Tittle
: Lucky Fans pt 11
Author
: Nana Amalina (author tetap)
Cast
: Park Jimin (BTS Jimin), Gishella (OC), Jeon Jeong Guk (BTS Jungkook), All
member BTS, and other.
Genre
: Romance
Lenght
: Part
Rating
: PG17 /?
Happy
Reading^^
Silent
readers ? GO AWAY !!
WARNING
TYPO DIMANA-MANA! Hati-hati alur yang kadang tidak sesuai, kalimat susah dimengerti dan
kalimat yang berulang-ulang.
Saat ini waktu sudah menunjukan pukul setengah lima
sore. Shella yang baru saja selesai mandi keluar dari kamarnya untuk melihat
keadaan diluar.
“Oppa, apa kau melihat Jungkook ?” tanya Shella
begitu melihat Rapmon yang berjalan lewat didepannya.
“Jungkook ? sepertinya dia sedang bertemu seseorang”
jawab Rapmon menghentikan langkahnya.
“nugu ??”
Author Pov
“nugu ?” tanya Shella.
“hmm, aku tidak tahu” jawab Rapmon memasang raut
wajah sedang berfikir.
“dimana itu ?”
“hmm, sepertinya Palace Hotel”
“mwoo ?? Hotel ??” Shella sedikit terkejut.
Rapmon hanya mengangguk.
“dengan siapa dia kesana ? mereka bertemu dikamar
berapa ?” tanya Shella beruntun.
“dia diantarkan oleh salah satu staff kami. Ah iya,
ini tempatnya” ucap Rapmon mengeluarkan secarik kertas dari saku celananya yang
tadi diberikan Jungkook kepadanya.
“Palace Hotel, room 771, time 17.00” Shella membaca
isi kertas yang diberikan oleh Rapmon.
“baiklah, gomawo Oppa. Aku akan menyusulnya” ucap
Shella cukup penasaran dengan siapa seseorang yang akan bertemu dengan Jungkook
dihotel seperti itu. Lagipula bukankan itu sangat berbahaya untuk Jungkook
keluar sendirian seperti itu.
Kemudian dia bergegas berjalan keluar meninggalkan
Rapmon.
**
Shella berjalan menuju garasi rumah dengan
terburu-buru. Dia sempat bertemu dengan Jimin didepan pintu rumahnya tetapi
Shella mengabaikannya dan tidak mengucapkan sepatah katapun pada Jimin, lewat
begitu saja.
“oh, Shella-ya ? kau akan kemana ?” tanya Jimin yang
bingung melihat tingkah Shella.
Shella mengabaikan ucapan Jimin dan segera masuk
kedalam mobilnya.
“hyaa, Shella-ya” panggil Jimin mengetuk jendela
mobil milik Shella.
Tapi tetap saja tidak mendapat jawaban dari Shella
yang kemudian menyalakan mesin mobilnya.
Tanpa pikir panjang, Jimin langsung berlari menuju
pintu sebelah kiri mobil dan duduk disamping kemudi.
“hyaaa, apa yang kau lakukan ?” tanya Shella melihat
Jimin sudah duduk disebelahnya.
“kau mengabaikan pertanyaanku tadi. Cepat jalanlah,
bukankah kau sedang terburu-buru tadi ?” ucap Jimin.
“aishhhh” gerutu Shella dengan wajah kesalnya. Yang
kemudian menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya.
**
Jungkook yang diantar oleh salah satu staffnya itu
sudah tiba lebih dulu tiba didepan lobi hotel.
“ahjussi, aku akan meneleponmu nanti jika urusanku
sudah selesai” ucap Jungkook kepada staff yang mengantarnya.
“baik” staff itu memberi hormat pada Jungkook dan
segera meninggalkan Jungkook.
Jungkook mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam
hotel yang cukup mewah itu dan segera mencari tahu dimanakah letak kamar
tersebut.
“excusme, dimanakah letak kamar nomer 771 ?” tanya
Jungkook kepada resepsionis yang ada dihotel tersebut menggunakan bahasa Inggris
pas-pasannya.
“ada dilantai 8, anda bisa menggunakan lift untuk
kesana” ucap resepsionis menjawab ramah pertanyaan Jungkook dengan menggunakan
bahasa Inggris juga.
Sekilas semua orang yang berada didalam lobi itu
menatap Jungkook dengan tatapan yang aneh. Karena memang mereka jarang melihat
orang Korea yang datang ke Indonesia, ditambah dengan wajah Jungkook yang
lumayan imut dan tampan. Dan itu cukup membuat Jungkook sedikit risih juga.
Beruntung orang-orang yang berada didalam lobi itu tidak ada yang mengenali
siapa dirinya.
Kemudian Jungkook menutupi wajahnya dengan kacamata
hitam besar dan maskernya. Dan segera pergi dari lobi hotel tersebut.
Jungkook telah tiba didepan pintu kamar hotel yang
dia tuju. Dia cukup penasaran juga siapakah orang meminta menemuinya dinegara
yang masih asing menurut Jungkook. Dan darimana dia mendapatkan info tempat dia
tinggal selama di Indonesia.
Jungkook mulai menekan tombol bel kamar tersebut,
membuka kacamata dan maskernya. Dan tidak lama seseorang mulai membuka pintunya.
Jungkook terkejut melihat seseorang yang tengah
berdiri dihadapannya. Bagaimana bisa orang itu ada dihadapannya sekarang ?
Jungkook belum siap bertemu dengan orang itu saat ini.
“kau datang ?” ucap gadis itu dengan mata yang
berkaca-kaca.
Dan benar, seseorang yang ada dihadapan Jungkook
saat ini adalah Kim Hyu Ra, gadis yang sangat dicintai Jungkook. Gadis yang
telah membuat Jungkook berubah selama beberapa hari ini menjadi lebih murung
karena berita yang disampaikannya. Gadis yang mampu membuat Jungkook menunggu
beberapa tahun. Dan gadis yang mampu membuat Jungkook melakukan apapun demi
dirinya.
Jungkook Pov
Aku masih berdiri mematung dihadapannya. Bibirku
terlalu kaku untuk sekedar mengucapkan salam atau apapun itu. Rasanya tubuhku
ingin segera memeluknya, tapi itu sudah tidak mungkin lagi sekarang. Aku
menatap matanya dalam. Sekilas bayangan Shella muncul dalam benakku, tapi tidak
banyak yang bisa aku lakukan. Aku tidak bisa berbohong jika aku benar-benar
masih mencintainya.
‘Oh Tuhan, aku benar-benar merindukannya, maafkan
aku Shella.’ ucapku dalam hati.
Tiba-tiba terdengar suara laki-laki dari dalam kamar
milik Hyura.
“Hyura, siapa yang datang ?” ucap laki-laki itu
datang menghampiri Hyura.
“oh, Jungkook kau sudah datang ?” ucap laki-laki itu
yang tak lain adalah JungMyeon.
Seharusnya aku sudah memikirkan hal itu jika lelaki
itu akan ikut juga bersama Hyura. Aku mengabaikan sapaannya, ada sedikit rasa
tidak suka dengannya didalam hatiku.
“Oppa, aku akan berbicara dengannya sebentar diluar”
pinta Hyura.
“baiklah, hati-hati kau belum mengenal tempat ini”
ucap JungMyeon dan memberikan jaket pada Hyura.
