Kamis, 15 Januari 2015

FF BTS Lucky Fans pt 8



Tittle : Lucky Fans pt 8
Author : Nana Amalina (author tetap)
Cast : Park Jimin (BTS Jimin), Gishella (OC), Jeon Jeong Guk (BTS Jungkook), All member BTS, and other.
Genre : Romance
Lenght : Part
Rating : PG17 /?
Happy Reading^^
Silent readers ? (n) !!
WARNING TYPO DIMANA-MANA! Hati-hati alur yang kadang tidak sesuai, kalimat susah dimengerti dan kalimat yang berulang-ulang.




Author Pov

“yasudah, kau tidurlah ini sudah malam” Jimin mengelus pelan kepala Shella dan membantunya untuk kembali berbaring ditempat tidurnya.
“selamat tidur Shella-ya” ucap Jimin lembut.
Shella hanya terdiam memperhatikan Jimin yang sedang berjalan kearah pintu kamarnya.
“Jimin-ah” panggil Shella.
‘aishh kenapa anak itu selalu memanggil namaku seperti itu ? benar-benar membuatku gugup’ batin Jimin mendengar panggilan Shella, dia menghentikan langkahnya lalu membalikan badannya kearah Shella.
“hyaa, kenapa kau terus memanggil namaku ? bukankah kau diminta untuk memanggilku Oppa ?” ujar Jimin.
“tapi aku lebih suka memanggilmu begitu, apakah tidak boleh ?”
“aishhh, mwo ?” tanya Jimin.
“aku tidak bisa tidur, bisakah kau menemaniku ?” tanya Shella.
“mwo ?? menemani ??”
Hening sejenak. Jimin yang mempunyai sifat yadong tersebut pikirannya langsung menjurus kemana-mana.
Jimin berjalan mendekat kearah Shella. Shella sedikit merasa heran dengan tingkah Jimin.
“hya, jangan berfikir yang tidak-tidak” ucap Shella dengan suara yang sedikit meninggi.
Jimin mengabaikan ucapan Shella lalu menaiki tempat tidurnya dan sekarang posisinya sudah persis diatas tubuh Shella dan sedikit menindihnya. Shella tercekat dengan tingkah Jimin yang seperti itu.
“apa yang akan kau lakukan ?” Shella memalingkan wajahnya tidak berani menatap Jimin.
“apakah kau tidak takut malam-malam berdua didalam kamar dengan lelaki seperti ini ?” ucap Jimin tepat ditelinga Shella, dan itu membuat Shella merinding.
Shella mengerti bahwa digrup BTS memang Jimin yang paling terkenal mempunyai sifat yadong.
“hyaa!!! Apa kau gila ?” dengan wajah panik Shella mendorong tubuh Jimin hingga tubuhnya terbanting kesamping tubuh Shella dengan posisi tiduran. Jimin hanya tertawa melihat raut wajah Shella yang ketakutan seperti itu.
“aishhh... apakah itu lucu ?” Shella merasa kesal.
“tenang saja, aku tidak akan melakukan apapun padamu” Jimin memiringkan tubuhnya menghadap Shella.
Ada sedikit perasaan lega didalam hati Shella, jika Jimin sampai melakukan sesuatu padanya mungkin Shella tidak akan bisa berbuat apa-apa. Shella sedikit melirik Jimin yang sedang menatapnya.
“jadi apa yang akan kita lakukan sekarang ?” tanya Jimin.
Shella berfikir sejenak “bagaimana kalau kita menonton film horor saja ?” usul Shella. Sebenarnya Shella tahu kalau Jimin sangat penakut dari member yang lain, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa Shella juga penakut dan tidak suka film horor. Jadi intinya mereka berdua memiliki sifat yang sama.
“hmm... baiklah” tadinya Jimin agak ragu untuk menyutujuinya tapi karena itu permintaan Shella dia hanya menurutinya saja.
Shella berlari kearah lemari bukunya memilih kaset film horor milik kakaknya yang dititipkan kepada Shella. Lalu dia memasukan kasetnya kedalam DVD dan mereka berdua mulai serius menatap layar TV yang ada dikamar Shella.
Jimin hanya memejamkan matanya tidak berani menonton tapi masih dengan gayanya yang sok cool tersebut agar dia terlihat berani dimata Shella.
Shella hanya menggenggam selimutnya bersiap-siap jika ada adegan yang menegangkan untuk menutupi wajahnya. Dan itu berhasil membuat Shella ketakutan, dia berteriak dan memegang lengan Jimin erat. Dia menyembunyikan kepalanya dibalik punggung Jimin.
“hyaa... kalau kau takut mengapa menonton film seperti ini ?” ucap Jimin dengan gaya sok beraninya.
“aishh...bukankah kau juga takut tadi ?”
“mwoo ?? ani, aku tidak takut” bantah Jimin.
“bukankah daritadi kau hanya memejamkan matamu saja ?” pertakaan Shella berhasil membuat Jimin tidak bisa berkata apa-apa lagi.
“hya.. j-jangan sok tau aku tidak seperti itu” Jimin berkata dengan gugup.
Lalu dia bangkit dari tempat tidur Shella, waktu sudah menunjukan pukul 00.30 pasti member yang lain sudah pada tertidur semuanya.
