Tittle
: Lucky Fans pt 8
Author
: Nana Amalina (author tetap)
Cast
: Park Jimin (BTS Jimin), Gishella (OC), Jeon Jeong Guk (BTS Jungkook), All
member BTS, and other.
Genre
: Romance
Lenght
: Part
Rating
: PG17 /?
Happy
Reading^^
Silent
readers ? (n) !!
WARNING TYPO DIMANA-MANA! Hati-hati alur yang kadang
tidak sesuai, kalimat susah dimengerti dan kalimat yang berulang-ulang.
Author Pov
“yasudah, kau tidurlah ini sudah malam” Jimin
mengelus pelan kepala Shella dan membantunya untuk kembali berbaring ditempat
tidurnya.
“selamat tidur Shella-ya” ucap Jimin lembut.
Shella hanya terdiam memperhatikan Jimin yang sedang
berjalan kearah pintu kamarnya.
“Jimin-ah” panggil Shella.
‘aishh kenapa anak itu selalu memanggil namaku
seperti itu ? benar-benar membuatku gugup’ batin Jimin mendengar panggilan
Shella, dia menghentikan langkahnya lalu membalikan badannya kearah Shella.
“hyaa, kenapa kau terus memanggil namaku ? bukankah
kau diminta untuk memanggilku Oppa ?” ujar Jimin.
“tapi aku lebih suka memanggilmu begitu, apakah
tidak boleh ?”
“aishhh, mwo ?” tanya Jimin.
“aku tidak bisa tidur, bisakah kau menemaniku ?”
tanya Shella.
“mwo ?? menemani ??”
Hening sejenak. Jimin yang mempunyai sifat yadong
tersebut pikirannya langsung menjurus kemana-mana.
Jimin berjalan mendekat kearah Shella. Shella
sedikit merasa heran dengan tingkah Jimin.
“hya, jangan berfikir yang tidak-tidak” ucap Shella
dengan suara yang sedikit meninggi.
Jimin mengabaikan ucapan Shella lalu menaiki tempat
tidurnya dan sekarang posisinya sudah persis diatas tubuh Shella dan sedikit
menindihnya. Shella tercekat dengan tingkah Jimin yang seperti itu.
“apa yang akan kau lakukan ?” Shella memalingkan
wajahnya tidak berani menatap Jimin.
“apakah kau tidak takut malam-malam berdua didalam
kamar dengan lelaki seperti ini ?” ucap Jimin tepat ditelinga Shella, dan itu
membuat Shella merinding.
Shella mengerti bahwa digrup BTS memang Jimin yang
paling terkenal mempunyai sifat yadong.
“hyaa!!! Apa kau gila ?” dengan wajah panik Shella
mendorong tubuh Jimin hingga tubuhnya terbanting kesamping tubuh Shella dengan
posisi tiduran. Jimin hanya tertawa melihat raut wajah Shella yang ketakutan
seperti itu.
“aishhh... apakah itu lucu ?” Shella merasa kesal.
“tenang saja, aku tidak akan melakukan apapun
padamu” Jimin memiringkan tubuhnya menghadap Shella.
Ada sedikit perasaan lega didalam hati Shella, jika
Jimin sampai melakukan sesuatu padanya mungkin Shella tidak akan bisa berbuat
apa-apa. Shella sedikit melirik Jimin yang sedang menatapnya.
“jadi apa yang akan kita lakukan sekarang ?” tanya
Jimin.
Shella berfikir sejenak “bagaimana kalau kita
menonton film horor saja ?” usul Shella. Sebenarnya Shella tahu kalau Jimin sangat
penakut dari member yang lain, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa Shella juga
penakut dan tidak suka film horor. Jadi intinya mereka berdua memiliki sifat
yang sama.
“hmm... baiklah” tadinya Jimin agak ragu untuk
menyutujuinya tapi karena itu permintaan Shella dia hanya menurutinya saja.
Shella berlari kearah lemari bukunya memilih kaset
film horor milik kakaknya yang dititipkan kepada Shella. Lalu dia memasukan
kasetnya kedalam DVD dan mereka berdua mulai serius menatap layar TV yang ada
dikamar Shella.
Jimin hanya memejamkan matanya tidak berani menonton
tapi masih dengan gayanya yang sok cool tersebut agar dia terlihat berani
dimata Shella.
Shella hanya menggenggam selimutnya bersiap-siap
jika ada adegan yang menegangkan untuk menutupi wajahnya. Dan itu berhasil
membuat Shella ketakutan, dia berteriak dan memegang lengan Jimin erat. Dia menyembunyikan
kepalanya dibalik punggung Jimin.
“hyaa... kalau kau takut mengapa menonton film
seperti ini ?” ucap Jimin dengan gaya sok beraninya.
“aishh...bukankah kau juga takut tadi ?”
“mwoo ?? ani, aku tidak takut” bantah Jimin.
“bukankah daritadi kau hanya memejamkan matamu saja
?” pertakaan Shella berhasil membuat Jimin tidak bisa berkata apa-apa lagi.
“hya.. j-jangan sok tau aku tidak seperti itu” Jimin
berkata dengan gugup.
Lalu dia bangkit dari tempat tidur Shella, waktu
sudah menunjukan pukul 00.30 pasti member yang lain sudah pada tertidur
semuanya.