Hyura mengangguk membalas perkataan JungMyeon.
**
Author Pov
Tidak lama mobil Shella memasuki kawasan parkir di
Palace Hotel. Untungnya jarak komplek rumah Shella dengan hotel itu tidak
begitu jauh. Karena sebenarnya hotel ini juga bagian dari komplek rumahnya,
istilahnya masih satu lingkungan.
“tempat apa ini ?” tanya Jimin melihat kesekeliling.
“apakah ini hotel ???” tanya Jimin lagi.
“mau apa kau ke hotel ?” Jimin mulai terkejut.
“apakah kau akan bertemu dengan lelaki dihotel ?”
“hyaaa!! Tutup mulutmu! Kau berisik sekali” ucap
Shella yang mulai gerah dengan pertanyaan Jimin yang beruntun tersebut.
Shella buru-buru keluar dari mobilnya dan berjalan
dengan langkah yang cepat.
“hya, sebenarnya apa yang akan kau lakukan disini ?”
tanya Jimin lagi berusaha mengikuti langkah Shella.
“kau tunggu saja disini, jangan kemana-mana” ucap
Shella setelah sampai pada lobi hotel tersebut.
“oiya, gunakan ini” Shella memberikan kacamata hitam
dan topi yang dia bawa kepada Jimin.
“pakailah supaya tidak ketahuan orang lain, itu akan
membahayakan bagimu” ucap Shella.
Shella berjalan selangkah meninggalkan Jimin, namun
sedetik kemudian dia berbalik.
“dan ingat! Jangan berbicara pada orang lain disini.
cukup duduk dan mainkanlah ponselmu, tunggulah sampai aku kembali” perintah
Shella lagi.
“arra” jawab Jimin singkat.
Lalu kemudian Shella mulai menaiki lift dan berjalan
menuju kamar yang dia tuju. Tetapi belum sempat Shella sampai didepan pintu
kamar hotel tersebut, dia melihat Jungkook berada didepan pintu itu dan
berbicara dengan seorang wanita.
Dengan cepat Shella menyembunyikan dirinya dibalik
tembok dinding pemisah antar kamar hotel dan memperhatikannya dari kejauhan.
Shella merasa tidak asing dengan wanita tersebut, dia berfikir sejenak dan
mengeluarkan ponsel dari dalam saku jaketnya untuk mencari tahu.
“ahh kau benar, wanita itu adalah Hyura” ucap Shella
setelah membaca berita tentang pernikahan wanita yang disukai Jungkook.
“jadi dia yang meminta Jungkook bertemu dihotel
seperti ini” ucap Shella dalam hatinya.
Kenapa hatinya tiba-tiba menjadi sangat sakit
melihat itu ? apakah ini pertanda jika Jungkook akan meninggalkannya dan
kembali pada wanita itu? Bahkan wanita itu sampai jauh-jauh datang ke Indonesia
untuk bertemu dengan Jungkook.
Kemudian dia melihat Hyura dan Jungkook berjalan
menuju lift.
‘kemana dia akan pergi ?’ ucap Shella dalam hatinya.
Setelah mereka masuk kedalam lift, Shella menatap
lantai yang akan mereka tuju, yaitu atap gedung. Kemudian Shella mengikutinya
secara diam-diam.
**
Jungkook mengikuti langkah Hyura yang mengajaknya
keatap gedung hotel tersebut dan duduk disebuah bangku panjang yang berada
disana. Mungkin karena disitu tidak ada orang sama sekali, hanya ada mereka
berdua. Tanpa menyadari ada seseorang yang tengah mengikuti mereka.
“ada apa ?” tanya Jungkook mulai membuka
pembicaraan.
“sebelumnya, aku ingin mengucapkan maaf kepadamu”
jawab Hyura.
“untuk apa ?” tanya Jungkook dengan nada dinginnya.
“karena perkataanku waktu itu. aku tahu saat ini kau
membenciku bukan ? itu memang sudah pantas aku terima. Tapi aku sangat senang
kau masih mau datang untuk menemuiku” ucap Hyura.
“cih, aku tidak tahu kau yang memintaku untuk
kesini. Jika itu dirimu aku tidak akan membuang-buang waktu sekarang” ucap
Jungkook masih dengan nada dinginnya.
Melihat Jungkook seperti itu benar-benar membuat
hati Hyura terpukul. Jungkook yang biasanya selalu melontarkan senyuman ketika
dengannya tiba-tiba saja berubah menjadi dingin seperti ini. Tetapi tentu saja
Hyura tahu apa alasan Jungkook seperti itu.
“apakah jika aku yang memintamu kau tidak akan
datang ?” ucap Hyura lirih.
“untuk apa aku menemuimu lagi ?” ucap Jungkook
ketus.
“apakah begitu besarnya rasa bencimu padaku ?” Hyura
mulai meneteskan air matanya yang sudah tak mampu lagi dibendung oleh kedua
kelopak matanya.
“mengapa kau tidak pernah sedikitpun bertanya
bagaimana perasaanku ?” ucap Hyura dan ternyata air matanya semakin deras
bercucuran membasahi pipinya.
Jujur saja dalam hati Jungkook dia tidak sanggup
melihat orang yang dicintainya itu menangis seperti itu, terlebih ini baru
pertama kalinya dia melihat Hyura menangis.
“bagaimana menurutmu ? apa kau tidak pernah
memikirkan bagaimana perasaanku mendengarmu berbicara seperti itu ?” balas
Jungkook.
“kenapa kau tidak pernah berusaha mencari tahu
alasannya ?” ucap Hyura dengan semakin membesarkan isakan tangisnya.
Jungkook kembali memutar otak, karena memang benar
selama ini dia tidak pernah berfikir akan menanyakan alasannya pada Hyura. Dan
Jungkook mulai merasa iba melihat Hyura seperti itu.
“maafkan aku Hyura” ucap Jungkook pelan dan mulai
menatap Hyura.
Hyura terdiam ditengah isakan tangisnya.
“maafkan aku” ucap Jungkook lagi dengan mata yang
mulai berkaca-kaca.
Lalu Jungkook turun dari tempat duduknya dan
bertekuk lutut didepan Hyura.
“aku mohon jangan menikah dengannya” ucap Jungkook
yang juga mulai meneteskan air matanya. Mungkin satu-satunya cara agar Jungkook
tidak kehilangan cintanya adalah seperti ini.
“Jungkookkie” panggil Hyura melihat perlakuan
Jungkook.
“aku mohon, aku sungguh mencintaimu Hyura. Aku
memang bodoh, tapi jika kau melakukan ini padaku, aku tidak tahu harus
bagaimana lagi” Jungkook menunduk.
“hanya dirimu satu-satunya yang aku punya, ku mohon jangan
tinggalkan aku” ucap Jungkook lagi.
Dia tidak peduli bagaimana Hyura memandang Jungkook
sekarang. Tapi memang seperti itulah perasaan dia sebenarnya.
“iroena, tak seharusnya kau melakukan ini” Hyura
mengusap air matanya sendiri dan membangunkan Jungkook untuk berdiri.
“maafkan aku” ucap Jungkook.
Hyura mulai memeluk tubuh Jungkook, mencoba
menangkan lelaki yang sebenarnya juga sangat dicintainya tersebut.