“ini sudah sangat larut, kau tidurlah. Aku akan kembali kekamar” ucap Jimin mematikan TV dan mengelus kepada Shella pelan.
“baiklah” kali ini Shella tidak bisa menahan Jimin lebih lama lagi dan hanya membiarkan dia pergi kekamarnya untuk beristirahat.
Disisi lain Shella semakin tidak bisa tidur ditambah lagi dengan film horor yang barusan dia tonton. Dia mengambil handphonenya dan membolak-baliknya. Dia benar-benar merasa gelisah.
“aishhh mengapa tadi aku harus mengajaknya nonton film seperti itu” gerutu Shella menyesal.
Shella berjalan keluar kamarnya dengan tertatih, melihat sekeliling dalam rumahnya yang sudah sepi. Dia menatap pintu kamar member BTS satu-satu. Dia berniat akan menumpang tidur untuk malam ini saja, karena tidak ada tempat yang bisa didatangi lagi oleh Shella, karena kakaknya harus pergi keluar kota selama 2minggu.
Shella berfikir sejenak. Kalau kekamar Jimin dan Jhope oppa pasti mereka akan sangat terganggu dan tidak enak dengan Jimin, terlebih Jimin sudah menemaninya tadi. Bagaimana kalau kamar Rapmon dan Suga oppa ? sesaat dia mengingat sifat Suga yang begitu mengerikan bagi Shella, karena Suga terkenal paling galak digrup mereka. Lalu pilihan terakhir adalah kamar V, Jin dan Jungkook yang menurut Shella mereka semua mendingan.
Shella mulai berjalan kearah kamar itu dan menggetuk pintu kamar itu.
“Oppa” panggil Shella mengetuk pelan pintu kamarnya.
“Oppaaaaa” panggil Shella sedikit lebih keras, karena Shella paham pasti mereka sudah tertidur.
“Oppaa” panggilnya lagi, tapi belum ada jawaban. Shella hampir putus asa, kenapa mereka semua tidur seperti orang mati yang tidak dengar dengan teriakan Shella.
Tapi tidak lama kemudian handle pintu kamar itu mulai terbuka, tampak Jin dengan muka bantalnya dengan mata menyipit membukakan pintu kamarnya. Shella merasa lega.
“mwo ?? Shella-ya, jam berapa ini ? ada apa ?” tanya Jin bingung dengan menahan rasa kantuknya.
“Mian oppa, bisakah aku menumpang tidur disini ? aku sedang tidak bisa tidur” ucap Shella gugup dan malu-malu.
Jin menatap Shella masih dengan tatapan bingung.
“kau tidak apa-apa ?” tanya Jin.
“nde Oppa”
“masuklah” Jin menyuruh Shella untuk memasuki kamarnya.
Terlihat V dan Jungkook yang sedang tertidur pulas, tapi kemudian Jin membangunkan mereka untuk berbagi tempat tidur dengan Shella. Dikamar itu terdapat 3 tempat tidur yang luas dan cukup untuk tidur dua orang di masing-masing tempat tidurnya.
“ada apa hyung ?” ucap V yang mulai membuka matanya.
“apakah ada latihan tengah malam lagi ?” ucap Jungkook yang masih bingung karena hyung nya membangunkannya begitu larut.
“ani. Kookkie-ya bisakah kau pindah tidur dengan V  ?” pinta Jin.
“waee ??” Jungkook masing bingung, lalu dia menemukan Shella yang sedang berdiri dibelakang tubuh Jin
“mwoo ?? Shella-ya, apa yang sedang kau lakukan ?” Jungkook mulai melebarkan matanya.
“dia sedang tidak bisa tidur, jadi dia akan menumpang tidur disini” ucap Jin.
“mwo ?? aishhh.. tapi aku tidak mau tidur dengan V hyung. Bukankah kau tahu dia tidak bisa tidur dengan tenang” tolak Jungkook.
“yasudah, biarkan Shella tidur denganmu saja kookkie-ya” ucap V yang kemudian kembali menarik selimutnya untuk melanjutkan tidurnya.
Jin menghela nafas melihat tingkah dongsaengnya tersebut. Jungkook membuang muka sesaat.
“mianhe, kalian jadi merasa terganggu” Shella merasa tidak enak dan merasa bersalah.
“kemarilah” Jungkook melambaikan tangannya memberikan kode pada Shella untuk mendekat.
Shella terlihat ragu-ragu dengan Jungkook.
“tenang saja, dia tidak akan melakukan apapun padamu. Aku percaya padanya” ucap Jin meyakinkan Shella.
Lalu Shella berjalan tertatih mendekati tempat tidur Jungkook dan mulai duduk dipinggirnya.
“kau tidur saja disini, tidak apa-apa” ucap Jungkook lalu kembali pada posisi tidurnya dengan membelakangi tubuh Shella.
Perlahan Shella mulai merebahkan badannya diatas kasur yang sama dengan Jungkook tersebut. Ada sedikit rasa bahagia dihati Shella dapat tidur berdua dengan Jungkook seperti ini. Tiba-tiba jantungnya berdetak cepat, aroma tubuh Jungkook tercium dengan jelas disini. Shella benar-benar sangat beruntung.