“ini sudah sangat larut, kau tidurlah. Aku akan
kembali kekamar” ucap Jimin mematikan TV dan mengelus kepada Shella pelan.
“baiklah” kali ini Shella tidak bisa menahan Jimin
lebih lama lagi dan hanya membiarkan dia pergi kekamarnya untuk beristirahat.
Disisi lain Shella semakin tidak bisa tidur ditambah
lagi dengan film horor yang barusan dia tonton. Dia mengambil handphonenya dan
membolak-baliknya. Dia benar-benar merasa gelisah.
“aishhh mengapa tadi aku harus mengajaknya nonton film
seperti itu” gerutu Shella menyesal.
Shella berjalan keluar kamarnya dengan tertatih,
melihat sekeliling dalam rumahnya yang sudah sepi. Dia menatap pintu kamar
member BTS satu-satu. Dia berniat akan menumpang tidur untuk malam ini saja,
karena tidak ada tempat yang bisa didatangi lagi oleh Shella, karena kakaknya
harus pergi keluar kota selama 2minggu.
Shella berfikir sejenak. Kalau kekamar Jimin dan
Jhope oppa pasti mereka akan sangat terganggu dan tidak enak dengan Jimin,
terlebih Jimin sudah menemaninya tadi. Bagaimana kalau kamar Rapmon dan Suga
oppa ? sesaat dia mengingat sifat Suga yang begitu mengerikan bagi Shella,
karena Suga terkenal paling galak digrup mereka. Lalu pilihan terakhir adalah
kamar V, Jin dan Jungkook yang menurut Shella mereka semua mendingan.
Shella mulai berjalan kearah kamar itu dan menggetuk
pintu kamar itu.
“Oppa” panggil Shella mengetuk pelan pintu kamarnya.
“Oppaaaaa” panggil Shella sedikit lebih keras,
karena Shella paham pasti mereka sudah tertidur.
“Oppaa” panggilnya lagi, tapi belum ada jawaban.
Shella hampir putus asa, kenapa mereka semua tidur seperti orang mati yang
tidak dengar dengan teriakan Shella.
Tapi tidak lama kemudian handle pintu kamar itu
mulai terbuka, tampak Jin dengan muka bantalnya dengan mata menyipit membukakan
pintu kamarnya. Shella merasa lega.
“mwo ?? Shella-ya, jam berapa ini ? ada apa ?” tanya
Jin bingung dengan menahan rasa kantuknya.
“Mian oppa, bisakah aku menumpang tidur disini ? aku
sedang tidak bisa tidur” ucap Shella gugup dan malu-malu.
Jin menatap Shella masih dengan tatapan bingung.
“kau tidak apa-apa ?” tanya Jin.
“nde Oppa”
“masuklah” Jin menyuruh Shella untuk memasuki
kamarnya.
Terlihat V dan Jungkook yang sedang tertidur pulas,
tapi kemudian Jin membangunkan mereka untuk berbagi tempat tidur dengan Shella.
Dikamar itu terdapat 3 tempat tidur yang luas dan cukup untuk tidur dua orang
di masing-masing tempat tidurnya.
“ada apa hyung ?” ucap V yang mulai membuka matanya.
“apakah ada latihan tengah malam lagi ?” ucap
Jungkook yang masih bingung karena hyung nya membangunkannya begitu larut.
“ani. Kookkie-ya bisakah kau pindah tidur dengan V ?” pinta Jin.
“waee ??” Jungkook masing bingung, lalu dia
menemukan Shella yang sedang berdiri dibelakang tubuh Jin
“mwoo ?? Shella-ya, apa yang sedang kau lakukan ?”
Jungkook mulai melebarkan matanya.
“dia sedang tidak bisa tidur, jadi dia akan
menumpang tidur disini” ucap Jin.
“mwo ?? aishhh.. tapi aku tidak mau tidur dengan V hyung.
Bukankah kau tahu dia tidak bisa tidur dengan tenang” tolak Jungkook.
“yasudah, biarkan Shella tidur denganmu saja
kookkie-ya” ucap V yang kemudian kembali menarik selimutnya untuk melanjutkan
tidurnya.
Jin menghela nafas melihat tingkah dongsaengnya
tersebut. Jungkook membuang muka sesaat.
“mianhe, kalian jadi merasa terganggu” Shella merasa
tidak enak dan merasa bersalah.
“kemarilah” Jungkook melambaikan tangannya
memberikan kode pada Shella untuk mendekat.
Shella terlihat ragu-ragu dengan Jungkook.
“tenang saja, dia tidak akan melakukan apapun
padamu. Aku percaya padanya” ucap Jin meyakinkan Shella.
Lalu Shella berjalan tertatih mendekati tempat tidur
Jungkook dan mulai duduk dipinggirnya.
“kau tidur saja disini, tidak apa-apa” ucap Jungkook
lalu kembali pada posisi tidurnya dengan membelakangi tubuh Shella.
Perlahan Shella mulai merebahkan badannya diatas
kasur yang sama dengan Jungkook tersebut. Ada sedikit rasa bahagia dihati
Shella dapat tidur berdua dengan Jungkook seperti ini. Tiba-tiba jantungnya
berdetak cepat, aroma tubuh Jungkook tercium dengan jelas disini. Shella
benar-benar sangat beruntung.