“aku yang seharusnya minta maaf” ucap Hyura mengelus
punggung Jungkook.
“jangan menangis lagi, kau seperti anak kecil
sekarang” ucap Hyura lagi.
“aku sungguh mencintaimu” Jungkook melepaskan
pelukan Hyura, mengelus pelan pipi lembut Hyura.
“aku tau” jawab Hyura lirih.
Dan Jungkook mulai mendekatkan wajahnya pada Hyura,
yang tak lama Jungkook mencium halus bibir Hyura dan melumatnya bibir manis
Hyura. Hyura mulai membalas ciuman dari Jungkook. Ini adalah ciuman kedua
kalinya untuk mereka.
**
Disisi lain, Shella berdiri mematung dari balik
pintu menatap Jungkook dan Hyura dari kejauhan. Tiba-tiba saja lututnya terasa
lemas dan jatuh terduduk diatas lantai. Tidak lama Shella mulai mengeluarkan
isakan tangisnya. Hanya sakit didalam hatinya yang dapat dia rasakan saat ini.
Shella memutuskan untuk pergi segera dari tempat itu
sebelum luka dihatinya semakin parah.
Shella menyelusuri koridor dengan langkah gontai dan
linglung, tubuhnya lemas sekali. Dan rasanya lututnya tidak mampu lagi menopang
tubuh mungilnya. Airmatanya terus menerus keluar membasahi pipinya.
Sudah beberapa kali Shella hampir terjatuh. Hatinya
begitu sakit hingga menjalar keseluruh tubuhnya. Dia belum menyadari bahwa ada
seseorang yang mengikutinya dari belakang.
Dan saat ingin berbelok menuju lift tubuh Shella
ingin terjatuh lagi, tapi seseorang segera menahannya.
“ah, maaf” ucap Shella lemas membungkukkan badannya tanpa
menoleh kepada orang yang membantunya tersebut.
“gwenchana ?”
Mendengar suara yang tak asing baginya itu Shella
sontak menolah ke arahnya.
“ohh, Jimin ??? sedang apa kau disini ? bukankah aku
menyuruhmu menunggu dibawah ?” ucap Shella.
“bagimana bisa aku membiarkanmu sendirian” jawab
Jimin.
“apa kau mengikutiku ?” tanya Shella.
“hmm” Jimin hanya menganggukan kepalanya.
“jadi kau juga sudah tau semuanya ?” ucap Shella
lirih.
“hmm” Jimin menganggukkan kepalanya kembali.
Shella terdiam, hatinya semakin sakit rasanya. Dan
tiba-tiba saja tangisan itu meledak dihadapan Jimin. Bukankah Jimin menyuruhnya
untuk tidak terluka lagi ? namun sepertinya Shella tidak bisa.
“kau baik-baik saja ?” tanya Jimin mengusap air mata
Shella yang berjatuhan memabasahi pipinya.
Jimin mengerti sekali perasaan Shella saat ini,
karena Jimin juga melihat kejadian apa yang Jungkook lakukan.
Shella hanya terdiam melanjutkan tangisannya yang
sudah tidak bisa dia tahan lagi.
Jimin berjalan mendekat dan memeluk tubuh Shella.
“bukankan aku bilang kau tidak boleh terluka lagi ?”
ucap Jimin yang merasa terluka juga melihat Shella seperti ini.
“mianhe, aku tidak bisa” jawab Shella dipelukan
Jimin.
Jimin mengelus pelan rambut Shella dan mencoba
menenangkannya dalam pelukannya.
**
Hari sudah mulai malam, Jungkook dan Hyura berjalan
kembali menuju kamar Hyura. Dan tiba-tiba saja kepala Hyura terasa sakit sekali.
Dia menghentikan langkahnya bersandar pada dinding dikoridor hotel tersebut.
“Hyura, kau kenapa ?” tanya Jungkook dengan wajah
panik dan memegangi tubuh Hyura.
“aku baik-baik saja” jawab Hyura tersenyum lemas
mencoba untuk berdiri tegak kembali.
“kau pucat sekali, apa kau sakit ?” tanya Jungkook
memegang dahi Hyura.
“tidak, mungkin aku hanya telat makan saja” jawab
Hyura.
Jungkook memapah Hyura berjalan kembali kekamarnya.
Setelah sampai didepan kamar Jungkook mulai memencet
bel dan tidak lama JungMyeon membukakan pintunya.
“Hyura, kenapa kau baru kembali ?” tanya JungMyeon.
“mian Oppa” jawab Hyura lemas.
Perlahan pandangan Hyura mulai kabur, kepalanya
terasa berat sekali. Hidungnya mulai mengeluarkan darah lagi.
“Hyura, kau tidak apa-apa ?” ucap JungMyeon.
Dan tiba-tiba saja ‘Bruk’ Hyura pingsan kedalam
pelukan JungMyeon.
“Hyura, apa yang terjadi ? bangunlah” JungMyeon
mengangkat tubuh Hyura masuk kedalam kamarnya dan meletakannya dikasur.
JungMyeon mengeluarkan beberapa peralatan
obat-obatan yang selalu dia bawa saat kemanapun dia pergi bersama Hyura. Dan
dia mulai memasang alat bantu pernafasan dan infus pada Hyura.
Jungkook yang panik ikut membantu JungMyeon. Tangan
Jungkook tidak pernah lepas dari genggaman tangan Hyura. Apa yang sebenarnya
terjadi pada gadis yang dicintainya tersebut?
“Hyura iroena, apa yang sebenarnya terjadi denganmu
?” ucap Jungkook menghela nafasnya merasa bersalah dan bingung.
“Jungkook, aku berbicara denganmu sebentar” panggil
JungMyeon setelah selesai melakukan pertolongan pertama pada Hyura.
JungMyeon mengajak Jungkook berbicara pada ruang
tamu yang terdapat pada kamar hotel tersebut.
“sebelumnya aku ingin bertanya dahulu, apa yang
sebenarnya terjadi pada Hyura ?” tanya Jungkook tegas.
“sebenarnya aku sudah lama ingin mengatakan ini
padamu, tapi Hyura selalu melarangku”
“apa ?” tanya Jungkook penasaran.
“dia mengidap penyakit yang serius itu sudah stadium
akhir” ucap JungMyeon.
“mwo ?? cih, apa kau bercanda ?” ucap Jungkook tidak
percaya, karena selama dia sekolah bersama Hyura, dia tidak pernah mengeluh
sedikitpun tentang penyakitnya.
“lihat saja dia sekarang, apa aku terlihat bercanda
?”
Jungkook diam sejenak. Dia memang tidak tahu apa-apa
perihal penyakit Hyura, karena Hyura memang menyembunyikannya dari Jungkook.
Dan sebenarnya karena itulah Hyura selalu menolak Jungkook untuk menjadi
kekasihnya, karena itu akan lebih menyakitkan dari penyakitnya sekarang.
“bukankah kau bertanya-tanya bukan ? mengapa
tiba-tiba dia akan menikah denganku ?” tanya JungMyeon.
Jungkook menatap JungMyeon lekat, seakan dia tidak
suka dengan kata-kata menikah yang diucapkan olehnya.
“itu karena permintaan orang tuanya, kami
dijodohkan” ucap JungMyeon.
“mwoo ??” Jungkook sedikit terkejut.