Author Pov

Pagi itu masih terlihat mendung, sudah dua hari ini matahari tidak menampakan sinarnya. Mungkin karena Indonesia sudah memasuki musim hujan dibulan ini.
Shella masih memejamkan matanya, dia masih menikmati mimpi-mimpi indahnya tersebut. Begitu juga dengan Jungkook, mungkin dia masih merasa lelah dengan pikiran-pikiran yang sedang mengganggunya. Member yang lain sudah bangun lebih dulu, kecuali mereka berdua.
V keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar dilehernya dan berjalan kekamarnya untuk berganti pakaian.
“omo!! Hyaaa apa yang sedang kalian lakukan ???” teriak V terkejut dengan posisi tidur Jungkook dan Shella, mereka tidur dengan posisi tangan Jungkook melingkar dipinggang Shella seperti sedang berpelukan ditambah lagi dengan wajah mereka sangat dekat.
Mendengar teriakan tersebut member yang lain langsung berdatangan menghampiri V.
“mwoooo ?? daebak” ucap Suga melihat Shella dan Jungkook.
“m-mengapa m-mereka bisa seperti i-itu ?” ucap Jhope dengan gagap.
Jimin yang merasa geram dengan pemandangan seperti itu langsung menghampiri Jungkook dan Shella.
“hyaaaa!! Iroenaaa!!!” teriak Jimin menggoyang-goyangkan tubuh mereka berdua.
Shella yang mulai tersadar dengan kegaduhan itu lalu mulai membuka matanya. Dia ikut terkejut dengan wajah Jungkook yang berada sangat dekat dengan wajahnya, juga dengan tangan Jungkook yang menempel pada pinggang Shella.
“huaaaaaaaaaa” Shella berteriak spontan mendorong tubuh Jungkook hingga terjatuh kelantai.
“aisshhh appo” Jungkook terbangun dan meringis kesakitan dengan muka yang masih mengantuk tersebut.
Shella bangun dari posisi tidurnya, mengecek semua pakaiannya yang masih lengkap, takut sesuatu terjadi padanya secara tidak sadar.
“Shella-ya, kenapa kau bisa tidur disini ?” tanya Rapmon.
“ahhh Oppa itu.....” Shella gelagapan menjawab pertanyaan dari Rapmon.
“apakah kalian berdua sudah berkencan ? kenapa kalian bisa tidur berdua seperti itu ?” goda Suga.
“apa terjadi sesuatu dengan kalian ?” tanya Jhope.
“ANI!!” jawab Jungkook dan Shella secara serempak, tetapi itu malah membuat member BTS semakin curiga.
“ahh.. sudahlah, Shella hanya tidak bisa tidur semalam, jadi dia datang kekamar kami untuk tidur disini, hanya itu” Jin memberi penjelasan yang sesungguhnya.
“mwo ?? kenapa kau tidak datang padaku saja ? aku masih bisa menemanimu” ucap Jimin.
“mianhe, aku rasa aku terlalu banyak merepotkanmu” Shella menundukan kepalanya.
“sudahlah, lagipula tidak apa-apa kau disini” ucap Jin lembut.
“sudahlah hyung, ayo kita makan ? aku sudah sangat lapar” V yang tidak bisa menahan rasa laparnya itu mulai merengek.
“kajja”
Lalu mereka sarapan bersama seperti biasa. Dan saat pukul setengah sembilan mereka bergegas menuju rumah Om Agus untuk melakukan study mereka lagi.
Karena hari ini Shella belum diizinkan untuk masuk sekolah dia hanya menghabiskan waktunya dengan menonton film saja dan menunggu sampai semua member BTS itu pulang.
‘Blip Blip’ handphone Shella berbunyi menandakan satu pesan masuk. Shella segera membukanya.
From : Eomma
Sayang, bagaimana keadaanmu ? apa kau sudah makan ?
Ada apa ini ? tidak biasanya Eomma Shella mengirimnya pesan seperti itu, pasti ada maksud tertentu, itu sudah menjadi ciri khasnya.
Dear : Eomma
Aku baik-baik saja. aku sudah makan.
Shella hanya  menjawab sekedarnya pesan dari Eommanya tersebut. Dan tidak mendapat balasan lagi.


