Tittle
: Lucky Fans pt 7
Author
: Nana Amalina (author tetap)
Cast
: Park Jimin (BTS Jimin), Gishella (OC), Jeon Jeong Guk (BTS Jungkook), All
member BTS, and other.
Genre
: Romance
Lenght
: Part
Rating
: PG17 /?
Happy
Reading^^
Silent
readers ? (n) !!
WARNING TYPO DIMANA-MANA! Hati-hati alur yang kadang tidak
sesuai, kalimat susah dimengerti dan kalimat yang berulang-ulang.
Shella Pov
“Shella-ya, bolehkan aku bertanya sesuatu ?” pinta
Jungkook, raut wajahnya terlihat berubah.
Aku bertanya-tanya dengan apa yang ingin ditanyakan
Jungkook padaku. Dan kenapa ekspresinya berubah seperti itu ? apakah aku
melakukan sesuatu yang salah lagi. Aku menghela nafasku. Mungkin saja karena
sesuatu yang sedang menimpa hatinya.
“apa ?” tanyaku.
“apa alasanmu menyukaiku ?” tanya Jungkook.
“mwoo ??” aku kaget dengan pertanyaan Jungkook.
Sebenarnya ada apa dengannya ? bukankah kemarin dia
meninggalkanku saat aku bertanya bolehkah aku menyukainya.
“apakah menyukai seseorang harus membutuhkan alasan
?” aku bertanya balik padanya.
“ahh benar, tidak juga” jawab Jungkook membenarkan
ucapanku dan mengalihkan pandangannya dariku.
“kenapa kau bertanya seperti itu ?” tanyaku yang
merasa tidak nyaman dengan pertanyaan Jungkook.
“aniyaa..” wajah Jungkook terlihat sedih.
Aku paham sekali apa sedang dirasakan Jungkook saat
ini, aku juga pernah mengalami yang namanya patah hati saat di SMP dulu, karena
aku mengganggapnya hanya cinta monyet, maka dari itu aku tidak begitu
memikirkannya. Tapi memang benar patah hati itu rasanya sangat menyakitkan.
Aku menatapnya, terdapat sedikit kantong mata
dibawah kelopak matanya. Entah apa yang dia pikirkan, aku rasa dia tidak tidur
semalam.
“aku tahu apa yang sedang kau rasakan. jangan
terlalu jauh jatuh didalamnya, itu akan membuatmu semakin terluka” ucapku
mencoba menghibur Jungkook.
“molla, hanya saja aku...” Jungkook tidak meneruskan
kata-katanya, suaranya bergetar. Aku yakin sekali dia sedang menahan sesuatu.
Aku menghela nafas. Aku ikut merasa iba dengan apa
yang dirasakan Jungkook.
“ada banyak orang berada disampingmu, ada para
member yang lain dan managermu yang selalu setia menghiburmu” aku mengelus
punggung Jungkook.
Jungkook hanya menunduk mendengar ucapanku. Aku
melihat air mata menetes dari ujung matanya, tapi dengan secepat kilat dia
langsung menghapusnya. Apakah benar dia menangis ? apakah sesakit itu hatinya
saat ini ? apakah begitu berartinya wanita itu dihidupnya ? tidak biasanya
lelaki menangis karena hal wanita seperti itu. Saat ini aku benar-benar melihat
sisi yang berbeda dari Jungkook, dia tidak seperti biasanya dengan apa yang aku
lihat di video funny moment mereka. Jungkook yang selalu bertingkah aneh,
Jungkook yang selalu membuat orang lain ketawa, Jungkook yang selalu menghibur
orang lain.
Aku membuang nafas, hatiku juga terasa sakit melihat
Jungkook seperti itu. Tidak bisakah kau hanya melupakannya dan melihat kearahku
? apakah aku terlalu egois ? entah kenapa aku benar-benar sudah terlalu dalam
menyukainya, bahkan lebih dari hanya sekedar sebagai penggemar.
Tiba-tiba ringtone line dari handphoneku berbunyi
dan aku segera mengeceknya.