Author Pov
Pagi itu masih terlihat mendung, sudah dua hari ini
matahari tidak menampakan sinarnya. Mungkin karena Indonesia sudah memasuki
musim hujan dibulan ini.
Shella masih memejamkan matanya, dia masih menikmati
mimpi-mimpi indahnya tersebut. Begitu juga dengan Jungkook, mungkin dia masih
merasa lelah dengan pikiran-pikiran yang sedang mengganggunya. Member yang lain
sudah bangun lebih dulu, kecuali mereka berdua.
V keluar dari kamar mandi dengan handuk yang
melingkar dilehernya dan berjalan kekamarnya untuk berganti pakaian.
“omo!! Hyaaa apa yang sedang kalian lakukan ???”
teriak V terkejut dengan posisi tidur Jungkook dan Shella, mereka tidur dengan
posisi tangan Jungkook melingkar dipinggang Shella seperti sedang berpelukan
ditambah lagi dengan wajah mereka sangat dekat.
Mendengar teriakan tersebut member yang lain
langsung berdatangan menghampiri V.
“mwoooo ?? daebak” ucap Suga melihat Shella dan
Jungkook.
“m-mengapa m-mereka bisa seperti i-itu ?” ucap Jhope
dengan gagap.
Jimin yang merasa geram dengan pemandangan seperti
itu langsung menghampiri Jungkook dan Shella.
“hyaaaa!! Iroenaaa!!!” teriak Jimin
menggoyang-goyangkan tubuh mereka berdua.
Shella yang mulai tersadar dengan kegaduhan itu lalu
mulai membuka matanya. Dia ikut terkejut dengan wajah Jungkook yang berada
sangat dekat dengan wajahnya, juga dengan tangan Jungkook yang menempel pada
pinggang Shella.
“huaaaaaaaaaa” Shella berteriak spontan mendorong
tubuh Jungkook hingga terjatuh kelantai.
“aisshhh appo” Jungkook terbangun dan meringis
kesakitan dengan muka yang masih mengantuk tersebut.
Shella bangun dari posisi tidurnya, mengecek semua
pakaiannya yang masih lengkap, takut sesuatu terjadi padanya secara tidak
sadar.
“Shella-ya, kenapa kau bisa tidur disini ?” tanya
Rapmon.
“ahhh Oppa itu.....” Shella gelagapan menjawab
pertanyaan dari Rapmon.
“apakah kalian berdua sudah berkencan ? kenapa
kalian bisa tidur berdua seperti itu ?” goda Suga.
“apa terjadi sesuatu dengan kalian ?” tanya Jhope.
“ANI!!” jawab Jungkook dan Shella secara serempak,
tetapi itu malah membuat member BTS semakin curiga.
“ahh.. sudahlah, Shella hanya tidak bisa tidur
semalam, jadi dia datang kekamar kami untuk tidur disini, hanya itu” Jin
memberi penjelasan yang sesungguhnya.
“mwo ?? kenapa kau tidak datang padaku saja ? aku
masih bisa menemanimu” ucap Jimin.
“mianhe, aku rasa aku terlalu banyak merepotkanmu” Shella
menundukan kepalanya.
“sudahlah, lagipula tidak apa-apa kau disini” ucap
Jin lembut.
“sudahlah hyung, ayo kita makan ? aku sudah sangat
lapar” V yang tidak bisa menahan rasa laparnya itu mulai merengek.
“kajja”
Lalu mereka sarapan bersama seperti biasa. Dan saat
pukul setengah sembilan mereka bergegas menuju rumah Om Agus untuk melakukan
study mereka lagi.
Karena hari ini Shella belum diizinkan untuk masuk
sekolah dia hanya menghabiskan waktunya dengan menonton film saja dan menunggu
sampai semua member BTS itu pulang.
‘Blip Blip’ handphone Shella berbunyi menandakan
satu pesan masuk. Shella segera membukanya.
From
: Eomma
Sayang,
bagaimana keadaanmu ? apa kau sudah makan ?
Ada apa ini ? tidak biasanya Eomma Shella
mengirimnya pesan seperti itu, pasti ada maksud tertentu, itu sudah menjadi
ciri khasnya.
Dear : Eomma
Aku baik-baik saja. aku sudah makan.
Shella hanya
menjawab sekedarnya pesan dari Eommanya tersebut. Dan tidak mendapat
balasan lagi.
Waktu sudah menunjukan pukul 3 sore, dan berarti
saat ini waktunya member BTS untuk pulang. Shella menanti kedatangan mereka
sambil memainkan handphonenya.
“Shella-ya, aku pulang” teriak Jimin menghampiri
Shella dengan senyuman diwajahnya, itu membuat Shella sedikit tersentak.
Shella hanya menatap Jimin aneh. Kenapa member yang
satu ini kelakuannya begitu kekanak-kanakan ?
“bagaimana dengan keadaan lukamu ? apakah sudah
membaik ?” tanya Rapmon dan Suga yang juga langsung menghampiri Shella, disusul
dengan V.
“ahh nde oppa, rasa sakitnya sudah berkurang” jawab
Shella.
“apakah kau sudah makan ?” tanya Jhope.