Waktu sudah menunjukan pukul 3 sore, dan berarti saat ini waktunya member BTS untuk pulang. Shella menanti kedatangan mereka sambil memainkan handphonenya.
“Shella-ya, aku pulang” teriak Jimin menghampiri Shella dengan senyuman diwajahnya, itu membuat Shella sedikit tersentak.
Shella hanya menatap Jimin aneh. Kenapa member yang satu ini kelakuannya begitu kekanak-kanakan ?
“bagaimana dengan keadaan lukamu ? apakah sudah membaik ?” tanya Rapmon dan Suga yang juga langsung menghampiri Shella, disusul dengan V.
“ahh nde oppa, rasa sakitnya sudah berkurang” jawab Shella.
“apakah kau sudah makan ?” tanya Jhope.
Shella hanya mengangguk. Sepertinya itu sudah menjadi kebiasaan mereka menghampiri Shella dan bertanya-tanya seperti itu setelah mereka melakukan studynya.
“bukankah kalian lelah ? beristirahatlah” ucap Shella.
“baiklah, nanti malam kita harus makan bersama, oke ?” ucap Jimin. Lalu mereka berlalu kekamar masing-masing.
Shella hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.
Jungkook yang datang belakangan itu langsung menuju kamarnya tanpa menghampiri Shella terlebih dahulu, mungkin dia terlalu lelah dengan studynya. Tapi perlakuan Jungkook yang seperti itu membuat Shella sedikit kecewa. Apakah Jungkook marah padanya karena semalam ? padahal dia sendiri yang menawarkan untuk tidur diranjangnya.


Jungkook Pov

Aku duduk disamping tempat tidurku, aku sedikit mencium parfum Shella yang mungkin menempel pada spreinya saat dia tidur semalam.
Aku merebahkan tubuhku, kulihat Jin hyung yang sedang merapikan pakaiannya dan juga V hyung yang sudah tertidur pulas, entah kenapa orang itu suka sekali tidur. Tiba-tiba saja pikiranku melayang pada sosok gadis yang aku cintai Hyura. Sedang apa dia sekarang ? apakah dia makan dengan teratur ? aku terus mengkhawatirkannya, bagaimanapun aku tidak bisa membencinya apalagi melupakannya.
Aku meraih handphone yang ada dikantong bajuku, menatap layar handphone itu sejenak, terdapat foto Hyura begitu cantik disana. Aku benar-benar merindukannya. Aku mencari kontak atas nama itu dan mulai menekan tombol hijau, aku berniat akan meneleponnya.
“yeobseo ?” terdengar suara lelaki dari telefon Hyura.
Aku hanya terdiam, dan lelaki itu terus mencoba menjawab panggilannya.
“yeobseo ?” ucap lelaki itu lagi.
“yeobseo ?”
“yeobseo ?”
Hening sejenak.
“yeobseo ? apakah ini Jeun Jeong Guk ?”
Mendengar perkataan lelaki itu dengan spontan aku memutus panggilan itu. Bagaimana dia bisa tahu namaku ? ahh tentu saja dari nama kontak yang ada dihandphonenya Hyura.
Aku yakin sekali jika itu adalah Kim Jun Myeon lelaki yang akan menikah dengan Hyura, aku mengenal suaranya karena aku pernah bertemu sekali dan berbicara dengannya saat konser bersama grupnya.
Hatiku benar-benar terasa sesak, apakah mereka sudah sedekat itu ? apa mereka sudah melangsungkan pernikahannya ? ah itu tidak mungkin. Aku percaya pada Hyura, tapi bahkan dia sampai berani menerima panggilan dari handphone Hyura yang seharusnya itu adalah privasinya. Aku merasa sepertinya tidak akan bisa lagi menghubungi Hyura.
Aku menghela nafas dan melemparkan handphoneku kesembarang tempat. Apakah saat ini aku benar-benar harus melupakannya ?


In Korea

Jung Myeon terduduk dipinggir ranjang rumah sakit Hyura. Dia heran kenapa Jungkook memutuskan panggilannya begitu saja tanpa berkata apapun, padahal baru saja Jung Myeon akan menjelaskan bahwa Hyura sedang berada dirumah sakit. Jung Myeon mengerti bahwa Jungkook adalah lelaki yang sangat dicintai Hyura, karena Hyura selalu menceritakan itu padanya, walaupun Hyura setuju untuk menikah dengannya atas permintaan orangtuanya. Dan Jung Myeon masih bisa menerima itu karena dia benar-benar mencintai Hyura dengan tulus.
“siapa yang menelfon ?” tanya Hyura.
“oh... kau sudah bangun ?” Jung Myeon mengelus rambut Hyura.
Hyura hanya tersenyum menggangguk.
“gwenchana ? apakah masih terasa sakit ?” ucap Jung Myeon dengan penuh perhatian.
“aku tidak sakit Oppa” Hyura membantah lalu tersenyum pada calon suaminya tersebut, mungkin.
“Hyura, aku tidak mau melihatmu seperti itu lagi. Itu membuatku benar-benar khawatir” ucap Jung Myeon secara halus.
“nde Oppa. Mianhe. Aku tidak akan seperti itu lagi, dan Oppa tidak perlu khawatir” ucap Hyura lirih.
Jung Myeon memeluk tubuh Hyura dan mengecup keningnya.
“saranghae Hyura” ucap Jung Myeon lembut.
Hyura hanya terdiam dan membalas pelukan Jung Myeon yang tulus tersebut.
“siapa yang menelfon tadi ?” tanya Hyura yang masih penasaran dan melepaskan pelukannya.
“ahh itu Jungkook, tapi dia tidak berkata apapun dan mematikan telfonnya begitu saja” ucap Jung Myeon sambil menyerahkan handphone milik Hyura.
“kau tidak menceritakan apapun padanya kan ?” tanya Hyura.
“tidak” jawab Jung Myeon singkat.
“Oppa, aku mohon jangan cerita apapun dengannya” pinta Hyura.
“mengapa ? bukankah dia harus tahu dengan kondisimu ?”
“lebih baik dia tidak usah tahu, itu akan menjadi bebannya nanti” ucap Hyura.
“lalu kapan kau akan memberitahunya ? apakah nanti setelah dia kembali dari Indonesia ?”
“tidak, aku akan menemuinya jika kondisiku sedikit membaik kau mengizinkannya bukan ?” tanya Hyura.
Jung Myeon menghela nafas “baiklah jika itu mau mu. apakah kau begitu mencintainya ?” tanya Jung Myeon tiba-tiba.
“Oppa ?”
“ahh aku lupa kalau kau melarangku untuk bertanya seperti itu lagi, mianhe” Jung Myeon tersenyum dan mengelus kembali rambut Hyura.