“orang tuanya mengira aku bisa menjaga Hyura dengan
baik. Dan ayahnya adalah teman baik dari ayahku. Aku tahu Hyura sangat
mencintaimu, dia selalu mengatakan itu padaku setiap hari. Maka dari itu aku
mengizinkan dia untuk bertemu denganmu disini. tak ku sangka keadaannya
memburuk seperti itu” jelas JungMyeon.
Jungkook mendengarkan ucapan JungMyeon tak percaya.
Bagaimana bisa itu menimpa kepada gadis yang disukainya ? bahkan dia baru tahu
ternyata Hyura juga mencintainya. Apa alasan dia selalu menolaknya karena
penyakitnya itu ? Ah Hyura, kau benar-benar.
“aku akan mengambil penerbangan kembali ke Korea
besok dan segera memeriksakan kondisi Hyura” ucap JungMyeon.
Jungkook hanya mengangguk mengerti. Tidak banyak
yang bisa dilakukan olehnya. Perasaannya sangat begitu menyesal, mengapa dia
tidak mengetahui dari awal soal penyakit Hyura? Mengapa dia bodoh sekali dan
hanya memikirkan dirinya sendiri? Sedangkan selama ini gadis yang dicintainya
menahan rasa sakit yang parah. Dan saat ini Jungkook merasa tidak berguna bagi
Hyura ?
“bolehkah aku tinggal disini malam ini ? aku rasanya
aku tidak bisa meninggalkannya” pinta Jungkook.
“hffss, tapi aku rasa itu akan membuatnya semakin
memburuk, lebih baik dia tenang dulu tanpa kau” ucap JungMyeon menghela nafas.
“berikan aku kesempatan untuk menjaganya,
bagaimanapun aku adalah satu-satunya lelaki yang tidak akan menyakitinya” ucap
Jungkook menatap tajam mata JungMyeon.
“baiklah, tetapi jika kau tidak akan memperburuk
keadaannya” ucap JungMyeon tegas.
Di mobil Shella.
“Shella-ya, kita mau kemana ? aku tidak hafal jalan”
Jimin yang duduk dibalik kemudi itu bingung harus melajukan mobilnya kemana.
Shella masih terdiam menatap keluar jendela. Pikirannya
tidak bisa tenang malam ini. Air matanya masih terjatuh membasahi mimpinya.
Seharusnya sejak awal Shella sudah tau akan terjadi seperti ini.
Jimin yang sedang menyetir makin tidak tahu harus
membawa Shella kemana. Jelas saja dia tidak tahu daerah disini.
Jimin memutuskan untuk segera berhenti meminggirkan
mobilnya, daripada dia terus berjalan tak tentu arah.
“Shella-ya ?” panggil Jimin lembut.
Shella masih saja belum menjawab panggilan Jimin,
bahkan dia enggan untuk sekedar menolehkan pandangannya. Entah berapa liter air
mata yang sudah dia keluarkan saat ini.
“Shella, aku mohon hentikan” ucap Jimin lagi dengan
nada yang lembut.
Dan saat ini Shella mulai menolehkan wajahnya
menatap Jimin. Matanya sudah mulai membengkak karena sudah hampir 3 jam dia
menangis.
Jimin mengelus pelan kepala Shella. Jimin tidak tahu
harus bagaimana dengan keadaan Shella sekarang.
“kau ingin pergi kesuatu tempat ? tunjukan aku
jalannya. Aku akan mengantarmu” ucap Jimin.
Shella hanya mengangguk kepalanya.
**
Setelah sekian lama menempuh perjalanan, akhirnya
sampai juga. Tidak lama Jimin mulai memarkirkan mobilnya.
“apakah ini tempatnya ? lumayan juga. ayo kita
keluar” ucap Jimin melihat pemandangan disekitar tempat itu.
Jimin dan Shella mulai turun dari tempat itu dan
duduk diatap mobil.
“ternyata di Indonesia ada tempat seperti ini. Ini
sangat indah” ucap Jimin.
“ini satu-satu tempat yang masih asri di Jakarta,
ini aset Appaku” ucap Shella sedikit menjelaskan dengan suara lemahnya.
“ahh, lihatnya seluruh kota bisa terlihat dari sini”
ucap Jimin terpesona dengan pemandangan diatas bukit tersebut.
Shella dan Jimin begitu menikmati pemandangan dari
atas bukit tersebut. Dan tiba-tiba saja Shella mulai terisak kembali.
“apa yang harus aku lakukan ?” ucap Shella ditengah
isakan tangisnya. Hatinya begitu sakit sekali.
“berhentilah menangis, itu akan membuatku terluka
juga” ucap Jimin.
Dan itu malah membuat isakan tangis Shella semakin
membesar.
“mianheee, aku tidak berguna lagi sekarang” ucap
Shella.
“Shella, aku mohon berhentilah” ucap Jimin.
Tangannya mencoba menggenggam tangan Shella yang sedang menggenggam erat
dressnya. Bagaimanapun Jimin tidak akan membiarkan gadis yang disukai itu
terluka terlalu dalam. Bukankah Jimin sudah berjanji untuk selalu mengobati
setiap luka yang ada pada tubuh Shella.
Shella menolehkan wajahnya pada Jimin.
“berhentilah menangis” pinta Jimin lagi, lalu tangan
kiri Jimin mulai menghapus air mata yang membasahi pipi Shella.
“kau akan baik-baik saja Shella-ya” ucap Jimin yang
kemudian memeluk erat tubuh mungil Shella. Mendekapnya dengan penuh harapan,
memberikan kehangatan padanya.
“mianhe Jimin-ah” ucap Shella didalam pelukan Jimin.
Jimin mulai melepaskan pelukannya, menatap wajah
Shella lekat. Kemudian Jimin mulai mendekatkan wajahnya pada Shella, perlahan.
Tidak lama bibirnya sudah menempel pada bibir Shella. Melihat tidak ada
penolakan darinya, Jimin mulai melumatnya perlahan bibir Shella.
Shella hanya diam, menerima setiap sentuhan yang
diberikan oleh Jimin. Entah kenapa rasa begitu berbeda. Jantung Shella berdetak
lebih cepat dari biasanya, bahkan melebihi ketika bersama Jungkook.
Terbuai oleh perlakuan Jimin, Shella mulai
melingkarkan tangannya pada leher Jimin dan membalas lumatan bibir Jimin. Jimin
menekan tengkuk Shella untuk memperdalam ciuman mereka.
Cukup lama bibir mereka bersatu, akhirnya Jimin
melepaskan tautannya. Membiarkan mereka berdua menghirup udara lebih banyak
lagi.
Shella menundukkan kepalanya, mungkin karena merasa
malu atau merasa bersalah. Ciumannya kali ini dengan Jimin begitu membuat candu
baginya.
‘bagaimana bisa aku merasa seperti ini dengannya ?’
batin Shella.
“apa kau marah padaku ?” ucap Jimin gugup melihat
tingkah Shella yang hanya menundukkan kepalanya daritadi.
“ahh t-tidak” jawab Shella dengan gugup juga.
Suasana mereka saat ini benar-benar canggung.
“mianhee, aku melakukan sesuatu yang salah” ucap
Jimin merasa bersalah dengan tindakannya tadi.
“aku tidak apa-apa” Shella hanya menundukan
kepalanya, rasanya wajahnya sudah memerah saat ini.