Shella hanya mengangguk. Sepertinya itu sudah
menjadi kebiasaan mereka menghampiri Shella dan bertanya-tanya seperti itu
setelah mereka melakukan studynya.
“bukankah kalian lelah ? beristirahatlah” ucap
Shella.
“baiklah, nanti malam kita harus makan bersama, oke
?” ucap Jimin. Lalu mereka berlalu kekamar masing-masing.
Shella hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.
Jungkook yang datang belakangan itu langsung menuju
kamarnya tanpa menghampiri Shella terlebih dahulu, mungkin dia terlalu lelah
dengan studynya. Tapi perlakuan Jungkook yang seperti itu membuat Shella
sedikit kecewa. Apakah Jungkook marah padanya karena semalam ? padahal dia
sendiri yang menawarkan untuk tidur diranjangnya.
Jungkook Pov
Aku duduk disamping tempat tidurku, aku sedikit
mencium parfum Shella yang mungkin menempel pada spreinya saat dia tidur
semalam.
Aku merebahkan tubuhku, kulihat Jin hyung yang
sedang merapikan pakaiannya dan juga V hyung yang sudah tertidur pulas, entah
kenapa orang itu suka sekali tidur. Tiba-tiba saja pikiranku melayang pada
sosok gadis yang aku cintai Hyura. Sedang apa dia sekarang ? apakah dia makan
dengan teratur ? aku terus mengkhawatirkannya, bagaimanapun aku tidak bisa
membencinya apalagi melupakannya.
Aku meraih handphone yang ada dikantong bajuku,
menatap layar handphone itu sejenak, terdapat foto Hyura begitu cantik disana.
Aku benar-benar merindukannya. Aku mencari kontak atas nama itu dan mulai
menekan tombol hijau, aku berniat akan meneleponnya.
“yeobseo
?” terdengar
suara lelaki dari telefon Hyura.
Aku hanya terdiam, dan lelaki itu terus mencoba
menjawab panggilannya.
“yeobseo
?”
ucap lelaki itu lagi.
“yeobseo
?”
“yeobseo
?”
Hening sejenak.
“yeobseo
? apakah ini Jeun Jeong Guk ?”
Mendengar perkataan lelaki itu dengan spontan aku
memutus panggilan itu. Bagaimana dia bisa tahu namaku ? ahh tentu saja dari
nama kontak yang ada dihandphonenya Hyura.
Aku yakin sekali jika itu adalah Kim Jun Myeon
lelaki yang akan menikah dengan Hyura, aku mengenal suaranya karena aku pernah
bertemu sekali dan berbicara dengannya saat konser bersama grupnya.
Hatiku benar-benar terasa sesak, apakah mereka sudah
sedekat itu ? apa mereka sudah melangsungkan pernikahannya ? ah itu tidak
mungkin. Aku percaya pada Hyura, tapi bahkan dia sampai berani menerima
panggilan dari handphone Hyura yang seharusnya itu adalah privasinya. Aku
merasa sepertinya tidak akan bisa lagi menghubungi Hyura.
Aku menghela nafas dan melemparkan handphoneku
kesembarang tempat. Apakah saat ini aku benar-benar harus melupakannya ?
In
Korea
Jung Myeon terduduk dipinggir ranjang rumah sakit
Hyura. Dia heran kenapa Jungkook memutuskan panggilannya begitu saja tanpa
berkata apapun, padahal baru saja Jung Myeon akan menjelaskan bahwa Hyura
sedang berada dirumah sakit. Jung Myeon mengerti bahwa Jungkook adalah lelaki
yang sangat dicintai Hyura, karena Hyura selalu menceritakan itu padanya,
walaupun Hyura setuju untuk menikah dengannya atas permintaan orangtuanya. Dan
Jung Myeon masih bisa menerima itu karena dia benar-benar mencintai Hyura
dengan tulus.
“siapa yang menelfon ?” tanya Hyura.
“oh... kau sudah bangun ?” Jung Myeon mengelus
rambut Hyura.
Hyura hanya tersenyum menggangguk.
“gwenchana ? apakah masih terasa sakit ?” ucap Jung
Myeon dengan penuh perhatian.
“aku tidak sakit Oppa” Hyura membantah lalu
tersenyum pada calon suaminya tersebut, mungkin.
“Hyura, aku tidak mau melihatmu seperti itu lagi.
Itu membuatku benar-benar khawatir” ucap Jung Myeon secara halus.
“nde Oppa. Mianhe. Aku tidak akan seperti itu lagi,
dan Oppa tidak perlu khawatir” ucap Hyura lirih.
Jung Myeon memeluk tubuh Hyura dan mengecup
keningnya.
“saranghae Hyura” ucap Jung Myeon lembut.
Hyura hanya terdiam dan membalas pelukan Jung Myeon
yang tulus tersebut.
“siapa yang menelfon tadi ?” tanya Hyura yang masih
penasaran dan melepaskan pelukannya.
“ahh itu Jungkook, tapi dia tidak berkata apapun dan
mematikan telfonnya begitu saja” ucap Jung Myeon sambil menyerahkan handphone
milik Hyura.
“kau tidak menceritakan apapun padanya kan ?” tanya
Hyura.
“tidak” jawab Jung Myeon singkat.