From
: Park Jimin
Shella-ya,
kau baik-baik saja ? istirahatlah yang cukup, jangan berjalan-jalan terus agar
lukamu cepat sembuhJ
Aku tersenyum membaca pesan itu, sempat-sempatnya
Jimin mengirim pesan padaku ditengah studynya seperti itu. Jimin memang begitu
perhatian padaku, aku merasakan jika aku bersamanya perhatiannya tidak teralih
sedetikpun dariku. Sebenarnya apa yang terjadi dengannya ?
Sesaat kemudian ringtone line handphoneku berbunyi
kembali.
From
: Park Jimin
Aku
tau, kau tidak akan membalas pesanku. Dan aku akan terus memberimu pesan mulai
sekarang :p
Dan saat ini aku berdecak kesal membaca pesannya.
Aisshh apa dia akan menguntitku ? mengapa dia selalu menggangguku ? aku
melemparkan handphoneku ke sembarang tempat diatas kasurku.
“nugu ?” tanya Jungkook yang daritadi
memperhatikanku membaca pesan dari Jimin tersebut.
“ahh... molla, orang iseng” jawabku.
Hening sejenak.
“aku akan kembali kekamarku, jika kau membutuhkan
sesuatu panggil aku saja” ucap Jungkook meraih handphoneku yang aku lempar
kesembarang tempat tadi. Menuliskan sesuatu, lalu menyerahkan padaku. Dan
berjalan keluar dari kamarku.
‘Jungkookkie, kau harus menjadi kuat agar aku juga
bisa menjadi kuat’ ucap Shella setelah melihat punggung Jungkook sudah berlalu
dari pintu kamarnya.
Terlihat dia memberikan id line nya padaku. Ada
sedikit rasa bahagia saat dia memberikan id linenya, itu tandanya aku bisa
mengirimnya pesan kapan saja. Tiba-tiba saja ringtone line handphoneku berbunyi
kembali.
From
: Park Jimin
Shella-ya
apakah makan siang nanti aku harus pulang kerumah dan mengantarkan makanan
untukmu ?
Ah jinjahh, orang ini benar-benar tidak akan
membuatku tenang, aku mengumpat kecil setelah membaca pesan dari Jimin
tersebut. Lalu aku menyandarkan punggungku pada sandaran tempat tidurku,
menenangkan pikiranku sejenak. Sesaat aku memutuskan untuk menonton youtube video
funny moments BTS lewat handphoneku, karena dari kemarin aku tidak sempat
menontonnya. Walaupun saat ini mereka ada didekatku, tetap saja rasanya ingin
menonton mereka diyoutube, karena itu sudah menjadi kebiasaanku.
Jimin Pov
Aku sedang duduk mendengarkan ssaem yang sedang
menerangkan tentang melatih vokal yang baik tersebut. Aku merasa seperti
sekolah lagi saat ini, bedanya ini hanya seperti homeschooling. Bahkan masa
trainee ku sudah selesai, apakah itu belum cukup ? kenapa harus belajar seperti
ini lagi ? bahkan untuk belajar seperti ini harus jauh sekali sampai Indoneisa,
ada-ada saja. Tapi karena kunjunganku ke Indonesia dapat mempertemukan ku
dengan Shella, jadi sekarang aku mulai menerima itu.
Aku menghela nafas. Benar-benar merasa sangat bosan
sekali, maka dari itu aku mencari kesibukan sendiri.
Kulirik handphoneku dan tidak mendapatkan balasan
dari Shella. Huff.. aku sudah tau pasti ini akan terjadi, Shella benar-benar
tidak akan membalas satupun pesan dariku, bahkan saat pertama kali aku
mengirimkan pesan padanya juga tidak mendapat balasan, terhitung hanya sekali
dia mengirimkan pesan padaku.
Aku melihat ssaem yang terus menerangkan, lalu aku
membuang muka sesaat, berfikir apa yang bisa aku lakukan saat ini ? lalu aku
memutuskan mengirimkan pesan untuk Shella lagi.
Dear : Gishella
Shella-ya apakah makan siang nanti aku harus pulang
kerumah dan mengantarkan makanan untukmu ?
Aku mencari-cari alasan agar terbebas dari pelajaran
kali ini. Tapi tetap saja sepertinya hasilnya percuma. Aku hanya bisa mengikuti
pelajaran ini sampai selesai.