In Indonesia

Shella Pov

Makan malam sudah selesai. Aku terduduk dikursi taman rumahku, aku ingin sekali menghirup udara segar karena sudah 2hari ini turun hujan sehingga aku tidak bisa keluar sama sekali. Aku membiarkan wajahku yang tertiup angin yang membawa hawa dingin malam ini.
Aku melirik kearah dalam rumahku, terlihat Jin dan Rapmon yang sedang membereskan meja makan, sebenarnya aku ingin sekali membantunya, tapi mereka selalu melarangku.
Terlihat Jhope, V, dan Jimin sedang membuat video funny moment mereka yang mungkin akan mereka kirim pada managernya untuk dipost diyoutube. Mereka melakukan dance cover ala girlband itu lagi, mereka benar-benar sangat lucu, aku mengingat pertama kali menonton video mereka yang satu itu, aku tidak bisa berhenti tertawa selama beberapa menit membayangkan jika benar dia melakukan itu secara langsung dan sekarang mereka benar-benar melakukannya. Aisshhh jinjah... agak membuat geli juga ternyata. Aku mencari Suga dan Jungkook, mungkin mereka sudah berada dikamarnya masing-masing.
“Shella-ya” panggil Jungkook tiba-tiba dengan menepuk pundakku.
Aku tersentak dan spontan menoleh kebelakang.
“Jungkook ?”
“apa yang sedang kau lakukan disini ?” tanya Jungkook.
“hanya ingin menghirup udara segar” jawabku.
“taman rumahmu ini cukup bagus jika malam hari” Jungkook memperhatikan setiap sisi taman dari rumahku.
“ahh, Appaku yang membuat taman ini”
“ahh nde, jika boleh tau dimana orangtua mu ?” tanya Jungkook dan duduk disampingku.
“orang tuaku tinggal di Eropa, Appaku mempunyai perusahaan disana”
“oh begitu”
Hening Sejenak.
Aku menghela nafas. “Jungkookkie ? apakah kau tahu ? aku ingin mengungkapkan sesuatu padamu” ucapku.
“apa ?” tanya Jungkook.
“entah kenapa aku tidak pernah membayangkan akan bertemu kalian seperti ini, apalagi denganmu ini benar-benar seperti mimpi” ucapku, tersenyum kecil.
“waee ??” tanya Jungkook bingung.
“bukankah kau tau, aku ini hanya sebagai penggemarmu. Kau tahu bagaimana diposisi penggemar ? itu benar-benar sangat susah. Kita menyukai seseorang tetapi hanya bermimpi mendapatkannya, dan itu mungkin sesuatu yang mustahil bagi mereka” aku menghela nafas dan tersenyum simpul.
            Jungkook membalas senyumanku “aku benar-benar senang mempunyai penggemar sepertimu, mian membuatmu merasa susah seperti itu” Jungkook menepuk kepalaku pelan.
“itu sudah menjadi resiko untuk menjadi penggemar, dan sepertinya aku tidak menyesal mengidolakan kalian. Kalian benar-benar hebat dan sangat menghibur” ucapku menatapnya dan mengacungkan dua jempol tanganku. Bagaimanapun aku benar-benar mencintai makhluk ciptaan Tuhan yang satu ini.
“ahh jinjah apakah hanya itu saja ? bukankah ketampananku juga salah satu faktornya ?” ledek Jungkook.
“hyaa Jeon Jungkook, kenapa rasa percaya dirimu begitu besar ? apa kalian diajarkan untuk menjadi seperti itu ?” tanyaku menggurutu.
 “tentu saja, bukankah berdiri dipanggung harus mempunyai rasa percaya diri yang besar”
Benar juga, aku terdiam sejenak mengedarkan pandanganku keatas langit yang luas tanpa bintang itu, mungkin akan turun hujan lagi nanti malam.
 Tapi bagaimana kalau aku akan mengabulkan mimpimu itu ?” tanya Jungkook.
Aku terdiam, mimpi yang mana ? karena sepertinya aku mempunyai banyak mimpi. Aku menatap Jungkook bingung dan dia tertawa melihatku.
“ekspresimu lucu sekali Shella-ya” Jungkook mencubit kedua pipiku.
“aisshhh appo” aku memegangi kedua pipiku. Kenapa sekarang aku selalu terlihat seperti anak kecil didepannya, aishh memalukan ingatlah aku lebih tua darinya.
“mimpi apa maksudmu ?” tanyaku.
“mimpi para penggemar untuk memiliki idolanya ?” jawabnya.
Aku tercekat mendengar pernyataan Jungkook, aku masih tidak mengerti walaupun sebenarnya hatiku mengerti maksudnya.
“Shella-ya, sekarang aku yang akan bertanya padamu. Apakah kau tidak keberatan jika mulai sekarang aku ingin belajar menyukaimu ?” tanya Jungkook, raut wajahnya terlihat serius.
“mwooo ???” dan saat ini aku benar-benar terkejut dengan perkataan Jungkook.
“tidak ada salahnya bukan jika aku ingin menyukaimu ? aku ingin belajar menyukai seseorang yang menyukaiku juga” ucap Jungkook.
Aku masih terkejut menatap Jungkook. Apa maksudnya ini ? aku bingung mengekspresikan perasaanku sendiri.
“apa kau keberatan ?” tanya Jungkook.
“hmm ani, hanya saja bukankah kau sudah mempunyai seseorang wanita yang kau sukai ?” tanyaku.
“aku ingin melupakannya” jawab Jungkook.
“mengapa ? apakah semudah itu ?”
“bukankah kau sudah tahu ? dia tidak memilihku, aku dicampakkan dan aku ingin melupakannya, aku terlihat menyedihkan bukan ? tentu saja itu tidak mudah, mungkin saja denganmu aku bisa” ucap Jungkook dengan tatapannya yang nanar.
“tapi apakah kau akan baik-baik saja ?” tanyaku.
Jungkook menghela nafas “sejujurnya aku merasa sangat kehilangan, aku telah menunggunya selama bertahun-tahun dan akhirnya seperti ini tapi aku akan berusaha untuk baik-baik saja. mungkin ini sudah menjadi takdirku”
“kau tidak harus memaksakan hatimu seperti itu”
“anii, aku akan melakukannya tulus untukmu” ucap Jungkook.