“Oppa, aku mohon jangan cerita apapun dengannya”
pinta Hyura.
“mengapa ? bukankah dia harus tahu dengan kondisimu
?”
“lebih baik dia tidak usah tahu, itu akan menjadi
bebannya nanti” ucap Hyura.
“lalu kapan kau akan memberitahunya ? apakah nanti
setelah dia kembali dari Indonesia ?”
“tidak, aku akan menemuinya jika kondisiku sedikit
membaik kau mengizinkannya bukan ?” tanya Hyura.
Jung Myeon menghela nafas “baiklah jika itu mau mu.
apakah kau begitu mencintainya ?” tanya Jung Myeon tiba-tiba.
“Oppa ?”
“ahh aku lupa kalau kau
melarangku untuk bertanya seperti itu lagi, mianhe” Jung Myeon tersenyum dan
mengelus kembali rambut Hyura.
In
Indonesia
Shella Pov
Makan malam sudah selesai. Aku terduduk dikursi taman
rumahku, aku ingin sekali menghirup udara segar karena sudah 2hari ini turun
hujan sehingga aku tidak bisa keluar sama sekali. Aku membiarkan wajahku yang
tertiup angin yang membawa hawa dingin malam ini.
Aku melirik kearah dalam rumahku, terlihat Jin dan
Rapmon yang sedang membereskan meja makan, sebenarnya aku ingin sekali
membantunya, tapi mereka selalu melarangku.
Terlihat Jhope, V, dan Jimin sedang membuat video
funny moment mereka yang mungkin akan mereka kirim pada managernya untuk dipost
diyoutube. Mereka melakukan dance cover ala girlband itu lagi, mereka
benar-benar sangat lucu, aku mengingat pertama kali menonton video mereka yang satu
itu, aku tidak bisa berhenti tertawa selama beberapa menit membayangkan jika
benar dia melakukan itu secara langsung dan sekarang mereka benar-benar
melakukannya. Aisshhh jinjah... agak membuat geli juga ternyata. Aku mencari
Suga dan Jungkook, mungkin mereka sudah berada dikamarnya masing-masing.
“Shella-ya” panggil Jungkook tiba-tiba dengan
menepuk pundakku.
Aku tersentak dan spontan menoleh kebelakang.
“Jungkook ?”
“apa yang sedang kau lakukan disini ?” tanya
Jungkook.
“hanya ingin menghirup udara segar” jawabku.
“taman rumahmu ini cukup bagus jika malam hari” Jungkook
memperhatikan setiap sisi taman dari rumahku.
“ahh, Appaku yang membuat taman ini”
“ahh nde, jika boleh tau dimana orangtua mu ?” tanya
Jungkook dan duduk disampingku.
“orang tuaku tinggal di Eropa, Appaku mempunyai
perusahaan disana”
“oh begitu”
Hening Sejenak.
Aku menghela nafas. “Jungkookkie ? apakah kau tahu ?
aku ingin mengungkapkan sesuatu padamu” ucapku.
“apa ?” tanya Jungkook.
“entah kenapa aku tidak pernah membayangkan akan
bertemu kalian seperti ini, apalagi denganmu ini benar-benar seperti mimpi”
ucapku, tersenyum kecil.
“waee ??” tanya Jungkook bingung.
“bukankah kau tau, aku ini hanya sebagai
penggemarmu. Kau tahu bagaimana diposisi penggemar ? itu benar-benar sangat
susah. Kita menyukai seseorang tetapi hanya bermimpi mendapatkannya, dan itu
mungkin sesuatu yang mustahil bagi mereka” aku menghela nafas dan tersenyum
simpul.
Jungkook
membalas senyumanku “aku benar-benar senang mempunyai penggemar sepertimu, mian
membuatmu merasa susah seperti itu” Jungkook menepuk kepalaku pelan.
“itu sudah menjadi resiko untuk menjadi penggemar,
dan sepertinya aku tidak menyesal mengidolakan kalian. Kalian benar-benar hebat
dan sangat menghibur” ucapku menatapnya dan mengacungkan dua jempol tanganku.
Bagaimanapun aku benar-benar mencintai makhluk ciptaan Tuhan yang satu ini.
“ahh jinjah apakah hanya itu saja ? bukankah
ketampananku juga salah satu faktornya ?” ledek Jungkook.
“hyaa Jeon Jungkook, kenapa rasa percaya dirimu
begitu besar ? apa kalian diajarkan untuk menjadi seperti itu ?” tanyaku
menggurutu.
“tentu saja,
bukankah berdiri dipanggung harus mempunyai rasa percaya diri yang besar”
Benar juga, aku terdiam sejenak mengedarkan
pandanganku keatas langit yang luas tanpa bintang itu, mungkin akan turun hujan
lagi nanti malam.
Tapi
bagaimana kalau aku akan mengabulkan mimpimu itu ?” tanya Jungkook.
Aku terdiam, mimpi yang mana ? karena sepertinya aku
mempunyai banyak mimpi. Aku menatap Jungkook bingung dan dia tertawa melihatku.
“ekspresimu lucu sekali Shella-ya” Jungkook mencubit
kedua pipiku.