Author Pov
Saat ini jam menunjukan pukul 13.00, cuaca hari ini
sangat mendung, walaupun waktu sudah tengah hari, tetapi matahari tetap saja
tidak menampakan sinarnya. Memang sudah diprediksikan akan turun hujan hari
ini, tetapi daritadi pagi hanya mendung saja, serasa awan sedang mencari waktu
yang pas untuk menurunkan hujannya.
Shella sedang tertidur pulas diranjangnya, matanya
merasa lelah setelah 3 jam menonton video funny moments BTS dari handphonenya
tersebut. Entah kenapa dia lebih suka memilih menonton video mereka lewat
youtube, karena itu benar-benar dapat menghiburnya saat ini, dan dapat
melupakan masalah apa yang sedang mereka hadapi. Seharusnya itu tidak berguna
lagi untuk Shella, karena idolanya ada didepan matanya saat ini. Bukankah itu
akan lebih gampang untuk mengenal mereka lebih dalam ?
Handphone Shella berdering, terdengar ringtone lagu
BTS Boy In Luv yang hanya bagian reffnya saja. Shella terbangun dan mulai mengerjap-ngerjapkan
matanya, lalu meraih handphonenya. Terlihat nama kontak ‘Kharissa’ teman
sebangku sekaligus sahabatnya itu sedang memanggilnya.
“Hallo ?” Shella mengangkat panggilan itu dengan
suara lemas karena baru bangun tidur.
“Shella
aku dengar kamu sedang sakit ? kamu sakit apa ? perlukah aku menjengukmu nanti
setelah pulang sekolah ?” terdengar suara Kharissa dari
sebrang handphonenya.
“aku hanya sedikit terluka karena kesalahanku, aku
tidak sakit parah kau tidak usah menjengukku” jawab Shella yang masih setengah
sadar tersebut.
“benarkah
? kau baik-baik saja ?” Kharissa sedikit khawatir pada
Shella.
“iya, aku baik-baik saja”
“kapan
kau akan kembali masuk sekolah ?” tanya Kharissa.
“mungkin seminggu lagi” jawab Shella seadanya.
“apaaa
?? kenapa lama sekali ? aku akan menjengukmu besok dengan Nadia”
Kharissa mengeraskan suaranya.
“tidak usah. Aku baik-baik saja Khar, kau tidak usah
khawatir. Aku akan segera masuk sekolah secepat mungkin, aku hanya perlu
istirahat beberapa hari” jelas Shella.
Kharissa terdengar sedang menghelas nafas. “baiklah, kalau ada apa-apa kau harus
menghubungiku. Oke ?”
“iyaaaa” jawab Shella.
“yasudah,
aku masuk kelas dulu ya ? nanti aku akan menghubungimu lagi”
ucap Kharisssa.
“oke bye”
Shella memutuskan panggilan Kharissa dan menarik
selimutnya menutupi wajahnya.
Tidak lama setelah itu pintu kamar Shella dibuka
oleh seseorang, tampak Jungkook masuk membawa nampan berisi makan siang untuk
Shella. Shella belum menyadari kedatangan Jungkook, dia masih saja membenamkan
kepalanya dibawah selimutnya.
“Shella-ya, ini makan siangmu” ucap Jungkook yang
sudah duduk disamping tempat tidur Shella.
Shella terkejut dan segera membuka selimutnya.
Tampak Jungkook dengan wajah polosnya itu sedang menatap Shella. Aishhh kenapa
namja itu imut sekali, batin Shella.
“aku sudah menyiapkan makan siang untukmu” ucap
Jungkook lagi.
“ahh... Gomawo” jawab Shella. Lalu dia mengambil
makan siang yang telah dibawa oleh Jungkook dan segera melahapnya.
“apakah enak ?” tanya Jungkook.
Shella hanya menganggukkan kepalanya.
“ahh.. tidak sia-sia aku banyak belajar memasak dari
Jin hyung” ucap Jungkook tersenyum. Namun raut wajahnya kembali berubah.
Shella melihat raut wajah Jungkook berubah, tapi dia
pura-pura tidak melihatnya. Dia tidak mau bertanya-tanya lagi soal itu.
“apakah ini kau yang memasak ?” tanya Shella sembari
memasukan makanan kemulutnya.
“iyaaa... seseorang pernah menyuruhku untuk belajar
memasak” jelas Jungkook.