“apa kau ingin pulang ?” tanya Jimin.
“ahh iyaa” jawab Shella.
Seperti itu keputusan yang tepat daripada harus
merasa canggung berdua dengannya seperti itu.
Shella dan Jimin mulai masuk kedalam mobilnya dan
kembali pulang kerumah. Didalam mobil mereka sama sekali tidak berkata apapun
selain Shella menunjukkan jalan pada Jimin.
Beberapa hari kemudian.
Shella baru saja menyelesaikan ujian sekolahnya dan
sudah beberapa hari ini Shella tidak bertegur sapa dengan Jungkook, lebih
tepatnya Shella mengabaikan Jungkook. Setiap kali Jungkook menyapanya atau
berbicara dengannya, Shella hanya diam saja tanpa mengucapkan sepatah katapun
dan menghindar darinya. Jungkook bingung apa yang terjadi dengan Shella,
mengapa dia seperti itu?
Jungkook sudah berkali-kali mencoba bertanya kepada
Shella apa alasan Shella menjadi seperti itu, tetapi hasilnya selalu saja
nihil, karena Shella sama sekali tidak mau menjawab pertanyaan Jungkook dan
pergi begitu saja. Dia juga sempat meminta batuan dari member lain untuk
bertanya dengan Shella, tapi jawaban Shella selalu sama ‘aku tidak apa-apa/aku
baik-baik saja.’
Mungkin perasaan Shella masih terlalu sakit untuk
sekedar berbicara dengan Jungkook, hanya satu-satunya member yaitu dengan
Jiminlah dia mau menumpahkan segala kesedihan dan kesakitan hatinya. Shella
mulai merasa nyaman dengan Jimin, terlebih memang Jimin dari awal sangat
perhatian dengannya. Dan ditambah kondisi hati Shella yang terpuruk seperti
ini. Sempat terfikir dalam benak Shella, apakah dia sudah jatuh dalam pesona
Jimin ? bukankah itu mustahil ? dia juga tidak tahu yang dia lakukan itu benar
atau salah.
**
Jungkook duduk dibangku balkon kamarnya. Dia
membungkukkan badannya dengan kedua tangan memegang kepalanya yang terasa
sangat berat. Banyak beban yang harus dia fikirkan akhir-akhir ini, Shella yang
tidak mau berbicara dengannya, Hyura yang sakit parah, konser yang akan
diadakan sebentar lagi dan harus menghafal semua koreografinya.
“aaaarrrggghhhhhh” Jungkook berteriak seraya
mengacak-acak rambutnya sendiri. Dan kemudian mengusap kasar wajahnya.
V dan Jin hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah
Jungkook dari dalam kamarnya. Jimin yang saat itu juga sedang berada dikamar
itu merasa geram.
“apakah dia akan baik-baik saja ?” ucap Jin.
“Hyung, kau hampiri dia” ucap V menyuruh Jin hyung
untuk menenangkan Jungkook.
“tidak usah, dia butuh waktu sendiri” jawab Jin
seraya membereskan baju-bajunya.
“dia bisa gila jika terus berlama-lama seperti itu”
ucap V yang sedikit khawatir dengan keadaan Jungkook sekarang.
Jimin yang mengetahui keadaan sebenarnya itu hanya
terdiam dalam lamunannya.
Jin menghela nafas menatap punggung Jungkook yang
sedang depresi itu dari dalam kamarnya.
“bahkan dia tidak makan dan tidak tidur selama
beberapa hari ini hyung” tambah V yang semakin memperbesar rasa khawatirnya.
“bukankan kondisinya harus fit, konser kita akan
dilakukan sebentar lagi” ucap Jin.
“benar. Sebenarnya apa yang terjadi antara dia dan
Shella ? apa mereka benar-benar putus ?” V bertanya-tanya dengan wajah
polosnya.
“dengar-dengar bahkan Shella tidak mau berbicara
dengan Jungkook sepatah katapun” tambah V.
“sudahlah, aku akan mencoba berbicara dengannya
nanti” ucap Jin.
“hyaaa, hyung mengapa kau diam saja ? kau tidak
merasa khawatir dengan Jungkook ?” ucap V setelah menyadari keberadaan Jimin
yang hanya diam saja daritadi.
“eoh, tentu saja aku mengawatirkannya” ucap Jimin
setelah lamunannya dibuyarkan.
**
Disisi lain, Shella duduk dipinggir ranjang tempat
tidurnya dengan memeluk kedua lutut kakinya. Matanya terasa pedih karena hampir
tiap malam dia menangis, tetapi untung saja ujian yang dia lakukan selama 3
hari kemarin berjalan dengan lancar, walaupun dihantui dengan bayangan Jungkook
dan Jimin terus setiap saat.
Shella merebahkan badannya diatas kasur kesayangan
miliknya tersebut. Dia meraih handphonenya dan mengecek isi pesannya yang sudah
beberapa hari ini tidak dia baca. Kemudian membaca pesan terakhir yang ternyata
dari sahabatnya tersebut.
From : Kharissa
Shell, apa kau
akan ikut ke club denganku malam ini ? sedikit menghilangkan jenuh usai ujian,
ayolah kita akan bersenang-senang^^
Shella menatap layar ponselnya, pikirannya berputar.
Sebelumnya dia tidak pernah pergi ke club sama sekali, apalagi untuk
menari-nari tak tentu arah dengan para lelaki tidak dikenal hingga mabuk. Tapi
dengan perasaan yang seperti sekarang ini, seperti itu sesuatu yang harus
dicoba.
Dear : Kharissa
Baiklah, kita akan bertemu diclub.
Shella meletakkan handphonenya kesembarang tempat.
Entah pilihannya itu benar atau tidak, tapi dia benar-benar ingin melupakan
masalahnya saat ini. Rasanya sudah cukup Shella menangis dan mengurung diri
dikamar seperti ini. Karena jika harus bercerita dengan Kharissa atau Nadia
pasti mereka akan lebih menganggap dia gila, karena kedua sahabatnya itu masih
tidak mempercayai BTS ada dirumahnya saat ini, apalagi mempercayai bahwa Shella
terlibat urusan percintaan mereka.
“Shella-ya ?” panggil seseorang dari depan pintu
kamarnya.
“apakah aku boleh masuk ?” tanya seseorang itu lagi.
Shella mendengar suaranya itu tidak asing baginya,
siapa lagi kalau bukan Jimin. Karena saat ini hanya dengan Jimin lah Shella mau
menceritakan semuanya tentang masalah dan apa yang dirasakannya. Dan dia
termasuk member yang paling dekat dengannya.
“masuklah” teriak Shella memberi jawaban.
Jimin memasuki kamarnya dan langsung ikut
membaringkan tubuhnya disamping Shella.
“kau sudah makan ? kau terlihat lebih kurus beberapa
hari terakhir ini” ucap Jimin khawatir.
“bagus deh, jadi aku tidak perlu berdiet lagi” jawab
Shella enteng.
“hyaaa!! Apa kau tidak mengkhawatirkan sedikitpun
dengan kesehatanmu ?” ucap Jimin dengan nada sedikit meninggi.
“aku sedang malas mendengar celotehmu” jawab Shella
enggan meneruskan percakapan itu.
“aishhh, sampai kapan kau akan seperti itu terus ?”
ucap Jimin.