Shella mengangguk mengerti. “kenapa harus denganku ?”
“entah kenapa jika berada didekatmu aku lebih merasa tenang” ucap Jungkook.
Jantungku berdebar sangat cepat saat ini. Kartu hijau yang diberikan oleh Jungkook itu sudah berjalan dengan mulus sekarang. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi bagaimana bahagianya hatiku saat ini.
Tapi aku mengerti dengan situasi perasaan Jungkook saat ini, aku yakin ini akan menjadi waktu sulit untuk aku dan dia, terlebih jika dia tidak berhasil melupakannya. Dan aku tahu usahanya akan melupakannya itu akan sia-sia, karena aku mengerti berapa dalam Jungkook mencintai gadis itu.
Dan tiba-tiba air mata bahagia itu mulai menetes dari pelupuk mataku. Aku sudah cukup bahagia saat ini walaupun aku sedikit mempunyai bayangan kalau pada akhirnya aku dan Jungkook tetap akan berpisah bagaimanapun caranya, entah kenapa aku mempunyai keyakinan kuat akan seperti itu akhirnya.
Tapi aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang Jungkook berikan padaku saat ini, aku akan mulai menjalaninya dengan Jungkook sekarang. Dan mencintainya dengan tulus apapun resikonya dan apapun yang akan terjadi nanti kedepannya.
“Shella, kau tidak apa-apa ?” Jungkook mengusap air mataku yang mengalir deras tersebut. Diawali dengan air mata, pastinya akan berakhir juga dengan air mata, aku yakin itu.
“Jungkookkie ? aku sangat bahagia” ucapku menahan air mataku agar tidak jatuh lebih banyak lagi. Ah kenapa aku suka sekali menangis didepannya ? memalukan.
“nado” ucapnya, Jungkook mulai memeluk tubuhku erat, dia mengelus pelan rambutku, aku tersenyum bahagia dan aku membalas pelukannya. Hubunganku dengannya termasuk cepat, hanya beberapa hari bertemu sudah bisa seperti ini, yang tadinya aku hanya sebagai penggemar yang bermimpi dapat memiliki idolanya dan sekarang mimpi itu menjadi kenyataan. Kau hebat Shella, aku memuji diriku sendiri.
“oiya, apa lukamu masih terasa sakit ?” tanya Jungkook sambil melepas pelukannya.
“ahh tidak terasa sakit lagi sekarang” ucapku.
“benarkah ? apa itu karena diriku ?”
“aisshhh... dari semua member hanya kau yang memiliki percaya diri sangat tinggi”
“tentu saja” Jungkook merangkul bahuku.
Apakah aku sekarang benar-benar terlihat seperti sepasang kekasih baru ? ahh aku benar-benar tidak menyangka, ini benar-benar seperti mimpi.
Dan akhirnya hujan gerimis mulai turun tapi aku dan Jungkook malah masih terdiam ditempat dudukku.
“Shella-ya, ini hujan ayo masuk” terlihat Jimin berlari kedepan pintu taman rumahku.
Aku dan Jungkook saling memandang dan tertawa, aku juga tidak tahu kenapa tapi rasanya kami tidak mau masuk kedalam rumah dan lebih memilih menikmati hujan berdua saat ini.
“shiero, aku akan disini saja” aku menolak ajakan Jimin.
“kau bisa sakit. Kookkie-ya ajak Shella masuk” teriak Jimin.
“aku baik-baik saja” aku membalas teriakan Jimin.
Jimin hanya menatapku heran dengan Jungkook, dia terus memperhatikanku. Tapi aku tidak memperdulikannya. Dan akhirnya dia berlalu meninggalkanku ditaman berdua. Aku tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh Jimin, aku hanya menikmati waktu saat ini dengan Jungkook saja. Apa aku terlalu jahat padanya ?
Hujan mulai deras, dan sekarang kita berdua benar-benar akan basah kuyub. Aku menatap langit yang sedang menurunkan hujan tersebut, aku mengangkat tanganku menerima setiap butiran air hujan yang turun tersebut. Aku tidak akan melupakan hari ini, hari yang paling bahagia dalam hidupku, diberi kesempatan untuk bisa memiliki Jungkook walau aku tahu itu hanya sesaat atau mungkin tidak.
“Shella-ya ?” Jungkook memanggil namaku.
“nde ?” aku menolehkan wajahku menatapnya.
Jungkook mulai mendekatkan wajahnya secara perlahan, menghapus semua jarak diantara aku dengannya. Aku terdiam, jantungku rasanya ingin keluar sekarang, begitu gugupnya. Apakah ini akan menjadi yang pertama bagiku ?
Jungkook mulai menempelkan bibirnya tanpa ada pergerakan, dia hanya mengecup bibirku kemudian melepaskannya. Walaupun hanya seperti itu, tetap saja ini yang pertama kali bagiku.
Aku masih mematung menatapnya.
“Shella-ya, jika suatu saat nanti aku tidak dapat memenuhi janjiku, apa kau akan marah ?” tanya Jungkook menatap lekat mataku ditengah derasnya hujan tersebut.
“janji apa ? bukankah kau tidak mengucapkan janji apapun padaku ? tapi itu lebih baik menurutku” aku menjawabnya masih dengan nada syok dan gugup akibat perlakuannya barusan.
Jungkook tersenyum mendengar ucapanku, mungkin itu tidak akan menjadi bebannya, jika dia tidak berjanji apapun padaku.
“hm... Gomawo Shella-ya. Kajja, kita akan sakit jika harus berlama-lama disini”
“nde”
Jungkook memapahku kembali masuk kedalam. Tubuh kami yang basah kuyub itu membuat lantai dirumahku menjadi kotor, tapi aku tidak memperdulikan itu. Jungkook mengantarku masuk kedalam kamar.
“mandilah” ucap Jungkook.
Aku mengangguk “kau juga”
“baiklah, aku akan kembali kekamar” Jungkook mengusap rambutku dan berjalan keluar dari kamarku.
Aku tersenyum, malam ini sepertinya aku akan tidur nyenyak.