Shella menghentikan aktivitasnya sejenak.
“nugu ? apakah wanita itu lagi ?” tanya Shella.
Jungkook hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya
pada Shella.
Shella membuang nafas kasar lalu meletakan piring
makanannya pada nampan yang tadi dibawa Jungkook dimeja sebelah tempat
tidurnya. Dia sedikit merasa tidak bisa bertahan lagi dengan kondisi laki-laki
yang disukainya tersebut.
“apakah kau begitu menyukainya ?” akhirnya
pertanyaan itu terlontar juga dari mulut Shella, walaupun dia tahu pasti
jawabannya akan sangat menyakitkan untuknya.
“nde, aku sudah lama menunggunya” Jungkook
memelankan suaranya. Dan benar saja jawaban itu membuat hati Shella sedikit
bergetar.
“apa alasan dia menikah dengan orang lain ?”
“aku tidak tahu” jawab Jungkook singkat.
“bukankah kau menyukainya ? kenapa kau membiarkannya
?”
“karena dia tidak memberikan alasan apapun padaku,
jadi aku anggap itu kemauan dia. Asalkan dia bahagia aku juga akan lebih
bahagia darinya” jelas Jungkook.
“mengapa kau tidak mencoba mencari tahu alasan
mengapa dia menikah ? walaupun aku tidak tahu apa-apa tentang hubungan kalian,
tapi jika benar kalian berdua saling menyukai seharusnya kalian mempertahankan
hubungan kalian bukan ?” Shella mengeraskan suaranya.
Jungkook menatap Shella setelah mendengar ucapannya.
“aku tidak pernah tahu apa perasaan yang dia berikan
padaku” jawab Jungkook dengan nada sedihnya.
“apakah kau laki-laki bodoh ? sudah berapa tahun kau
bersamanya ? mengapa kau tidak bisa membaca gerak tubuhnya walaupun dia tidak
mengatakannya padamu” ucap Shella tegas, menahan rasa sakit hatinya yang sedang
dia rasakan saat ini harus berkata seperti itu pada Jungkook.
Jungkook terdiam, dia tidak bisa lagi menjawab
pertanyaan Shella. Apakah benar dia sudah menjadi bodoh selama ini ? dia
menundukan kepalanya. Hatinya juga terasa sakit dengan keadaan seperti ini. Tiba-tiba
saja suara petir terdengar, dan hujan mulai turun. Terasa awan sudah menunjukan
waktu yang pas untuk menurunkan hujan, pada saat hati mereka berdua terasa
begitu sakit.
Hening sejenak.
“mianhe, aku hanya merasa kau begitu menyedihkan
dengan sikapmu yang seperti itu dan itu juga membuat hatiku sakit” ucap Shella
merasa bersalah dengan suara yang mulai bergetar.
Jungkook sedikit terkejut dengan ucapan Shella
tentang membuat hatinya sakit. Apa yang membuat hatinya sakit seperti itu ? apakah
dia benar menyukaiku ? apakah dia sungguh-sungguh saat mengatakannya pada malam
itu ? Saat ini malah Jungkook yang merasa bersalah dengan Shella.
“kau tidak
salah, mungkin kau benar aku memang lelaki bodoh yang hanya menunggunya selama
itu dan tidak mengetahui apa perasaannya” jawab Jungkook pelan dan suaranya
hampir kalah dengar suara derasnya hujan saat itu, tapi Shella masih bisa
mendengarnya.
“mianhe” ucap Shella.
“sudahlah, gwenchana” Jungkook tersenyum mengusap
pelan pipi Shella, tangannya terasa begitu dingin.
Shella hanya merasakan usapan tangannya pada pipinya
tersebut. Kenapa dia merasa ingin menangis saat ini ? kenapa Shella terlihat
yang seperti anak kecil saat ini ? bukankah usia Jungkook lebih muda darinya ?
mengapa Jungkook terlihat lebih dewasa sekarang ? tidak bisa dibiarkan, namun
tak terasa air matanya sudah jatuh membasahi pipinya ditengah hujan deras yang
sedang mengguyur daerah rumahnya saat itu. Ini sangat memalukan.
Jungkook melihat Shella meneteskan air matanya.