Shella hanya terdiam mengabaikan pertanyaan Jimin
dan bangkit dari posisi tidurnya menjauhi Jimin.
Jimin hanya menghela nafas panjang melihat tingkah
Shella seperti itu. Dia akan terus berusaha untuk mengembalikan Shella yang
dulu. Jimin bangkit dan mensejajarkan posisinya dengan Shella.
“apa kau marah karena malam itu? mungkin karena aku
juga, tidak hanya Jungkook ?” tanya Jimin tiba-tiba.
Degh. Shella cukup terkejut dengan pertanyaan Jimin
yang satu itu. Shella mengingat kembali kejadian dia berciuman dengan Jimin
setelah tragedi yang menggerus hatinya dan membuatnya menjadi seperti ini.
“.....” Shella hanya terdiam.
“ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu” ucap
Jimin lembut.
“apapun itu aku tidak akan mendengarnya jika itu tentang
dia” jawab Shella mengalihkan pandangannya.
“tapi kau tetap harus mendengarnya” ucap Jimin
sedikit menegaskan.
Shella hanya terdiam dan mulai kembali fokus pada
handphonenya.
“miyane, jika aku pernah melakukan kesalahan padamu,
tapi sekali saja kau dengarkan perkataanku” ucap Jimin lagi.
Dan percuma saja, Shella hanya terdiam sama sekali
tidak merespon ucapan Jimin dan pura-pura tidak mendengarnya.
“terserah kau mau mendengarnya atau tidak, aku tetap
akan mengatakannya padamu” Jimin menghela nafas panjang bersiap untuk berbicara
dengan Shella.
“bukannya aku tidak mengerti perasaanmu sekarang,
tapi kau harus melihat kondisi Jungkook saat ini, dia benar-benar terlihat
sangat depresi, kami sudah berusaha untuk menenangkannya tapi sepertinya
hasilnya percuma” ucap Jimin.
Shella mulai menghentikan aktifitasnya dan menatap
tajam ke arah Jimin.
“aku sudah tidak ada urusan dengan itu, bukankah dia
sudah memiliki wanita yang lebih disukainya ? berarti apa aku baginya ?
seharusnya dia datang kepada wanita itu” ucap Shella mempertegas.
Tiba-tiba saja mata Shella kembali berkaca-kaca.
Entah mengapa setiap mendengar nama Jungkook hatinya begitu sakit. Karena jika
mendengar namanya, yang terlintas dalam benak Shella hanya bayangan Jungkook
dan Hyura yang dia lihat pada saat itu. Shella merasa bahwa dirinya bukan
apa-apa dibanding Hyura yang sudah mengenal Jungkook lebih dalam.
“aku memang tidak mempunyai hak dalam urusan
hubungan kalian dan ini juga bukan tentang perasaanmu, tapi ini menyangkut grup
kami” ucap Jimin.
Jimin bangkit kemudian merubah posisi menjadi didepan
Shella seraya menjajarkan posisinya dengan posisi Shella.
“Konser kita akan diadakan sebentar lagi, ku mohon
buatlah dia baik kembali, karena aku yakin hanya kau yang bisa. Bagaimanapun
Jungkook penting bagi kami, dan aku mewakili BTS memohon kepadamu untuk
melakukan itu” ucap Jimin memperlemah suaranya.
“.....” Shella masih terdiam, kelopak matanya masih
berusaha membendung air mata yang hendak jatuh tersebut.
“waktu kita tidak banyak Shella-ya. Aku berharap kau
mengerti. Jika kau benar-benar membencinya, kau tidak perlu waktu lama, karena
setelah melakukan konser, kita akan segera kembali ke Korea” Jimin bangkit dari
tempat duduknya.
“Dan kau hanya perlu melupakan kami” ucap Jimin
dengan suara lirih, lalu berjalan pergi meninggalkan Shella yang sedang menahan
isakan tangisnya tersebut.
Jimin berhasil keluar dari kamar Shella. Dibalik
pintu Jimin mengusap wajahnya dengan kedua tangannya kasar. Kenapa saat ini
malah hatinya yang terasa sakit ? dia memikirkan apa benar dia akan segera
berpisah dengan Shella ? apakah mereka tidak akan bertemu kembali ? Jarak Korea
– Indonesia, apa itu akan menjadi penghalang baginya nanti ? apa tidak ada hal
lebih penting lain yang bisa dia pikirkan? Tentu saja tidak ada, Shella adalah
yang terpenting bagi Jimin saat ini. Jimin memegangi dadanya yang begitu terasa
sesak.
Disisi lain Shella menumpahkan semua
tangisnya didalam kamar. Suara isakan tangisnya itu menggema diseluruh ruangan
tersebut.
Malam Harinya
Shella mempoles sedikit wajahnya dengan make up
untuk menutupi wajahnya yang kusam dan matanya yang bengkak karena terus
menerus menangis. Shella sedang bersiap-siap untuk segera pergi ke club
menyutujui ajakan sahabatnya Kharissa tadi. Dress mini warna hitam ketat itu
menghiasi tubuh Shella saat ini, jujur saja semenjak membeli pakaian itu baru
sekali ini dia pakai karena memang Shella tidak begitu menyukai pakaian ketat
yang memperlihatkan bentuk lekuk tubuhnya.
Setelah persiapannya selesai. Shella melihat
penampilannya didepan cermin, dengan membawa tas tangan warna hitam yang ada
digenggamannya dan mantel berwarna coklat menggantung dikedua sisi bahunya.
‘baiklah Shella, kau akan menjadi wanita yang
berbeda malam ini’ batinnya.
Kemudian dia berjalan tergesa-gesa keluar kamarnya,
berharap jangan sampai bertemu dengan member BTS karena sudah pasti itu meribetkan
untuk Shella. Dia berjalan melintasi ruang tamu rumahnya, dan terdapat para
member BTS disana. Jang. Ternyata dugaannya salah.
“whoaa, kau terlihat berbeda Shella-ya” ucap V
begitu melihat penampilan Shella.
“apakah itu termasuk proses pendewasaan setelah
lulus dari SMAnya ?” ledek Suga.
Shella merasa sedikit risih juga dengan pakaian yang
dia gunakan saat ini, tetapi dia mencoba bersikap biasa saja. Shella yakin
semua member BTS pernah melihat lebih dari apa yang digunakan pakaian minim
Shella saat ini, apalagi di negara mereka Korea sana.
“omo! Shella-ya, tumben sekali kau berdandan dan kau
akan pergi kemana dengan pakaian seperti itu ?” tanya Jhope membulatkan
matanya.
“aku akan pergi dengan teman-temanku, baiklah aku
pergi dulu” jawab Shella tersenyum simpul kepada para mereka.
Shella mengetahui ada Jungkook disana, maka dari itu
dia tidak ingin berlama-lama ditempat itu dan berusaha dengan cepat mengakhiri
pertanyaan yang terus dilontarkan kepadanya.
“dengan pakaian seperti itu ? apakah ada acara ulang
tahun ?” tanya Jhope lagi menahan kepergian Shella.
“tidak, hanya ingin bersenang-senang” jawab Shella.
“lebih baik kau ganti pakaianmu, itu terlalu
terbuka” ucap Jimin mendekati Shella yang menutup sebagian tubuh Shella dengan
mantel yang menggantung dibahunya.