**

Setelah selesai mandi, aku mengganti perban dikakiku. Sepertinya kakiku akan segera sembuh jika suasana hatiku seperti ini. Aku senyum-senyum sendiri didalam kamar membayangkan apa yang baru saja terjadi olehku dengan Jungkook. Ah jinjah, ini mustahil.
Tiba-tiba saja seseorang memasuki kamarku dan itu adalah Jimin sambil membawakan minuman hangat lagi untukku. Jimin begitu perhatian padaku.
“kau harus meminum minuman hangat, kau bisa terkena demam nanti” ucap Jimin duduk disebelahku dan menyodorkan minuman itu.
“ahh gomawo”
“apakah kau seperti anak kecil ? bermain hujan malam-malam begini ?” ucap Jimin dengan nada yang sedikit tinggi.
“mwo ? liatlah, apa kau sedang memarahiku ?” godaku.
“aishhh...” Jimin terlihat kesal.
“aku baik-baik saja Jimin-ah”
Jimin hanya menghela nafas panjang  “apakah lukamu sudah membaik ?”
“nde. Itu sudah tidak terasa sakit”
Jimin menghela nafas “apa kau mengerti ? aku selalu mengkhawatirkanmu”
Aku menatap Jimin dengan tatapan bingung.
“ahh, kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku akan baik-baik saja dan selamanya akan selalu baik-baik saja” aku tersenyum lebar kearah Jimin.
Jimin membuang muka.
“yasudah, kau istirahatlah” ucap Jimin dan berlalu keluar dari kamarku.