Tanpa pikir panjang tiba-tiba saja Jungkook memeluk tubuh mungil Shella
tersebut, mendekapnya dengan erat lalu mengelus kepala Shella pelan. Aroma khas
tubuh Jungkook itu tercium lagi. Dan akhirnya pecah sudah tangisan Shella dalam
pelukan Jungkook. Shella juga tidak tahu kenapa dia ingin menangis saat ini.
Apa yang salah dengan dirinya ? apakah itu semua karena hatinya yang juga
sedang terluka ?
Jungkook melepaskan pelukannya lalu mengusap air
mata Shella pelan. Wajahnya tetap terlihat cantik walaupun sedang menangis
seperti itu.
Shella bertahan sekuat tenaga untuk tidak
menjatuhkan air matanya lagi, itu benar-benar terlihat begitu memalukan harus
menangis didepan Jungkook seperti ini. Dan dia merasa terlihat seperti orang
aneh saat ini, menangis tanpa alasan didepan idolanya tersebut. Tapi sebenarnya
Shella mempunyai satu alasan, karena saat ini Shella menyukai Jungkook lebih
dari sekedar seorang penggemar yang hanya menganggumi dirinya.
“Shella-ya, tentang pertanyaanmu waktu malam itu,
aku benar-benar tidak keberatan” ucap Jungkook pelan.
Mwoo ? Apakah artinya ini ? apakah Jungkook juga
akan menyukaiku ? apakah dia mengizinkanku menyukainya ? apakah aku tidak jadi
ditolak ? Shella bertanya-tanya dalam hatinya, ada sedikit perasaan lega dalam
hatinya.
“jinjah ?” Shella masih terkejut dengan sisa-sisa
air mata di pelupuk matanya.
“nde, aku sama sekali tidak keberatan” ucap Jungkook
begitu lembut.
Shella hanya tersenyum simpul. Dia tidak tahu harus
berbuat apa dengan kartu hijau yang diberikan Jungkook saat ini. Yang
terpenting hatinya bahagia dengan pernyataannya.
“tapi ada satu syarat yang harus kau lakukan ?”
pinta Jungkook.
“apa ?”
“jika kau menyukaiku kau harus terima resikonya akan
menyukaiku selamanya apapun kondisinya, janji ?” ucap Jungkook menatap mata
Shella setengah menggoda.
Shella hanya terdiam memikirkan perkataan Jungkook.
Apa lagi ini ? apakah maksud perkataannya ? apakah dia bersedia memberikan
hatinya untukku ? ahh tidak mungkin Shella, jangan sampai kau membuat hal bodoh
yang akan memalukan dirimu lagi, umpatnya. Shella terlalu kelewat bahagia
mendengar perkataan Jungkook. Tentu saja dia akan berjanji untuk menyukainya
selamanya.
Shella hanya menganggukan kepalanya. Dia tidak bisa
berkata apa-apa lagi untuk menjawab pertanyaan Jungkook.
“tapi kenapa harus berjanji selamanya ?” tanya
Shella.
“hmm... apakah kau tidak mau ?”
“aku mau.. hanya saja aku merasa bingung dengan
semua ini” ucap Shella.
“kenapa ?”
“bukankah kita baru saling mengenal 3 hari yang
lalu. Tidakkah kau menganggapku sebagai orang lain ? dan bukankah kau
menganggap aku ini hanya gadis biasa sebagai fansmu” ucap Shella menjelaskan
kebingungan dalam hatinya.
“maka dari itu, aku akan membuatmu sebagai seorang
fans yang beruntung” Jungkook mengusap lembut pipi Shella lagi.
‘Ahh jadi benar-benar hanya seorang fans’, batin
Shella. Dia menundukan kepalanya. Tapi tidak apa-apa seperti itu, ini sudah
cukup bagiku seharusnya. Shella tersenyum kearah Jungkook.
“gomawo” dengan cepat Shella memeluk tubuh Jungkook.
Jungkook
sedikit kaget dengan perlakuan Shella yang tiba-tiba itu.
“gomawo, aku merasa lega” ucap Shella pelan
dipelukan Jungkook.