“tidak apa-apa, aku nyaman dengan ini” jawab Shella,
padahal dalam hatinya dia juga tidak menyukainya.
“baiklah sudah cukup, aku pergi dulu Oppa” Shella
berjalan dengan mempercepat langkahnya menuju garasi mobilnya.
Melihat itu Jungkook buru-buru bangkit dan segera
mengejar Shella. Jimin ingin ikut mengejarnya tetapi kemudian ditahan oleh
Jhope.
Saat hendak membuka pintu mobil, Jungkook sudah
lebih dulu menggenggam erat tangan Shella.
“ada apa ini ? lepaskan” Shella meronta mencoba
melepaskan setelah mengetahui Jungkook yang sedang memegang tangannya.
“sudah cukup kau seperti ini, berhentilah sekarang”
ucap Jungkook tajam.
“aku tidak punya waktu berbicara denganmu dan mulai
sekarang kita sudah tidak ada urusan lagi” jawab Shella ketus dan menatap tajam
kembali mata Jungkook seraya menahan sesak yang ada didalam dadanya.
“apa yang membuatmu menjadi seperti ini Shella-shi ?
apa salahku padamu? Cepat katakan !!” ucap tegas Jungkook, matanya mulai
berkaca-kaca.
“.....” Shella hanya terdiam dan masih terus menatap
mata Jungkook.
“baiklah jika masih belum mau menjawabnya, bukankah
kau akan pergi, aku akan ikut denganmu” Jungkook segera berjalan duluan kearah
pintu mobil samping kemudi dan duduk didalamnya.
“apa yang kau lakukan ?” teriak Shella melihat
perilaku Jungkook seperti itu.
“cepat masuk, jalankan mobilmu” jawab Jungkook
dengan melipat kedua tangannya didepan dada.
Shella mematung, dia menghela nafas berat dan
kemudian segera masuk kedalam mobilnya. Menyalakan mesin mobilnya dan melajukan
mobilnya dengan kecepatan tinggi tanpa menoleh sedikitpun ke arah Jungkook.
Jungkook terus berpegangan pada handle untuk
mengimbangi gerakan tubuhnya didalam mobil, sesekali Jungkook menoleh kearah
Shella. Yap, Jungkook melihat Shella meneteskan air matanya, tapi setiap kali
air mata itu jatuh Shella segera menghapusnya kasar. Jungkook tau Shella sedang
menahan sesuatu, dan Jungkook juga tau jika sebenarnya dia sudah menyakiti hati
gadisnya tersebut.
‘miyane Shella-ya’ ucap Jungkook dalam hati.
....................................................................................................
Shella Home
Para member merasa heran dengan memperhatikan
tingkah Shella dan Jungkook. Tiba-tiba saja raut wajah Jimin sedikit berubah.
Mungkin ada perasaan cemas dalam hatinya.
“apakah Jungkook ikut pergi dengan Shella ?” tanya
V.
“sepertinya begitu, semoga saja malam ini hubungan
mereka akan segera membaik” harap Jin.
“aku mulai mengkhawatirkannya” ucap V lagi.
“sudahlah, Jungkook sudah dewasa sekarang, dia bisa
mengurus dirinya sendiri dan menyelesaikan masalahnya” ucap Suga dewasa.
Para member hanya menghela nafas secara bersamaan
mendengar perkataan Suga dan mengingat hal yang sedang menimpa dongsaengnya
tersebut.
**
Shella Pov
Tidak lama setelah itu aku mencari tempat untuk
memarkirkan mobilku di halaman club yang cukup besar itu. Aku masih duduk
terdiam didalam mobil, begitu juga Jungkook.
“mengapa kau tidak turun ? bukannya kau akan bertemu
teman-temanmu ?” tanya Jungkook mulai membuka suara.
“hffsss...” Aku hanya menghela nafas panjang dan aku
menoleh kearah lelaki yang paling menyebalkan saat ini menurutku.
“bagaimana bisa aku membiarkanmu ikut denganku
dengan popularitasmu itu ?” tanyaku sedikit lesu.
“apakah didalam sana akan ada banyak orang yang
mengenalku ? lagipula aku juga tidak peduli, selama kamu tidak mau menceritakan
apa yang sebenarnya terjadi hingga membuatmu seperti ini, aku akan terus
mengkutimu kemanapun kau pergi” jelas Jungkook.
Tiba-tiba aku teringat perkataan Jimin tadi siang.
Tidak lama BTS akan melakukan konser dan setelah itu mereka akan kembali ke
Korea. Apa yang harus aku lakukan ? aku memejamkan mataku sejenak.
“baiklah, aku akan berbicara denganmu, tapi tidak
sekarang atau tidak tau kapan” ucapku sambil membuka pintu mobil. Jujur saja
perasaanku masih sakit mengingat kejadian waktu itu. Mungkin aku masih butuh
waktu untuk berbicara dengannya.
Kulihat Jungkook hanya terdiam, kemudian mengikuti
langkahku dari belakang memasuki club tersebut. Untung saja temanku Kharissa
menyewa privat room malam ini, jadi mungkin itu akan cukup aman untuk Jungkook.
Dan lagipula didalam sangat ramai dan dipenuhi orang mabuk jadi sepertinya
tidak ada orang yang mungkin sempat untuk sekedar mengenali Jungkook.
Jujur saja aku baru pertama kali pergi ketempat
seperti ini, ya seperti dugaanku, bau asap rokok dan alcohol menyelimuti udara
didalam bar club tersebut, sungguh aku sangat tidak menyukainya. Tempat
berkumpul sebagian warga Jakarta bergengsi tinggi untuk melepas penat atau
berbagai masalah dunia dengan cara yang salah menurutku. Karena dinegaraku
Indonesia melarang peredaran bebas minuman beralcohol tersebut.
“kau mau apa ketempat seperti ini ?” tanya Jungkook heran.
“bertemu teman” jawabku enteng. Dan akhirnya
Jungkook tidak berkomentar kembali.
Aku melihat sekeliling mencari seseorang diantara
puluhan orang yang sedang menari tak tentu arah mengikuti alunan musik DJ. Dan
mataku tertuju pada salah satu bartender yang sedang sibuk menuangkan minuman
kedalam gelas. Aku menghampirinya diikuti oleh Jungkook.
“permisi, room atas nama Kharissa disebelah mana ya
?” tanyaku sedikit berteriak karena alunan musik DJ yang begitu keras.
“tunggu sebentar” jawab bartender tersebut.
Bartender itu berjalan belakang seperti sedang
memeriksa sesuatu dan tidak lama dia datang menghampiriku kembali.
“dia berada di room nomer 102 nona” jawab ramah
bartender tersebut.
“baiklah terimakasih” ucapku tersenyum pada pegawai
bar tersebut, dan segera melangkah mencari room 102 diikuti oleh Jungkook yang
hanya menuruti langkahku daritadi.
“ah ini dia” ucapku setelah beberapa menit mencari
room yang semestinya.
Aku segera membuka pintu room tersebut dan menyuruh
Jungkook untuk menunggu diluar dahulu. Setelah itu aku mendapati Kharissa yang sedang
duduk menunduk sendirian dengan menggunakan pakaian atasan tangtop dan rok
mininya ciri khasnya ditambah segelas wine berada di genggaman tangannya. Dan
beberapa botol wine diatas meja yang belum terbuka. Aku memikirkan entah
Jungkook akan merasa nyaman dengan ini atau tidak.