“aisshhh appo” aku memegangi kedua pipiku. Kenapa
sekarang aku selalu terlihat seperti anak kecil didepannya, aishh memalukan
ingatlah aku lebih tua darinya.
“mimpi apa maksudmu ?” tanyaku.
“mimpi para penggemar untuk memiliki idolanya ?”
jawabnya.
Aku tercekat mendengar pernyataan Jungkook, aku
masih tidak mengerti walaupun sebenarnya hatiku mengerti maksudnya.
“Shella-ya, sekarang aku yang akan bertanya padamu.
Apakah kau tidak keberatan jika mulai sekarang aku ingin belajar menyukaimu ?”
tanya Jungkook, raut wajahnya terlihat serius.
“mwooo ???” dan saat ini aku benar-benar terkejut
dengan perkataan Jungkook.
“tidak ada salahnya bukan jika aku ingin menyukaimu
? aku ingin belajar menyukai seseorang yang menyukaiku juga” ucap Jungkook.
Aku masih terkejut menatap Jungkook. Apa maksudnya
ini ? aku bingung mengekspresikan perasaanku sendiri.
“apa kau keberatan ?” tanya Jungkook.
“hmm ani, hanya saja bukankah kau sudah mempunyai
seseorang wanita yang kau sukai ?” tanyaku.
“aku ingin melupakannya” jawab Jungkook.
“mengapa ? apakah semudah itu ?”
“bukankah kau sudah tahu ? dia tidak memilihku, aku
dicampakkan dan aku ingin melupakannya, aku terlihat menyedihkan bukan ? tentu
saja itu tidak mudah, mungkin saja denganmu aku bisa” ucap Jungkook dengan
tatapannya yang nanar.
“tapi apakah kau akan baik-baik saja ?” tanyaku.
Jungkook menghela nafas “sejujurnya aku merasa
sangat kehilangan, aku telah menunggunya selama bertahun-tahun dan akhirnya
seperti ini tapi aku akan berusaha untuk baik-baik saja. mungkin ini sudah
menjadi takdirku”
“kau tidak harus memaksakan hatimu seperti itu”
“anii, aku akan melakukannya tulus untukmu” ucap
Jungkook.
Shella mengangguk mengerti. “kenapa harus denganku
?”
“entah kenapa jika berada didekatmu aku lebih merasa
tenang” ucap Jungkook.
Jantungku berdebar sangat cepat saat ini. Kartu hijau
yang diberikan oleh Jungkook itu sudah berjalan dengan mulus sekarang. Tidak
bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi bagaimana bahagianya hatiku saat ini.
Tapi aku mengerti dengan situasi perasaan Jungkook
saat ini, aku yakin ini akan menjadi waktu sulit untuk aku dan dia, terlebih
jika dia tidak berhasil melupakannya. Dan aku tahu usahanya akan melupakannya
itu akan sia-sia, karena aku mengerti berapa dalam Jungkook mencintai gadis
itu.
Dan tiba-tiba air mata bahagia itu mulai menetes
dari pelupuk mataku. Aku sudah cukup bahagia saat ini walaupun aku sedikit
mempunyai bayangan kalau pada akhirnya aku dan Jungkook tetap akan berpisah
bagaimanapun caranya, entah kenapa aku mempunyai keyakinan kuat akan seperti
itu akhirnya.
Tapi aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang
Jungkook berikan padaku saat ini, aku akan mulai menjalaninya dengan Jungkook
sekarang. Dan mencintainya dengan tulus apapun resikonya dan apapun yang akan
terjadi nanti kedepannya.
“Shella, kau tidak apa-apa ?” Jungkook mengusap air
mataku yang mengalir deras tersebut. Diawali dengan air mata, pastinya akan
berakhir juga dengan air mata, aku yakin itu.
“Jungkookkie ? aku sangat bahagia” ucapku menahan
air mataku agar tidak jatuh lebih banyak lagi. Ah kenapa aku suka sekali menangis
didepannya ? memalukan.
“nado” ucapnya, Jungkook mulai memeluk tubuhku erat,
dia mengelus pelan rambutku, aku tersenyum bahagia dan aku membalas pelukannya.
Hubunganku dengannya termasuk cepat, hanya beberapa hari bertemu sudah bisa
seperti ini, yang tadinya aku hanya sebagai penggemar yang bermimpi dapat
memiliki idolanya dan sekarang mimpi itu menjadi kenyataan. Kau hebat Shella,
aku memuji diriku sendiri.
“oiya, apa lukamu masih terasa sakit ?” tanya
Jungkook sambil melepas pelukannya.
“ahh tidak terasa sakit lagi sekarang” ucapku.
“benarkah ? apa itu karena diriku ?”
“aisshhh... dari semua member hanya kau yang
memiliki percaya diri sangat tinggi”
“tentu saja” Jungkook merangkul bahuku.
Apakah aku sekarang benar-benar terlihat seperti sepasang
kekasih baru ? ahh aku benar-benar tidak menyangka, ini benar-benar seperti
mimpi.
Dan akhirnya hujan gerimis mulai turun tapi aku dan
Jungkook malah masih terdiam ditempat dudukku.
“Shella-ya, ini hujan ayo masuk” terlihat Jimin
berlari kedepan pintu taman rumahku.