**
Disisi lain ada seseorang yang sedang memperhatikan
Shella dan Jungkook dari balik pintu kamarnya. Jimin yang sedang memegang
nampan yang berisikan makan siang untuk Shella itu hanya berdiri mematung
melihat Shella dan Jungkook yang sedang berpelukan tersebut. Dia rela
hujan-hujanan hanya untuk membawakan makan siang untuk Shella, tapi apa yang
dia dapat ? hanya membuatnya sakit hati.
‘jadi sudah sedekat itu kah hubungan mereka ? apa
karena ini Jhope hyung selalu melarangku mendekatinya ?’ batin Jimin.
Akhirnya dia memilih untuk membuang semua makanan
siang yang sebenarnya itu adalah jatah makan siangnya yang diberikan dari
managernya. Jimin menghela nafas, dadanya terasa sesak, tapi dia sekuat tenaga
untuk biasa saja, menganggap dirinya tidak melihat apapun.
**
Lalu sesaat kemudian Jungkook keluar dari kamar
Shella membawa nampan bekas makan siang Shella.
“oh... hyung, kau sudah pulang ?” tanya Jungkook
dengan wajah polosnya tersebut. Dia melihat Jimin yang berdiri didepan pintu
dapur.
“iya” jawab singkat Jimin.
“hyung, kau kehujanan ?” tanya Jungkook melihat baju
Jimin dan rambut Jimin yang basah.
“ahh iya hanya sedikit” jawab Jimin.
“kau mau bertemu Shella ? dia ada dikamarnya, masuk
saja jika ingin bertemu” ucap Jungkook sambil meletakan nampan tersebut di meja
dapur. Lalu berjalan kearah kamarnya.
Apa ini ? Jimin merasa sedang berkunjung kerumah
seseorang yang sudah menikah dan menanyakan dimana Shella setelah mendengar
Jungkook berkata seperti itu. Jimin membuang nafasnya kasar dan berdecak kesal.
Sebenarnya dia tidak tahu apa yang membuatnya kesal, melihat Jungkook
berpelukan dengan Shella, atau melihat tingkah Jungkook barusan, atau mungkin
keduanya.
Hari sudah semakin sore, dan para member BTS sudah
pulang kerumah Shella. Saat pulang mereka langsung mengunjungi Shella
dikamarnya kecuali Jimin, dia benar-benar seorang fans yang beruntung, dapat
akrab dengan idolanya, tinggal serumah dengan idolanya, dan sekarang mendapatkan
perhatian juga dari mereka masing-masing. Dan bahkan terlibat dalam urusan
percintaan mereka.
**
Jungkook sedang merebahkan diri ditempat tidur
kamarnya. Dia sedang memegang handphonenya. Pikirannya melayang pada ucapan
Shella tadi, apakah perasaan Hyura sebenarnya pada Jungkook ? dan apa alasannya
dia menikah seperti itu, bukankah dia bilang tidak suka terikat dengan
seseorang ? terlebih pasangannya adalah Kim Jung Myeon, seseorang yang
sepertinya tidak mungkin menikah dengan Hyura. Kenapa Jungkook tidak pernah
berfikir untuk menanyakannya ? lalu dia berniat mengirimkan pesan pada Hyura.
Dear : Kim Hyu Ra<3
Mengapa kau lakukan ini padaku ? apa sebenarnya
perasaanmu ?
Satu pesan sudah Jungkook kirim ke ponsel Hyura.
Cukup lama Jungkook menunggu balasan dari Hyura, atau mungkin dia tidak niat
membalasnya, karena biasanya tidak sampai 10menit Hyura langsung membalas
pesannya. Jungkook meletakan handphonenya putus asa, sepertinya dia tidak akan
mendapat jawaban.
Sejujurnya Jungkook masih tidak rela mendengar Hyura
gadis yang dia tunggu selama 6tahun lebih itu akan menikah dengan lelaki lain.
Bagaimanapun perasaannya pada Hyura masih sangat dalam. Dan dia akan berusaha
sekuat tenaga untuk mendapatkan Hyura kembali pada suatu saat nanti.
Terdengar ringtone pesan handphone Jungkook
berbunyi. Jungkook segera meraihnya dan membuka isi pesan tersebut.
From
: Kim Hyu Ra<3
Mianhe
Jungkookkie. Tentang perasaanku, aku tidak mempunyai perasaan apa-apa.
Deg! Jantung Jungkook serasa berhenti berdetak
membaca pesan dari gadis yang disukainya tersebut. Entah kenapa perasaannya
semakin terasa sakit.