“oh, Shella kamu datang juga akhirnya” ucap Kharissa
disusul cengirannya. Sudah dipastikan dia sedikit mabuk.
“iya, hmm aku dengan seseorang tapi sebelumnya aku
ingin berbicara denganmu, kamu masih sedikit sadar kan ?” tanyaku ragu.
“hahaha iya tenang saja Shell, aku belum mabuk kok
aku baru minum 2 gelas saja haha” jawab Kharissa diikuti tertawa khas orang
mabuk tersebut.
‘bagaimana bisa dia menyebut dirinya tidak mabuk
dengan cara bicaranya yang seperti itu’ gerutuku dalam hati.
“lalu dengan siapa kamu kesini ?” tanya Kharissa sambil
meneguk sisa wine yang ada didalam gelasnya.
“Jungkook” jawabku singkat.
To Be Continue...
Ehem.. mau curhat sedikit boleh kali ya? Buat yang
mau baca aja sih hehe:’) sebelumnya author mau minta maaf yang sebesar-besarnya
untuk para readers yang udah lama bgt nunggu kelanjutan FF iniL yap bener, FF ini udah hampir
satu setengah tahun/dua tahun gak aku lanjutinLL kalau gak salah terakhir nulis
FF sebelum aku UN tahun 2015 huhuhu miaannn:’( :’(. Jadi ceritanya abis UN itu
aku lagi dilema sibuk cari kampus gitu, pokoknya lagi galauin universitas deh,
akhirnya setelah aku dapetin kampus yang aku mau, aku liburan ke Jogja lama,
engga liburan sih lebih tepatnya pulang kampung lama bgt diJogja. Sedangkan di
Jogja gak bawa laptop dan gak ada internet. Dan akhirnya pulang ke Jakarta pas
udah mempet bgt masuk kampus. Aku kira setelah masuk kampus bisa curi-curi
dikit gitu buat nulis FF, tapi ternyata......... ampun mak, boro-boro inget FF,
inget makan aja enggaLL (tapi gak
kurus-kurus) hufff, tugas numpuk parah, tiada hari tanpa tugas pokoknyaL abis itu sibuk persiapan buat
UTS, UAS, sibuk main dan sibuk pacaran juga sih hehe:””))) ya pokoknya sibuk
yang lain-lain juga. Sampai pada akhirnya kemarin aku baru sempet buka folder FFku
dan aku nemuin part 11 yang udah aku tulis daridulu ini tapi udah aku perbarui
sedikit sih. Hmm... Ngerasa bersalah bgt sih sama kalian readers yang sampe
ngirim pesen di dm instagram, twitter, dll nagih untuk kelanjutan FF ini, tapi
mungkin jawaban aku bikin kalian kecewa dan aku bilang klo aku udah lupa sama
jalan ceritanya jadi kemungkinan gak bakal aku lanjutinLL tapi akhirnya aku mutusin untuk
baca ulang FF abal-abalku ini dari awal dengan niatan mau ngelanjutin sampai
akhir, tapi jujur aja aku masih susah nyari waktu buat nulis dan cari inspirasinya,
ini aja aku post FF ini jam 1 malem. Jadi harap maklum yang sebesar-besarnya
jika part ke 12 nanti mungkin lama juga untuk aku postingnya, tapi aku bakal
usahain tetep lanjutin kok. Aku minta maaf yang sebesar-besarnya dan maaf juga
udah bikin kalian kecewa bgt huaaaaLLLLL dan makasih
banyak buat readers yang masih setia nungguin FF abal-abal kyk gini sampe
ngirim pesen berkali-kali ke semua sosmed aku, tapi gak tau deh sekarang masih
ada yang mau baca apa enggaLLL Huhu maaf
sekali lagi maaf bangetLLL.
Oke sekian.
Lanjut pls... 😢 thor... aku baca ko
BalasHapusYaampun thor, aku baca ff pt 10 dari aku jadian ampe putus lagi ampe dapet pacar lagi baru keluar yg pt 11 ã… ã… sedih pula, jgn lama2 ya thor plis
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusplisss lanjuttt terus thor sumvah nunguin banget lanjutannya
BalasHapusduhh kapan di next nya,galau nihh 😢
BalasHapusthor lanjut suka sama ni ff ������
BalasHapusjangan lama lama yaa
lanjutt dong
BalasHapuslanjut dong
BalasHapusUdh lama lho thor, emang sih ga blh maksa tapi usahain jgn lama lama yaa ^^ semangatt thor
BalasHapusBtw thor.. itu di wattpad ada yang nge copas cerita ini ã… ã… Dia ganti nama tokohnya jadi yuna. Tp ada beberapa nama yg lupa dia ganti gt. Itu jalan ceritanya persis banget aku yakin. Just info aja thor. Habisnya aku kesel bacanya.
BalasHapusBisa liat link wattpadnya gak?
HapusKak kapan keluar episode 12?
BalasHapusYah hampir setahun dari episode 11
Masih sibuk kuliah apa? Please pt 12
kapan di lanjutnya gue nunggu ff ini setaub
BalasHapuskapan di lanjutnya gue nunggu ni ff setaun
BalasHapusHUA GUA BACA CERITA SENDIRI GAK YAKIN BAKAL BISA NULIS LAGI YAALLAH ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
BalasHapusKAKAAAA LANJUT NGETIKNYA DONG,, NUNGGU TAMAT FF INI DARI SMP KELAS 3 SAMPE SEKARANG SMA KELAS 3, AKU SELALU MENUNGGU INIIIIIIIIII
BalasHapusWKWKWK FF Ter Tua BTS yang gua baca dan ga tamat tamat anjerrrr
BalasHapuskak lanjut nuliss lagiii donggggg
BalasHapusditerusin lagi dong plisss :"(
BalasHapuskak please lanjut penasaran ceritanya tertarik please kak
BalasHapusKak nggak mau lanjut kah? Aku nungguin ini dari smp kelas 3 terus sekarang udah lulus, belum dilanjutin :(
BalasHapusSuka banget sama ceritanya. Alurnya, penjabarannya, suka banget. Kalau kakak mau boleh lah dilanjut :)
Thank you semoga kakak baca. Semangat ya
Sayang bgt kak, aku baca ini udah dari bbrp tahun yg lalu, sebelum ada wattpad malahan, tapi aku gk pernah lupa sama judul ff nya kakak, malah bisa di bilang ini ff BTS yang pernah aku baca
BalasHapusTah gak? Ff ini aku baca bertahun tahun yang lalu dan cuma ini yang ngga pernah aku lupa. Sesekali aku cek ke sini buat liat kelanjutannya tapi sampai sekarang masih ngga ada.. Kadang aku mikir, 'kenapa authornya ngga buat wattpad aja? Biar aku bisa nungguin notif epsnya dengan lebih tenang dan jelas?'. mungkin author memang udah ngga bisa ngelanjutin ceritanya lagi, tapi makasih banyak karena udah pernah ngasih kami pengalaman baca yang menarik dengan jalan cerita se-epic ini. Kecewa sih, tapi ini kan keputusan author juga. Kami pembaca cuma bisa menikmati dan menghormati author aja.
BalasHapus