Aku dan Jungkook saling memandang dan tertawa, aku
juga tidak tahu kenapa tapi rasanya kami tidak mau masuk kedalam rumah dan
lebih memilih menikmati hujan berdua saat ini.
“shiero, aku akan disini saja” aku menolak ajakan
Jimin.
“kau bisa sakit. Kookkie-ya ajak Shella masuk”
teriak Jimin.
“aku baik-baik saja” aku membalas teriakan Jimin.
Jimin hanya menatapku heran dengan Jungkook, dia
terus memperhatikanku. Tapi aku tidak memperdulikannya. Dan akhirnya dia
berlalu meninggalkanku ditaman berdua. Aku tidak peduli dengan apa yang
dipikirkan oleh Jimin, aku hanya menikmati waktu saat ini dengan Jungkook saja.
Apa aku terlalu jahat padanya ?
Hujan mulai deras, dan sekarang kita berdua
benar-benar akan basah kuyub. Aku menatap langit yang sedang menurunkan hujan
tersebut, aku mengangkat tanganku menerima setiap butiran air hujan yang turun
tersebut. Aku tidak akan melupakan hari ini, hari yang paling bahagia dalam
hidupku, diberi kesempatan untuk bisa memiliki Jungkook walau aku tahu itu
hanya sesaat atau mungkin tidak.
“Shella-ya ?” Jungkook memanggil namaku.
“nde ?” aku menolehkan wajahku menatapnya.
Jungkook mulai mendekatkan wajahnya secara perlahan,
menghapus semua jarak diantara aku dengannya. Aku terdiam, jantungku rasanya
ingin keluar sekarang, begitu gugupnya. Apakah ini akan menjadi yang pertama
bagiku ?
Jungkook mulai menempelkan bibirnya tanpa ada
pergerakan, dia hanya mengecup bibirku kemudian melepaskannya. Walaupun hanya
seperti itu, tetap saja ini yang pertama kali bagiku.
Aku masih mematung menatapnya.
“Shella-ya, jika suatu saat nanti aku tidak dapat
memenuhi janjiku, apa kau akan marah ?” tanya Jungkook menatap lekat mataku
ditengah derasnya hujan tersebut.
“janji apa ? bukankah kau tidak mengucapkan janji
apapun padaku ? tapi itu lebih baik menurutku” aku menjawabnya masih dengan
nada syok dan gugup akibat perlakuannya barusan.
Jungkook tersenyum mendengar ucapanku, mungkin itu
tidak akan menjadi bebannya, jika dia tidak berjanji apapun padaku.
“hm... Gomawo Shella-ya. Kajja, kita akan sakit jika
harus berlama-lama disini”
“nde”
Jungkook memapahku kembali masuk kedalam. Tubuh kami
yang basah kuyub itu membuat lantai dirumahku menjadi kotor, tapi aku tidak
memperdulikan itu. Jungkook mengantarku masuk kedalam kamar.
“mandilah” ucap Jungkook.
Aku mengangguk “kau juga”
“baiklah, aku akan kembali kekamar” Jungkook
mengusap rambutku dan berjalan keluar dari kamarku.
Aku tersenyum, malam ini sepertinya aku akan tidur
nyenyak.
**
Setelah selesai mandi, aku mengganti perban
dikakiku. Sepertinya kakiku akan segera sembuh jika suasana hatiku seperti ini.
Aku senyum-senyum sendiri didalam kamar membayangkan apa yang baru saja terjadi
olehku dengan Jungkook. Ah jinjah, ini mustahil.
Tiba-tiba saja seseorang memasuki kamarku dan itu
adalah Jimin sambil membawakan minuman hangat lagi untukku. Jimin begitu
perhatian padaku.
“kau harus meminum minuman hangat, kau bisa terkena
demam nanti” ucap Jimin duduk disebelahku dan menyodorkan minuman itu.
“ahh gomawo”
“apakah kau seperti anak kecil ? bermain hujan
malam-malam begini ?” ucap Jimin dengan nada yang sedikit tinggi.
“mwo ? liatlah, apa kau sedang memarahiku ?” godaku.
“aishhh...” Jimin terlihat kesal.
“aku baik-baik saja Jimin-ah”
Jimin hanya menghela nafas panjang “apakah lukamu sudah membaik ?”
“nde. Itu sudah tidak terasa sakit”
Jimin menghela nafas “apa kau mengerti ? aku selalu
mengkhawatirkanmu”
Aku menatap Jimin dengan tatapan bingung.
“ahh, kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku akan
baik-baik saja dan selamanya akan selalu baik-baik saja” aku tersenyum lebar
kearah Jimin.
Jimin membuang muka.
“yasudah, kau istirahatlah” ucap Jimin dan berlalu
keluar dari kamarku.
Baru saja aku akan merebahkan tubuhku diatas kasur, tiba-tiba
ringtone handphoneku berbunyi dan aku segera mengambilnya. Terlihat nama kontak
‘Kharissa’ disana.
“hallo ?” aku menerima panggilannya.
“Shella,
kau dimana ? aku membutuhkanmu” ucap Kharissa dengan
nada linglungnya seperti orang mabuk.
“hyaaa, apa kau ke club lagi ?? aishh.. apa yang
terjadi denganmu ?” nada suaraku semakin meninggi.
