melihat pembantunya sedang membersihkan
kamar Shella.
Dan
dia sedikit melihat kedalam ruangan itu, terdapat banyak poster grup BTS, tapi
paling banyak tentu saja adalah poster Jungkook yang merupakan bias Shella.
Jhope terkejut saat melihat di poster Jungkook terdapat tulisan ‘Saranghae Jungkookie’
menggunakan tulisan hangul.
“apa
dia menyukai Jungkook ?” pikirnya.
Dia
melihat kearah meja belajar, dan terdapat beberapa tabloid tentang berita BTS
terbaru, dia juga melihat beberapa lightstick BTS di meja belajarnya.
“apa
dia seorang ARMY ? tapi kenapa tingkahnya biasanya saja terhadap kami ?” Jhope
mengerutnya keningnya.
Flashback end
Shella memasuki kamarnya, dia
merebahkan tubuhnya setelah melihat tempat tidur tercintanya tersebut.
Pikirannya melayang kembali pada sosok namja yang disukainya, Jungkook. Dia
apakah dia sudah memiliki kekasih ? bukankah agency nya masih melarang mereka
untuk berpacaran ? tapi bisa saja mereka berpacaran secara diam-diam. Shella
meraih handphonenya, dia memandangi foto yang terdapat di wallpapernya.
Kenapa aku terlahir hanya sebagai
seorang penggemarnya ? tidak bolehkah aku menyukainya seutuhnya, batin Shella.
“huff...” Shella menghela
nafasnya.
Handphone Shella menerima notif
pesan line baru. Shella tertegun melihat pesan line tersebut dan membukanya.
From
: Park Jimin
Apa
kau sudah tidur ?
Serasa Shella tersentak membaca
pesan itu, darimana dia mendapatkan id line ku ? Shella bertanya-tanya, lalu
dia mengingat saat perjalanan pulang tadi kalau Jimin menanyakan id line nya,
dan dia memberikannya. Shella menepuk
jidatnya pelan.
Mungkin karena tidak mendapat
balasan, Jimin terus memberinya pesan.
From
: Park Jimin
Hya...
Shella-ya.
From
: Park Jimin
Apakah
kau benar-benar sudah tidur ?
.....
From
: Park Jimin
Baiklah,
tidur nyenyak Shella-ya. Selamat malam J
Shella tidak membalas satupun
pesan dari Jimin, dia meletakkan handphonenya dibawah bantal dan memilih untuk
tidur.
Sepertinya setelah ini hidupku
tidak akan tenang, batinnya.
Shella Pov
Hari ini hari minggu, aku berniat
bangun lebih lambat hari ini. Aku sedikit melihat jam dinding kamarku, baru
menunjukan pukul 06.30 dan aku berencana untuk tidur lagi. Tapi sesuatu
menggangguku. Lagi-lagi pintu kamarku diketuk oleh seseorang. Firasatku sudah
tidak enak, pasti orang itu lagi yang mengetuk pintu kamarku. Aku berpura-pura
tidak dengar dan menutup kepalaku dengan bantal.
“Shella-ya” panggilnya dari luar
kamarku.
Aku tetap berpura-pura tidak
dengar dan menutup telingaku lebih dalam.
“aku akan membuka pintu kamarmu
jika kau tak segera bangun” teriaknya seakan dia tau kalau aku berpura-pura
tidak mendengarnya.
Mwoo ? aishhh, dia tidak boleh
masuk kamarku, bisa-bisa aku ketahuan kalau aku adalah fans mereka. Sangat
memalukan pastinya. Akhirnya aku turun dari tempat tidur dan segera membukakan
pintu dengan rambut yang masih acak-acakan, aku tidak mempedulikan penampilanku
lagi didepan mereka. Benar-benar tidak akan tenang hidupku setelah ini,
gerutuku.
“Shella-ya, ayo sarapan” dan
benar saja dugaanku, Jimin ada didepan pintu kamarku.
“aku sedang tidak nafsu makan,
kalian makan sendiri saja ya?” ucapku padanya dengan masang muka malas.
Tiba-tiba saja Jungkook datang
menghampiri aku dan Jimin yang sedang berada didepan pintu kamarku.
“hyung, makanannya sudah siap”
ucap Jungkook.
“Kookkie-ya, lihat Shella tidak
mau makan dengan kami” Jimin bericara pada Jungkook, seakan-akan aku tidak mau
makan bersama mereka lagi.
“aniyaaaa! Tentu saja aku mau”
tangkis ku.
Jimin langsung tersenyum lebar
mendengar perkataanku. Apa mentang-mentang dia mengira kalau aku menyukai
Jungkook, dan berbicara dengan Jungkook membuat itu sebagai senjatanya.
“kajja” ajak Jimin.
“nanti aku menyusul, aku mau
mandi dulu” pintaku.
“baiklah, kau sangat lucu ketika
sedang bangun tidur” ucap Jimin sebelum aku menutup pintu kamarku. Dan aku
tidak memperdulikan ucapannya. Lalu tanpa berkata apa-apa lagi aku masuk
kedalam kamarku dan segera mandi.
Setelah selesai mandi, aku
berjalan keluar kamar menuju meja makan. Dan disana para member BTS sudah
menunggu dengan memasang wajah menahan lapar. Aku jadi merasa bersalah.
“hei, kenapa kalian tidak makan
duluan saja ?” tanyaku merasa kasihan dengan mereka dengan ekspresi wajah
mereka seperti itu. Aku duduk disebelah Jimin.
“Jimin hyung menyuruh kami untuk
menunggumu, dan dia menyandra semua makanan” keluh V, dia memang terlihat
paling tidak bisa menahan rasa lapar.
“sudahlah, kita hanya menunggu
sebentar” ucap lembut Jin pada V.