Baru saja aku akan merebahkan tubuhku diatas kasur, tiba-tiba ringtone handphoneku berbunyi dan aku segera mengambilnya. Terlihat nama kontak ‘Kharissa’ disana.
“hallo ?” aku menerima panggilannya.
“Shella, kau dimana ? aku membutuhkanmu” ucap Kharissa dengan nada linglungnya seperti orang mabuk.
“hyaaa, apa kau ke club lagi ?? aishh.. apa yang terjadi denganmu ?” nada suaraku semakin meninggi.
“Shella tolong aku, aku ingin mati rasanya” ucap Kharissa. Kalimat itu memang sering keluar jika temannya itu sedang mabuk. Kharissa memang suka sekali clubbing, karena faktor orang tua nya yang tidak pernah hidup akur, bisa dibilang dia adalah anak brokenhome. Tetapi teman-temannya sudah bisa memahami itu.
“Shella, aku akan kerumahmu” ucap Kharissa dari telfonnya.
“hyaaa!! Kau tidak bisa dirumahku sekarang! aku akan menelfon Nadia untuk menjemputmu!”
BIP
Aku memutuskan panggilan Kharissa dan segera menelfon Nadia untuk menjemputnya sebelum Kharissa benar-benar akan kerumahku.
“hallo ?” terdengar Nadia sudah menjawab panggilannya.
“hallo, nad bisakah kau menjemput Kharissa ditempat biasa dia clubbing, sepertinya sesuatu terjadi lagi padanya” pintaku.
“benarkah ? baiklah aku akan segera kesana”
Aku menutup panggilanku. Aisshh anak itu memang selalu cari masalah denganku jika sedang mabuk seperti itu.


3hari kemudian...

Shella Pov

Sudah 5 hari aku tidak hadir kesekolah, padahal luka dikakiku sudah sembuh, hanya tinggal bekasnya saja. Dan sekarang sudah pas 3 hari aku menjalin hubungan dengan Jungkook secara diam-diam, karena member yang lain tidak ada yang tahu perihal hubunganku dengannya. Kata Jungkook biarkan mereka tahu dengan sendirinya saja.
Aku memandang layar handphoneku sesaat yang terdapat foto kekasihku Jungkook disana. Kenapa sekarang aku merasa merindukannya ? padahal setiap hari aku bertemu dengannya dan barusan saja aku bertemu dengannya juga saat dia pulang studynya tadi. Apakah akan terasa aneh jika aku benar-benar merindukannya ? padahal aku tinggal serumah dengannya seperti ini.
Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan keluar kamarku dan berjalan kekamarnya. Saat ini jam baru menunjukan pukul 21.00 terlihat Jin, Rapmon, dan Suga sedang menonton Tv, lagi-lagi Jhope dan V dua orang itu membuat video lagi dengan tingkah konyol mereka diruang tamu rumahku.
“oh, Shella-ya ?” panggil Jhope yang melihatku berjalan kearah kamar mereka.
Dan aku menoleh kearahnya.
“apa kau belum tidur ? apa yang akan kau lakukan ?” tanya Jhope.
“hyung hyung, ayo kita bernyanyi lagu ini, sepertinya bagus” V menarik-narik lengan Jhope agar segera mengikutinya bernyanyi dengan wajah bodoh dan suara yang sengaja dijelek-jelekan.
 “hyaaa, diamlah! suaramu sangat menganggu dan tidak enak didengar sama sekali” ucap Jhope merasa terganggu dengan suara V tersebut.
Aku tertawa melihat tingkah mereka berdua.
“aku sedang mencari Jungkook, apakah dia ada dikamarnya ?” tanyaku.
“mwo ? Jungkookkie ? untuk apa kau mencarinya ?” tanya Jhope mulai curiga.
“ahh aniyaa.. aku hanya ingin bertemu dengannya” jawabku gugup.
“jinjah ? apa kau akan tidur bersamanya lagi ? sepertinya akhir-akhir ini kalian lebih sering terlihat bersama” tanya Jhope. Mendengar ucapan Jhope, V langsung menghentikan aktifitasnya dan menatap kearahku.
Sebenarnya aku sedikit risih dengan ucapan ‘tidur bersama’ serasa aku dan Jungkook telah melakukan sesuatu saja.
“benarkah ? ahh hyung, sepertinya aku akan tidur dikamarmu malam ini. bukankah kita tidak ingin menganggunya” ledek V.
“aku tidak mau tidur sekamar denganmu, cara tidurmu sangat aneh” tolak Jhope.
“ahhh tidak, aku benar-benar hanya ingin menemuinya saja” bantahku.
“hmm geure” jawab Jhope.
Aku berjalan kearah kamarnya dan mulai membuka pintu kamar itu secara perlahan agar tidak menimbulkan suara dan tidak terdengar oleh Jungkook. Aku sedikit mengintip dan mendapatkan Jungkook sedang menulis sesuatu dibuku yang menurutku itu buku hariannya. Wajahnya terlihat sangat serius.
“ehemm...” aku berdehem memberikan kode bahwa aku sedang berada dikamarnya.
“ohh, Shella-ya” Jungkook buru-buru menutup buku itu dan segera memasukannya kedalam tas.
“apa yang sedang kau tulis ?” tanyaku penasaran

To Be Continue...

Huaaaa akhirnya FFku part 8 ini selesai juga hehe^^ aku nulisnya hampir 30 lembar untu part ini, bagaimana menurut kalian ? pasti membosankan ya ? karena part ini aku buatnya kepanjangan hehe. Jangan lupa kirim comment dan sarannya yaaa, kalian juga bisa mengirimnya lewat mention twitterku di @nana_amalinaa tidak menerima bash. Gomawo^^