“Shella
tolong aku, aku ingin mati rasanya” ucap Kharissa. Kalimat
itu memang sering keluar jika temannya itu sedang mabuk. Kharissa memang suka
sekali clubbing, karena faktor orang tua nya yang tidak pernah hidup akur, bisa
dibilang dia adalah anak brokenhome. Tetapi teman-temannya sudah bisa memahami
itu.
“Shella,
aku akan kerumahmu” ucap Kharissa dari telfonnya.
“hyaaa!! Kau tidak bisa dirumahku sekarang! aku akan
menelfon Nadia untuk menjemputmu!”
BIP
Aku memutuskan panggilan Kharissa dan segera
menelfon Nadia untuk menjemputnya sebelum Kharissa benar-benar akan kerumahku.
“hallo
?”
terdengar Nadia sudah menjawab panggilannya.
“hallo, nad bisakah kau menjemput Kharissa ditempat
biasa dia clubbing, sepertinya sesuatu terjadi lagi padanya” pintaku.
“benarkah
? baiklah aku akan segera kesana”
Aku menutup panggilanku. Aisshh anak itu memang
selalu cari masalah denganku jika sedang mabuk seperti itu.
3hari kemudian...
Shella Pov
Sudah 5 hari aku tidak hadir kesekolah, padahal luka
dikakiku sudah sembuh, hanya tinggal bekasnya saja. Dan sekarang sudah pas 3
hari aku menjalin hubungan dengan Jungkook secara diam-diam, karena member yang
lain tidak ada yang tahu perihal hubunganku dengannya. Kata Jungkook biarkan
mereka tahu dengan sendirinya saja.
Aku memandang layar handphoneku sesaat yang terdapat
foto kekasihku Jungkook disana. Kenapa sekarang aku merasa merindukannya ?
padahal setiap hari aku bertemu dengannya dan barusan saja aku bertemu
dengannya juga saat dia pulang studynya tadi. Apakah akan terasa aneh jika aku
benar-benar merindukannya ? padahal aku tinggal serumah dengannya seperti ini.
Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan keluar
kamarku dan berjalan kekamarnya. Saat ini jam baru menunjukan pukul 21.00
terlihat Jin, Rapmon, dan Suga sedang menonton Tv, lagi-lagi Jhope dan V dua
orang itu membuat video lagi dengan tingkah konyol mereka diruang tamu rumahku.
“oh, Shella-ya ?” panggil Jhope yang melihatku
berjalan kearah kamar mereka.
Dan aku menoleh kearahnya.
“apa kau belum tidur ? apa yang akan kau lakukan ?”
tanya Jhope.
“hyung hyung, ayo kita bernyanyi lagu ini,
sepertinya bagus” V menarik-narik lengan Jhope agar segera mengikutinya
bernyanyi dengan wajah bodoh dan suara yang sengaja dijelek-jelekan.
“hyaaa,
diamlah! suaramu sangat menganggu dan tidak enak didengar sama sekali” ucap
Jhope merasa terganggu dengan suara V tersebut.
Aku tertawa melihat tingkah mereka berdua.
“aku sedang mencari Jungkook, apakah dia ada
dikamarnya ?” tanyaku.
“mwo ? Jungkookkie ? untuk apa kau mencarinya ?”
tanya Jhope mulai curiga.
“ahh aniyaa.. aku hanya ingin bertemu dengannya”
jawabku gugup.
“jinjah ? apa kau akan tidur bersamanya lagi ?
sepertinya akhir-akhir ini kalian lebih sering terlihat bersama” tanya Jhope.
Mendengar ucapan Jhope, V langsung menghentikan aktifitasnya dan menatap
kearahku.
Sebenarnya aku sedikit risih dengan ucapan ‘tidur
bersama’ serasa aku dan Jungkook telah melakukan sesuatu saja.
“benarkah ? ahh hyung, sepertinya aku akan tidur
dikamarmu malam ini. bukankah kita tidak ingin menganggunya” ledek V.
“aku tidak mau tidur sekamar denganmu, cara tidurmu
sangat aneh” tolak Jhope.
“ahhh tidak, aku benar-benar hanya ingin menemuinya
saja” bantahku.
“hmm geure” jawab Jhope.
Aku berjalan kearah kamarnya dan mulai membuka pintu
kamar itu secara perlahan agar tidak menimbulkan suara dan tidak terdengar oleh
Jungkook. Aku sedikit mengintip dan mendapatkan Jungkook sedang menulis sesuatu
dibuku yang menurutku itu buku hariannya. Wajahnya terlihat sangat serius.
“ehemm...” aku berdehem memberikan kode bahwa aku
sedang berada dikamarnya.
“ohh, Shella-ya” Jungkook buru-buru menutup buku itu
dan segera memasukannya kedalam tas.
“apa yang sedang kau tulis ?” tanyaku penasaran
To Be Continue...
Huaaaa akhirnya FFku part 8 ini selesai juga hehe^^ aku
nulisnya hampir 30 lembar untu part ini, bagaimana menurut kalian ? pasti
membosankan ya ? karena part ini aku buatnya kepanjangan hehe. Jangan lupa
kirim comment dan sarannya yaaa, kalian juga bisa mengirimnya lewat mention
twitterku di @nana_amalinaa tidak menerima bash. Gomawo^^