Dear : Kim Hyu Ra<3
Jinjah ? lalu untuk apa kau berjanji akan bersama
selamanya pada waktu itu ?
Untuk saat ini Jungkook tidak perlu menunggu waktu
lama lagi untuk menerima balasan pesan dari Hyura.
From
: Kim Hyu Ra
Karena
kau yang terus memintanya
Jungkook menatap handphonenya nanar tidak percaya
dengan ucapan Hyura. Lalu dia mulai mengetik kata-kata membalas pesan Hyura
yang mungkin akan menjadi pesan terakhir yang dia kirim pada Hyura.
Dear : Kim Hyu Ra<3
Baiklah, itu sudah cukup. Aku akan membencimu...
Dan sempurna sudah perasaan Jungkook benar-benar
hancur setelah membaca pesan terakhir dari Hyura, mungkin itu lebih dari kata hancur.
Tidak pernah terpikirkan oleh Jungkook jika sakit hati akan sesakit ini,
rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi. Hyura benar-benar tega
melakukan ini padanya.
**
In
Korea
Disisi lain Hyura menahan tangis membaca pesan dari
Jungkook. Kepalanya tiba-tiba terasa sakit sekali. Dia hampir membenturkan
kepalanya pada dinding kamarnya, karena memang rasa sakitnya sudah tidak
tertahankan. Ditambah hatinya juga yang terluka harus berkata seperti itu pada
Jungkook lelaki yang disukainya, meskipun Hyura tidak pernah mengungkapkannya pada
Jungkook atau siapapun. Itu membuat penderitaannya semakin sempurna.
Hyura berguling - guling ditempat tidurnya sambil
berteriak kesakitan. Tak lama seseorang lelaki datang memasuki kamarnya sambil
membawakan nampan yang berisikan segelas air dan beberapa pil obat.
“Hyuraaaaaaaa” melihat keadaan Hyura lelaki itu
menjatuhkan nampan yang berisi air dan obat tersebut hingga berserakan
dilantai.
Lelaki itu melihat Hyura meringkuk dibawah lantai
sambil memegangi kepalanya, rambutnya sudah acak-acakan, wajahnya pucat sekali,
dan hidungnya mengeluarkan sedikit darah.
“Hyura, kau tidak apa-apa ?” Lelaki itu mengangkat
tubuh Hyura kepangkuannya.
Hyura hanya terdiam tak berdaya menahan sakit dan
terus menangis, pandangannya mulai kabur.
“Eommaaaaaa! Eomaaaaaa!” teriak lelaki itu dari
kamar Hyura memanggil calon ibu mertuanya.
Setelah mendengar teriakan itu, tidak lama ibu Hyura
muncul dari balik pintu kamar Hyura. Yang dia lihat pertama kali adalah obat
yang berserakan dilantai lalu matanya tertuju pada anaknya. Dia terkejut
melihat anaknya dengan kondisinya yang seperti itu.
“Omooo!! Jun Myeon, apa yang terjadi dengan Hyura
??” Ibu Hyura berlari menghampiri mereka.
“aku tidak tahu, tiba-tiba saja dia sudah seperti
ini”
“cepat angkat tubuhnya kemobil dan kita berangkat
kerumah sakit sekarang” perintah ibunya.
“nde” dengan cepat lelaki itu mengangkat tubuh Hyura
kedalam mobil.
**
In
Indonesia
Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 21.00 Shella
belum bisa memejamkan matanya, padahal biasanya jam segini dia sudah
bersiap-siap untuk tidur, entah kenapa saat ini matanya belum merasakan kantuk,
atau mungkin karena dia tidur siang terlalu lama tadi.
Dia mengotak-atik handphonenya, dia merasa sangat
bosan. Tidak banyak hal yang bisa dilakukannya saat kakinya sedang sakit
seperti ini. Video funny moment BTS yang ada diyoutube sudah hampir semua dia
tonton tiap harinya. Jadi benar-benar tidak ada hal yang dapat dia lakukan saat
ini.
“huffff.....” Shella menghela nafas panjang.