“ahh... mianhe oppadeul” aku jadi
semakin merasa bersalah.
“tidak apa-apa Shella-ya” Jimin
menepuk pundakku.
“ayo kita makan” ajakku.
Lalu aku makan bersama mereka.
Sepertinya aku sudah mulai terbiasa dengan kehadiran mereka disekitarku. Aku
mulai merasa nyaman dengan situasi seperti ini padahal baru dua hari bersama
mereka. Tidak peduli apa hubunganku dengan mereka yang mungkin hanya sekedar
fans dengan idola, atau teman, atau mungkin lebih dari itu. Aku tidak masalah
dengan itu semua, aku tidak masalah dengan seperti apa mereka mengganggapku.
Aku tidak merasa canggung lagi dan mengganggap mereka sebagai saudaraku
sendiri. Aku adalah fans yang beruntung dapat dekat dengan mereka seperti ini.
Hanya saja rasa beruntung itu belum cukup bagiku, karena aku ingin hubunganku
lebih dari sekedar fans dengan idola, teman, atau keluarga dengan salah satu
dari mereka. Mungkin itu memang terlihat serakah, tapi begitulah perasaanku.
Tentu saja itu tentang Jungkook, biasku. Sebenarnya aku tidak membenarkan
perasaan apa yang aku berikan padanya, hanya saja aku merasa terus
memperhatikannya. Aku juga tidak tahu perasaan apa ini ? aku menyukainya atau
hanya sekedar mengaguminya ?
Setelah selesai makan, sepertinya
aku akan menghabiskan waktu hanya bersama mereka hari ini, dan lagipula kakakku
harus pergi selama dua untuk tugas kuliahnya. Tapi tidak apa-apa, itu akan
membuatku semakin akrab dengan mereka.
Aku duduk diruang tamu sambil
memainkan handphoneku.
“nuna, kau sedang apa ?” Jungkook
duduk disebelahku, sontak aku langsung menyembunyikan handphoneku, takut
kejadian foto wallpaperku bakal terulang lagi.
“aniyaaa” jawabku gugup.
“kau tidak sedang memandang
fotoku kan ?” tanyanya setengah meledek.
“mwoo ? percaya diri sekali kau
bocah” jawabku dengan nada meledek juga. Kenapa rasanya semua member BTS
mempunyai rasa percaya diri yang begitu besar. Apakah manager mereka
mengajarinya ?
“bocah ? apa aku terlihat seperti
anak kecil dimatamu ?” tanya Jungkook dengan wajah polosnya.
“tentu saja, kau itu kan lebih
muda dariku” jawabku ringan.
“bagaimana kalau seperti ini,
apakah aku masih terlihat seperti anak kecil dimatamu ?” Jungkook mendekatkan
wajahnya ke wajahku, jarak kami hanya tinggal 3cm lagi, wajahkun dapat
merasakan hembusan nafasnya, lalu Jungkook mengarahkan pandangannya pada
bibirku.
“hyaaaa!!” aku mendorong
tubuhnya, aku rasa pipi ku juga sudah mulai memerah akibat ulah Jungkook
barusan.
Jungkook tertawa lepas.
“nuna, apa kau menyukaiku ?”
pertanyaan Jungkook mengagetkanku.
“mwooo ?” dan kenapa rasanya saat
ini semua orang melontarkan pertanyaan itu padaku.
“benarkan kau memasang fotoku di
wallpaper handphonemu” Jungkook memegang handphoneku memperlihatkan foto
wallpaper itu padaku. Entah sejak kapan dia mengambilnya dari tanganku.
Tiba-tiba saja aku merasa kalau aku adalah manusia paling bodoh diseluruh dunia
ini. Kenapa aku tidak menggantinya waktu itu ? ahhh jinjah.
“hyaaaa, darimana kau
menemukannya ? cepat kembalikan” aku sontak kaget dan berusaha meraih
handphoneku yang dia genggam pada tangannya. Tubuhnya lebih tinggi dariku,
membuatku tak bisa menggapainya.
“tidak mau” Jungkook semakin
meledekku.
“hyaaa!! Cepat kembalikan” aku
masih berusaha meraih handphoneku.
“masih mau bilang kalau aku salah
melihatnya ?” ledek Jungkook.
“aisssshhh” aku mulai kesal dengannya.
“katakan kalau kau menyukaiku,
baru aku akan mengembalikannya” pintu Jungkook. Tiba-tiba saja jantungku
berdetak sangat cepat, lebih cepat dari biasanya mendengar permintaan Jungkook.
Ada apa ini ? rasanya aku ingin lari darinya saat ini.
“andwheeee” aku menolak.
“cepat katakan”
“gak mau”
“cepat”
“tidak!”
“yasudah, aku tidak akan ku
kembalikan”
“berhenti menggodaku Jungkookie!”
aku mulai emosi.
“katakan dulu”
“iyaa, aku menyukai mu. Wae ??”
Setelah perdebatan yang sangat panjang akhirnya aku mengatakannya juga.
“benarkah ?” Jungkook menatapku.
“tidak” aku menjulurkan lidah dan
dengan cepat meraih handphoneku saat dia sudah menurunkan tangannya.
“hyaaa”
Aku berlari menghindari Jungkook,
dan dia mengejarku. Dan...
BLAK
Aku menabrak seseorang.
To be Continue...
Setelah berhasil mengumpulkan inspirasi
yang sempat berantakan didalam pikiran, dan akhirnya aku bisa menyelesaikan FF
part 4 yang membosankan ini. Aku tau FF ini masih banyak kekurangan, maka dari
itu comment dan saran sangat berarti buatku, supaya aku lebih niat lagi buat lanjutin
FFnya, kirim mention kalian ke twitterku @nana_amalinaa, tapi no bash yaa;)
Gomawo^^