Tiba-tiba saja Shella teringat dengan Jimin. Kemana dia
? kenapa dia tidak terlihat daritadi ? bahkan saat member BTS yang lain sedang
menghampirinya setelah studynya tadi dia tidak terlihat. Dan biasanya Jimin
akan datang saat Shella sedang membutuhkan seseorang seperti saat ini.
Shella membuka kembali pesan yang telah Jimin
kirimkan padanya. Terlihat lucu sekali, kenapa rasanya dia seperti sedang
mencampakan Jimin ? bukankah dia itu juga salah satu member idola Shella ?
Shella berfikir dengan sifatnya selama ini dengan Jimin. Mengapa jadi merasa
bersalah seperti ini ?
Shella mengingat bahwa perban yang ada dikakinya
belum dia ganti, perban dikakinya itu memang harus diganti setiap sehari dua
kali untuk menghindarkan infeksi pada kuman. Karena biasanya Jimin yang
menggantinya Shella jadi melupakannya, lagi-lagi Jimin lagi yang terus
perhatian padanya. Tapi kenapa hari ini sepertinya dia berubah ? bukankah dia
berjanji akan melindunginya ?
Shella hendak berjalan menuju meja belajarnya untuk
mengambil peralatan obat untuk kakinya, tapi tiba-tiba seseorang membuka pintu
kamarnya. Shella menoleh kearahnya dan mendapati Jimin sedang membawakan
minuman hangat untuk Shella. Sepertinya para member BTS sudah terbiasa memasuki
kamar Shella tanpa mengetuknya terlebih dahulu.
“Shella-ya, cuaca hari ini sangat dingin. Aku
bawakan minuman hangat untukmu” ucap Jimin memasang senyumannya yang paling
lebar. Memang saat itu cuaca sedang sangat dingin karena hujan seharian, hingga
malam ini terlihat masih gerimis.
Sepertinya dugaan Shella salah, Jimin masih tetap
seperti biasanya perhatian padanya.
“oh.. apa sedang kau lakukan ?” tanya Jimin
meletakan minuman itu dimeja samping tempat tidur Shella.
“aku mau mengganti perban dikakiku, bukankah itu
harus diganti pagi dan malam ?”
“ohh... mian aku melupakannya” ucap Jimin, dia
berjalan membantu Shella kembali duduk dan mengambil peralatan obat untuk
mengganti perban pada kaki Shella.
“wah.. sepertinya ini akan segera membaik” ucap
Jimin melihat kondisi luka Shella.
“kenapa kau melakukannya ? aku bisa melakukannya
sendiri” Shella merasa tidak enak.
“waee ?? bukankah ini sudah menjadi tugasku dari
kemarin ?” ucap Jimin.
“aishhh... memangnya kau siapa mempunyai tugas
mengganti perban pada lukaku ?” tanyaku sinis.
“hmm... baiklah mulai sekarang aku akan bertugas
mengganti semua luka yang ada pada tubuhmu” ucap Jimin memasang senyumnya yang
lebar itu kembali.
“aisssshhhhh.... shierooo” bantah Shella.
“waeee ?? bukankah aku sudah berjanji akan
melindungimu ?” ucap Jimin.
“siapa yang berjanji ? kau yang memintanya sendiri”
bantah Shella lagi.
“ahhh iyaa kau benar juga”
Shella memperhatikan Jimin yang sedang melilitkan
perban pada kakinya tersebut.
“nah, sekarang sudah selesai” Jimin mendongakan
kepalanya dan menatap Shella, dia tersenyum sangat manis.
“gomawo” ucap Shella.
“yasudah, kau tidurlah ini sudah malam” Jimin
mengelus pelan kepala Shella dan membantunya untuk kembali berbaring ditempat
tidurnya.
“selamat tidur Shella-ya” ucap Jimin lembut.
Shella hanya terdiam memperhatikan Jimin yang sedang
berjalan kearah pintu kamarnya.
“Jimin-ah”
To Be Continue.....
Yeayyy, selesai juga untuk part ini. Maaf ya klo
agak ngablu ceritanya, soalnya Authornya lagi galau bgt gara-gara nonton drama
Korea Angel Eyes, sedih bgt kan yak ? padahal baru nonton sampe episode 2 doang
wkwk #curcol. Comment dan saran jangan lupa yaaa, kirim mention aja ke
@nana_amalinaa hihi, but no bash ya. Gomawo^^